RADAR TEGAL – Indonesia merayakan kemerdekaannya setiap tahun pada tanggal 17 Agustus. Perayaan itu adalah untuk mengenang jasa para pahlawan dan pendiri negara yang membebaskan Indonesia dari belenggu penjajah. Momen kemerdekaan ini mulai sejak proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Peristiwa proklamasi kemerdekaan itu adalah sejarah yang tentunya seluruh masyarakat Indonesia ketahui. Sejarah mengenai peristiwa tersebut menjadi pengetahuan wajib dalam mata pelajaran sejarah. Dengan mengetahui sejarah ini, kita jadi bisa menghargai perjuangan para pendiri negara.
Sudah menjadi wawasan umum bahwa proklamasi kemerdekaan oleh Ir. Soekarno terjadi di rumahnya, Jalan Pegangsaan Timur nomor 56. Perumusan teks proklamasi sendiri dilakukan di rumah seorang laksamana dari Jepang, Laksamana Maeda, bersama tokoh-tokoh seperti Moh. Hatta, Ahmad Subarjo, dan Sayuti Melik.
Tetapi, rupanya ada beberapa fakta unik yang belum banyak orang tahu mengenai proklamasi kemerdekaan. Fakta-fakta berikut ini tidak tertera dalam buku-buku pelajaran sejarah, tapi menarik untuk disimak! Berikut ini adalah 7 fakta unik peristiwa proklamasi tahun 1945.
BACA JUGA: Mitos atau Fakta? Seputar Kain sang Saka Merah Putih yang Katanya dari Tenda Warung Soto dan Seprai
1. Proklamasi kemerdekaan jatuh di bulan Ramadan
Tahukah Anda bahwa masa proklamasi 1945 itu bertepatan pada bulan Ramadhan? Tepatnya, proklamasi terjadi pada tanggal 9 Ramadan 1364 Hijriah. Fakta ini cukup tidak banyak orang tahu. Bahkan, ketika pengetikan naskah di rumah Laksamana Maeda, hal tersebut terjadi saat waktu makan sahur.
Selain itu, pelaksanaan proklamasi pada 17 Agustus 1945 juga terjadi di hari Jumat. Hari ini adalah hari baik menurut umat Islam. Kabarnya, setelah proklamasi selesai, para tokoh pendiri bangsa melaksanakan salat Jumat.
2. Soekarno jatuh sakit sebelum proklamasi
Rupanya, sehari sebelum pelaksanaan proklamasi, Ir. Soekarno jatuh sakit. Tubuhnya mengalami panas tinggi dan menggigil karena sakit malaria. Meskipun begitu, hal ini tidak menghalangi jalannya proklamasi. Pernyataan kemerdekaan Indonesia tidak tertunda meskipun sang proklamator sedang tidak dalam kondisi terbaiknya.
3. Upacara kemerdekaan yang sederhana
Kondisi di masa proklamasi itu cukup genting dan tergesa, apalagi mengingat keterbatasan waktu pada masa kekosongan kekuasaan penjajah di masa itu. Oleh karenanya, upacara pun terjadi dengan sederhana dan dalam waktu yang singkat.
Upacara yang berlangsung di rumah Ir. Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur nomor 56 mulai pada pukul 10 pagi. Tidak hanya itu, karena tidak adanya tiang bendera, pengibaran bendera merah putih pun secara sederhana menggunakan batang bambu.
BACA JUGA: Gedung DJoeang 45 Solo, Saksi Bisu Kemerdekaan Indonesia
4. Temuan teks asli di tempat sampah
Hal ini adalah fakta unik sekaligus mengejutkan, bahwa rupanya naskah asli teks proklamasi ini sempat dibuang ke tempat sampah. Beruntungnya, ada yang menemukan teks ini. Yang menemukannya di tempat sampah adalah wartawan bernama BM Diah.
Teks ini adalah versi salinan ketikan dari teks tulisan tangan. Uniknya lagi, naskah asli tersebut baru kembali kepada negara 46 tahun kemudian.
5. Ada dua versi teks proklamasi
Seperti yang kita tahu, perumusan naskah proklamasi oleh tiga tokoh, yaitu Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, dan Ahmad Soebarjo. Dalam perumusan itu, mereka menghasilkan teks yang tertulis dengan tulisan tangan oleh Ir. Soekarno.
Selanjutnya, Sayuti Melik mengetik tulisan teks tersebut. Dari pengetikan ulang ini, ada beberapa perbedaan dari tanda baca dan susunan kalimat. Inilah asal mula adanya dua versi teks proklamasi asli.
6. Mitos bendera merah putih dari tenda warung soto dan seprai
Ada cerita yang beredar bahwa Fatmawati, istri Soekarno yang menjahit bendera pertama Indonesia, mendapatkan kain warna merah dari tenda warung soto, sedangkan kain warna putih dari seprai kasur. Cerita ini tidak benar adanya.
Kedua kain merah dan putih berasal dari pemberian seorang perwira Jepang pada Oktober 1944, namanya Chairul Basri. Kabarnya, kain tersebut awalanya hendak menjadi baju untuk anak-anaknya.
BACA JUGA: Mobil Pertama Presiden Hasil Curian? Begini Faktanya Saat Kemerdekaan Indonesia
7. Dokumentasi proklamasi kemerdekaan nyaris kena sita Jepang
Pada masa kemerdekaan, para jurnalis juga datang dan beberapa bahkan mendapat undangan hadir, dalam rangka memberitahukan kemerdekaan Indonesia ke penjuru dunia. Di antara para jurnalis adalah Alexius Mendur dan Frans Mendur dari Java Bode.
Akan tetapi, Jepang menangkap kedua jurnalis tersebut setelah mereka mengabadikan momen kemerdekaan Indonesia. Untungnya, dokumentasi proklamasi itu telah mereka sembunyikan dengan mengubur rol filmnya di halaman kantor Harian Asia Raya.
Nah, itu dia 7 fakta unik proklamasi kemerdekaan yang belum banyak orang tahu. Sejarah ini semoga membuka wawasan kita lebih luas dan makin menghargai perjuangan para pendiri bangsa yang membawa Indonesia pada kemerdekaan.***