RADAR TEGAL – Adanya sejumlah balita yang menderita stunting, membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal melalui Kecamatan Margadana berupaya menekannya. Itu, mereka lakukan melalui program Bapak Asuh anak Stunting (BAS).
Walikota Tegal melaunching secara resmi program BAS di Kecamatan Margadana, Kamis 20 Juli 2023 siang. Dengan program itu, harapannya angka stunting di Kota Tegal bisa mereka tekan.
Terkait program itu, Walikota Tegal Dedy Yon Supriyono menyambutnya dengan baik. Selanjutnya, dia mengimbau kepada camat dan lurah agar segera berinovasi.
“Serta menunjukkan praktik baik dalam pelaksanaan aksi cegah stunting di Kota Tegal. Saat ini, Kecamatan Margadana menjawab dengan cepat imbauan tersebut melalui kegiatan ini,”katanya.
Dedy Yon juga mengapresiasi atas sinergitas dan kolaborasi dari Camat Mardagana, para staf, serta seluruh komponen masyarakat. Serta elemen pemangku kepentingan, dalam upaya percepatan pencegahan dan penurunan stunting di Kota Tegal sedini mungkin.
“Saya berharap peran aktif dari seluruh bapak asuh yang berasal dari tim percepatan penanganan stunting. Baik camat dan jajarannya serta lembaga kemasyarakatan di lingkup kecamatan hingga kelurahan,” jelasnya tentang penanganan balita stunting di Kota Tegal.
Dia juga berharap mereka yang terlibat di dalamnya, harus dapat menjadi garda terdepan. Utamanya, dalam memberikan bantuan, penyuluhan maupun dorongan kepada orang tua dan keluarga.
“Karena hal ini penting untuk memenuhi gizi terbaik bagi anak-anaknya agar tidak mengalami stunting,”tandasnya.
Pendampingan balita stunting di Kota Tegal
Camat Margadana, Ari Budi Wibowo menyampaikan balita stunting di Kecamatan Margadana tercatat 226 balita. Itu, terdiri dari 186 balita kategori pendek dan 40 balita kategori sangat pendek berdasarkan data dari Dinkes.
“Kemudian, sesuai dengan hasil validasi dan pengukuran ulang, serta menindaklanjuti hasil rembug stunting para Lurah melakukan kunjungan. Sehingga, mendapati balita penderita stunting sejumlah 160 anak dengan rincian 119 anak kategori pendek dan 41 anak kategori sangat pendek,”tandasnya.
Menurut Ary, jumlah balita stunting di wilayahnya saat ini tentunya masih sangat jauh dari target RPJMD Kota Tegal 2019-2024, yaitu sebesar 4,76 persen. Karenanya, untuk mengejarnya memerlukan upaya penanganan balita stunting di Kota Tegal yang lebih terkoordinir dan terarah.
“Berdasarkan hal tersebut, kami berinisiatif membuat gerakan peduli stunting di Kecamatan Margadana. Melalui peran aktif lembaga kemasyarakatan dengan pola bapak asuh anak stunting,”ujar Ary.
Ary menegaskan, bapak asuh akan memberikan bantuan atau donasi pada anak stunting. Guna mencukupi kebutuhan gizinya setiap hari selama 180 hari kalender.
“Dari hasil koordinasi dengan puskesmas, data anak stunting yang membutuhkan intervensi langsung yaitu 38 anak di wilayah Puskesmas Margadana dan 14 anak di wilayah Puskesmas Kaligangsa,”kata Ary.
Dari 52 balita tersebut, imbuh Ary, setelah pihaknya memilah terdapat 35 balita yang berasal dari orang tua dengan kategori tidak mampu. Sehingga, pihaknya fokus gerakan ini kepada 35 balita stunting di Kota Tegal yang tak mampu.***
