RADAR TEGAL – Berita duka telah terjadi bencana tanah longsor di Natuna, Kepulauan Riau pada hari Senin, 6 Maret 2023 sekitar pukul 11.15 WIB. Dugaan awal penyebab kejadian ini adalah karena intensitas hujan yang tidak berhenti.
Dugaan tersebut juga dibenarkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Faktor utama terjadinya tanah longsor di Natuna khususnya di Desa Pangkalan adalah adanya hujan tanpa henti.
Dan di sana lokasinya memiliki kemiringan lereng tebing yang curam. Selain itu tanah pelapukan yang tebal dari batuan tua sehingga memiliki risiko yang tinggi terjadinya tanah longsor di Natuna seperti yang terjadi sekarang ini.
Akibat dari tanah longsor di Natuna ini adalah satu desa tertimbun material longsor dan terdapat 26 rumah dan 1 masjid yang ikut terkena runtuhan tanah dan batu. Selain bangunan, bencana itu juga menimbulkan banyak korban jiwa.
Jumlah Korban Jiwa
Bahkan sampai sekarang ada yang masih belum ditemukan. Berdasarkan informasi terkini, korban meninggal dunia akibat tanah longsor di Natuna sebanyak 12 orang. Dan sebanyak 43 korban jiwa masih belum berhasil ketemu, 5 korban l
uka berat dan 3 luka sedang.
BACA JUGA: Longsor Timbun Natuna : Kronologi Hingga Jumlah Korban Terbaru
Selain itu, terdapat 1.216 warga Desa Pangkalan yang berhasil selamat dari bencana ini. Kemudian, karena rumah mereka sudah tertimbun tanah, mereka terpaksa harus mengungsi.
Para warga juga disarankan tetap mengungsi sampai keadaan sudah mulai membaik. Terdapat 4 lokasi pengungsian yaitu di PLBN, Puskesmas, Masjid, dan Sekolah.
“Saat ini telah mengungsi di beberapa titik pengungsian antara lain pengungsian PLBN atau pos lintas batas negara berjumlah 219 orang, kemudian pengungsian di lokasi Puskesmas 219 orang, pengungsian pelimpak dan masjid Al Furqon 500 orang, dan pengungsian di SMA satu Serasan 222 orang,” Kata Ahmad Ramadhan Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen.
Upaya Evakuasi Terus Berlanjut
Ahmad Ramadhan juga membentuk tim gabungan untuk melakukan evakuasi korban yang masih hilang akibat bencana tanah longsor di Natuna, Kepulauan Riau. Tim gabungan yang bergerak sebanyak 248 orang.
“Evakuasi pencarian korban terdiri dari anggota Polri sebanyak 145 anggota kodim, kemudian juga ada dari Basarnas 37, personil dari BPDB sebanyak 15 personil, kemudian petugas damkar 17 personel, kemudian komposit Gardapati sebanyak 25 personil, kemudian dari ada juga dari Satpol PP 5 personel, dan dokter serta Perawat 4 orang,” Jelas Ahmad Ramadhan.
BACA JUGA: Kabupaten Tegal Banjir, Jalanan dan Pemukiman Terendam
Namun, proses pencarian korban terhalang oleh cuaca yang kurang mendukung. Cuaca yang buruk dengan kondisi tanah yang masih belum stabil akan membahayakan tim. Sehingga hari ini upaya pencarian belum dapat terlaksana.
Alokasi Bantuan Bagi Korban
Di sisi lain, dengan adanya bencana besar seperti ini, pastinya merek sangat membutuhkan bantuan dari orang lain. Tidak hanya soal makanan tetapi juga untuk keperluan lainnya yang mereka butuhkan selama berada di lokasi pengungsian.
“BNPB juga membawa beberapa logistik dan peralatan yang meliputi tenda pengungsi 4 buah, tenda keluarga 100 buah, selimut 500 kasman, matras 500 kasman, genset listrik ukuran 2 kva 15 unit, paket makanan 1.500, paket rendang 1.500, velbed 200 unit dan lampu garam 100 buah.BNPB juga membawa beberapa logistik dan peralatan yang meliputi tenda pengungsi 4 buah, tenda keluarga 100 buah, selimut 500 kasman, matras 500 kasman, genset listrik ukuran 2 kva 15 unit, paket makanan 1.500, paket rendang 1.500, velbed 200 unit dan lampu garam 100 buah,” Tweet Akun Twitter BNPB.
Demikian informasi mengenai dampak terjadinya tanah longsor di Natuna yang menyebabkan 43 orang belum ditemukan. Semoga tim gabungan segera menemukan para korban. Dan untuk para korban yang selamat, semoga tetap dalam keadaan sehat. Semoga bermanfaat.***
