:

Masih Menjadi Misteri, Siapakah Sosok Sabdo Palon dan Naya Genggong?


Misteri Sabdo Palon dan Naya Gonggeng
Sabdo Palon dan Naya Genggong (Foto: kompasiana.com)

RADAR TEGAL – Sabdo Palon dan Naya Genggong adalah dua tokoh legendaris tanah Jawa yang sangat terkenal, terutama dalam hal yang menyangkut ramalan masa depan pulau Jawa. 

Berbagai sumber menyebutkan bahwa Sabdo Palon dan Naya Genggong merupakan punakawan spiritual Prabu Kerthabumi, sang penguasa terakhir Majapahit atau yang terkenal dengan Brawijaya V. 

Selain Prabu Jayabaya, Sabdo Palon dan Naya Genggong adalah dua orang yang pernah memprediksi masa depan Pulau Jawa. 

Hal itu termuat dalam Serat Sabda Palon yang berisi perbincangan mereka dan raja tentang bumi jawa. 

Sosok Sabdo Palon

Sabda Palon hidup pada kerajaan Majapahit dan ia dekat dengan Raja Brawijaya V. Ia terkenal karena pertarungannya dengan Syekh Subakir selama 40 hari 40 malam yang sama-sama imbang kekuatannya. 

Kisah tersebut sangat melegenda pada masyarakat Jawa. Selain itu, nama Sabda Palon terdapat di Serat Darmogandul karangan Ki Kalamwadi. 

Serat tersebut ditulis pada hari Sabtu Legi, 23 Ruwah 1830 atau 16 Desember 1900. Serat ini menggunakan bahasa Jawa ngoko dan termasuk ke dalam kesusastraan Jawa Baru. 

Menurut para ahli spiritual, Sabdo Palon bukanlah manusia melainkan sosok Raja Jin Gunung Tidar, Jawa Tengah. Karena memiliki kesaktiannya yang luar biasa hingga menyebabkan Pulau Jawa menjadi angker. 

Hal itu membuat seorang Raja Turki Mehmed I mengutus Syekh Subakir dan Maulana Malik Ibrahim agar meruqyah Pulau Jawa. 

Singkat kisah, karena kekuatan mereka imbang akhirnya Sabdo Palon dan Syekh Subakir membuat perjanjian agar diizinkan menyebarkan agama islam di tanah Jawa. 

BACA JUGA: Konon Dibangun dalam Semalam, Emang Iya? Ini Sejarah dan Asal Usul Candi Prambanan

Sabda Palon dalam Lakon Mahabarata 

Pada kisah lakon Mahabarata versi Jawa, Sabdo Palon identik dengan tokoh Semar yang terkenal sebagai mahaguru di pulau Jawa. Sosoknya juga seperti titisan dewa yang turun ke bumi dengan sengaja menjadi panakawan. 

Sabda Palon memiliki dua nama, Sabda yang berarti seseorang yang memberi ajaran atau nasehat. Sedangkan Palon, yaitu pengunci kebenaran dalam ruang semesta. 

Hal ini yang membuat Sabdo Palon bertugas sebagai pemomong raja dan pengayom kawula. Namanya juga bukanlah nama asli, melainkan berasal dari Serat Darmo Gandul. 

 

Sosok Naya Genggong 

Naya Genggong merupakan sosok penasehat raja seperti Sabda Palon. Namanya juga bukan nama asli, melainkan berasal dari Naya, yang bermakna abdi raja dan genggong berarti mengulang-ulang suara. 

Makna dari nama Naya Genggong adalah seorang abdi raja yang berani mengingatkan pemimpinnya secara berulang-ulang terkait ajaran kebenaran dan berbagai resiko dalam pengambilan keputusan tertentu. 

Sosok ini juga sama misteriusnya seperti Sabda Palon. Tidaklah jelas apakah mereka satu sosok yang sama atau bukan. Tetapi terdapat pendapat bahwa Sabdo Palon dan Naya Genggong merupakan satu orang dengan dua kepribadian berbeda. 

BACA JUGA: Panembahan Senopati, sang Pendiri Kesultanan Mataram dan Misteri Wafatnya

Pertarungan yang berbuah perjanjian

 

Seperti paparan di atas, pernah terjadi pertarungan antara Sabdo Palon dan Syekh Subakir. Sesaat sampai, Syekh Subakir langsung menuju ke Puncak Gunung Tidar yang merupakan titik pusat tanah Jawa. 

Di sana Syekh Subakir memasang batu hitam yang telah dirajah sebagai tumbal dan ia berhasil menjadi orang pertama yang menumbali Pulau Jawa. 

Namun, kedatangannya tidak tersambut baik oleh Ki Semar Badranaya yang merupakan roh halus penguasa wilayah. Ia tidak senang dengan Syekh Subakir yang melakukan syiar islam. 

Mereka berdua terlibat dalam pertempuran, tetapi karena memiliki kekuatan yang seimbang akhirnya mereka sepakat membuat perjanjian yang disebut sebagai Perjanjian Sabdo Palon.

Perjanjian tersebut berisi empat poin utama. 

  1. Agama islam dalam penyebarannya tidak boleh dengan cara paksaan, apalagi peperangan di tanah Jawa. Penduduk harus memiliki keleluasaan untuk memilih sendiri keyakinannya. 
  2. Terdapat akulturasi budaya Jawa dengan islam dalam hal tempat ibadah. 
  3. Kerajaan islam boleh berdiri di tanah Jawa dengan syarat raja pertama adalah anak campuran agama. 
  4. Tidak boleh mengubah orang Jawa berperilaku kearab-araban. Biarkan orang Jawa tumbuh dengan budayanya. 

BACA JUGA: 15 Mitos Jawa yang Dipercaya Orang sampai Sekarang, Meski Unik Jika Dipikir-pikir Ternyata Ada Benarnya Juga

Itulah ulasan singkat terkait sosok Sabdo Palon dan Naya Genggong yang masih menjadi misteri hingga hari ini. Terdapat juga yang mengatakan bahwa mereka mati dalam keadaan mukso, sehingga jasadnya tidak ditemukan.***

Ikuti Kami di

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *