:

3 Mitos Nikah Beda Suku, Pantangan Besar Untuk Bersatu


Mitos menikah beda suku
Mitos menikah beda suku di Indonesia (Foto: Kompasiana)

RADAR TEGAL – Pernikahan adalah sesuatu yang sakral. Selain bersatunya kedua insan, pernikahan juga menyatukan dua keluarga terutama di Indonesia yang masih kental nilai kekeluargaannya. 

Pandangan untuk menikah beda suku sangat berkembang pesat di masyarakat. Hingga hari ini masih banyak yang mempercayai mitos nikah beda suku. 

Suku Batak tidak bisa menikah dengan Suku Jawa 

Orang Batak memiliki karakter yang keras dan terbiasa berbicara dengan intonasi suara yang kencang. Berbeda dengan orang Jawa yang lebih lembut dan pelan saat berbicara. 

Perbedaan karakter inilah yang menyebabkan berkembangnya mitos larangan pernikahan antara suku Batak dan suku Jawa. Hal ini bersandar pada kekhawatiran terjadinya benturan yang berbeda saat rumah tangga. 

Adanya perbedaan yang sangat kentara antara kedua suku juga dinilai tidak baik bagi perjalanan rumah tangga yang membutuhkan kerja sama dan keserasian antar pasangan. 

Mitos ini juga memiliki alasan lain, yakni suku Batak biasanya lebih ekspresif dan langsung berbicara tepat sasaran. Berbeda dengan orang Jawa yang biasa menyembunyikan ekspresi dan bicaranya penuh tata krama. 

Hal di atas membuat masyarakat berpikir bahwa kedua suku ini sulit jika ingin bersatu karena rentan terjadi kesalahpahaman. 

BACA JUGA: Hewan Mitos sang Penjaga Mahakam, Inilah 5 Fakta Unik Lembuswana

Perempuan Sunda menikah dengan pria Jawa

Keberadaan mitos larangan pernikahan suku Sunda dan suku Jawa bermula dari cerita saat Perang Bubat. Alkisah saat raja Hayam Wuruk yang berasal dari Majapahit jatuh cinta dengan Syah Pitaloka Citraresmi. 

Namun, kisah cinta mereka kandas ketika lamaran ingin dilaksanakan. Saat itu Gajahmada seorang utusan raja menyebut sebagai upeti dari kerajaan Sunda untuk Majapahit. Hal ini membuat raja Sunda tersinggung. 

Akhirnya sang raja juga lebih memilih untuk berperang mempertahankan harga diri. Puncak dari mitos ini berasal dari larangan raja Sunda bernama Niskalawastu Kencana agar warganya tidak menikah dengan orang di luar kerajaan. 

Cerita itulah yang menjadi asal muasal dari larangan perempuan Sunda menikah dengan pria Jawa karena akan sulit bahagia. Bahkan mitos ekstremnya, pasangan beda suku ini akan mengalami perceraian. 

BACA JUGA: Mitos Hantu Pok-Pok di Sulawesi, Wujud Pengguna Ilmu Hitam

Mitos perempuan sunda dengan pria minang 

Terdapat sebuah mitos lagi tentang perempuan suku Sunda. Hal ini muncul akibat dari stigma maupun persepsi negatif di masyarakat yang menggambarkan masing-masing suku. 

Stereotipnya suku Sunda adalah orang yang sangat royal dalam menggunakan uang. Hal ini berkebalikan dengan suku Minang yang memiliki stereotip buruk karena pelitnya. 

Suku Minang lebih berhati-hati dalam mengeluarkan uangnya. Karena perbedaan pandangan dan kebiasaan, muncul mitos ini untuk menghindari menikah dengan pasangan yang tidak satu visi dan misi. 

Sebab, isu keuangan dalam rumah tangga menjadi hal prioritas. Karena itulah muncul mitos ini sebagai pencegahan kedua suku. 

BACA JUGA: Terungkap, Ternyata Mitos Pantai Selatan Cuma Larangan Biasa: Jangan Terlalu Panik tapi Tetap Waspada
Itulah 3 mitos menikah beda suku yang mendapat petuah larangan untuk bersatu. Namun, hal ini juga tidak membuat kepastian nasib rumah tangga pada suku-suku di atas. Apapun sukunya, yang menentukan kebahagiaan pernikahan adalah kedua pasangannya sendiri.***

Ikuti Kami di

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *