:

5 Fakta Kayu Wangi Asli Indonesia yang Keharumannya Mendunia


Pohon Cendana, kayu wangi
Cendana si kayu wangi (Foto: mediatani.com)

RADAR TEGAL – Di Indonesia nama flora ini sangat familiar karena menjadi sebuah sebutan untuk rumah Presiden Soeharto. Nam ajalan tempat tinggalnya juga menggunakan nama cendana. 

Tanaman asli Indonesia

Nama ilmiahnya adalah Santalum album yang dalam dunia dagang terkenal dengan istilah sandalwood. Flora ini merupakan salah satu tanaman endemik Indonesia yang asalnya dari Nusa Tenggara Timur dan Maluku Tenggara Barat. 

Saat ini pohon cendana telah menyebar ke wilayah Pulau lain, seperti Bondowoso, Jember, Bali, Gunung Kidul, Sulawesi, dan Maluku. Bahkan ada tempat yang lain pernah tercatat tumbuh pohon cendana seperti Sumba, Flores, Solor, dan lainnya. 

Pohon dengan famili Santalaceae hanya terdapat 29 spesies di dunia, dan di Indonesia persebarannya tumbuh alami. Tanaman ini begitu banyak tereksploitasi, tetapi hanya 8 spesies yang dieksploitasi. 

Hal itu melatarbelakangi dari aroma dan banyaknya kadar minyak dalam flora cendana ini. Menurut Direktorat Jenderal Kehutanan, dua spesies lain dari flora ini telah punah. 

BACA JUGA: 7 Tanaman Hias yang Mudah Dirawat Oleh Pemula

Cendana si kayu wangi abadi

Tanaman asli Indonesia ini menjadi bahan baku industri kosmetik dan parfum. Akibat harumnya, flora ini menjadi buruan di manapun. 

Cendana mengandung senyawa bernama santalol pada akar dan batangnya. Hal itulah yang membuat tanaman ini menjadi harum, sehingga orang memanfaatkan sebagai bahan farmasi. 

Bagian kayu yang mengandung santalol rendah akan menjadi bahan ukir dan kerajinan lain yang harganya mahal. Kayu cendana juga paling digemari orang mancanegara karena bau harumnya. 

Wangi dari pohon ini juga membuat takjub. Pasalnya, harum yang dihasilkan kayu cendana dapat bertahan dalam waktu yang sangat lama, mencapai ratusan tahun. 

Karakteristik cendana 

Akar pohon ini mampu menjangkau ke dalam tanah hingga 30 meter. Sebagian akarnya mengarah secara mendatar. 

Pohon ini mampu bertumbuh dengan baik pada lahan kering yang bertekstur tanah lempung yang memiliki drainase bagus. Selain itu, cendana juga masih dapat tumbuh pada tanah dangkal dan berbatu. 

Batang pohon wangi ini memiliki diameter 20-35 cm dengan tinggi sekitar 12-15 meter. Warna kulitnya sangat khas, apabila di umur muda berwarna keabu-abuan. Sedangkan saat kulit batang dewasa akan berubah menjadi coklat warnanya. 

Secara keseluruhan cendana dewasa dengan usia sekitar 30-40 tahun dari akar, batang, dan dahan akan memiliki aroma yang wangi. 

Sedangkan bagian daunnya berbentuk elips dengan panjang antara 4 -8 cm dan lebarnya 2-4 cm. Pada jenis Santalum album var, pohon ini memiliki bentuk daun yang meruncing. 

BACA JUGA: Masuk Masa Panen Raya Padi, Stok Pangan Diklaim Aman

Memiliki bunga yang unik 

Tidak hanya bagian kayunya, banyak orang menyukai bunga cendana. Bentuknya seperti payung menggarpu disertai hiasan bunga mirip tabung yang berbentuk lonceng. 

Bunganya memiliki panjang 1 mm yang berubah-ubah warna tergantung usia. Pada awalnya berwarna kuning, lalu berubah menjadi warna merah gelap kecoklatan. 

Buah pohon ini juga berukuran kecil sekitar 1 x 0.75 cm. Buah cendana memiliki warna merah kehitam-hitaman dengan bentuk seperti batu drupe, memiliki lapisan eksokarp, dan endokarpnya keras sampai garis ujung pangkal. 

Tanaman yang telah tereksploitasi sejak lama 

Sejak 400 tahun lalu, potensi cendana telah termanfaatkan oleh bangsa Cona, Mesir Kuno, dan para pemeluk agama Hindu dan Budha. 

Dalam ritual keagamaan, serbuk kayunya menjadi bahan baku utama dupa. Tidak hanya itu, saat pemakaman dan pengawetan jenazah juga menggunakan serbuk kayu harum ini. 

Masyarakat Bali juga telah memanfaatkan kayu harum ini sebagai bahan untuk membangun tempat suci, membuat arca, hingga cinderamata. 

Pohon cendana sendiri baru berbunga dan berbuah di usia 5 tahun, dan hanya berbuah dua kali setiap tahunnya. Biasanya musim berbunga terjadi pada Mei-Juni, dan berbuah saat September – Oktober. 

Status pohon yang beraroma ini telah lama ditetapkan sebagai flora rentan punah akibat eksploitasi besar-besaran sejak tahun 1980-an. 

Populasi dan produksi yang menurun karena kebakaran juga ikut bersumbangsih membuat flora ini terancam punah. 

BACA JUGA: Anggrek Hitam, Tanaman Langka Asli Indonesia yang Harganya Mencapai Ratusan Juta

Itu dia 4 fakta cendana, tanaman asli Indonesia yang keharumannya semerbak hingga mendunia.***

Ikuti Kami di

Tinggalkan Balasan