:

Haji 2023, IPHI Sebut Ongkos Rp55 Juta Paling Mahal


Haji 2023

RADAr TEGAL- Ibadah Haji 2023 tengah menjadi sorotan. Selain karena menjadi ibadah haji pertama setelah pandemi, biayanya yang terbilang mahal memicu perdebatan.

Bahkan, Ketua Umum Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Ismed Hasan Putri menilai biaya haji 2023 sangat memberatkan. Sebelumnya Kementerian Agama memang mengusulkan angka Rp69 juta.

“Paling mahal Rp55 juta,” katanya, Kamis, 2 Februari 2023.

Menurutnya, biaya haji 2023 masih bisa mengalami efisiensi dan penekanan agar tidak memberatkan. Penekanannya hingga Rp50 sampai Rp55 juta saja.

Langkah efisiensi salah satunya dengan melobi pemerintah Arab Saudi. Tujuannya agar Arab Saudi mengizinkan Bandara Thaif sebagai tempat kepulangan jemaah haji.

Karena, selama ini jemaah haji akan pulang ke negaranya masing-masing menumpuk di Bandara Jeddah dan Madinah. Hal ini membuat antrean menunggu kepulangan ke tanah air menjadi lama dan memakan waktu serta biaya.

BACA JUGA: Doa Manasik Haji dan Niat Berpakaian Ihram, Hapalkan Sebelum Berangkat

Menurut Ismed, sejumlah negara sudah menggunakan Bandara Thaif untuk memulangkan jemaah haji. Karena itu, dia berharap Indonesia bisa juga melakukannya.

Sehingga bisa menekan biaya selama menunggu kepulangan hingga Rp10 juta. Waktu tinggal jemaah haji Indonesia di Arab Saudi pun menjadi lebih singkat.

Hal lainnya adalah melobi Maskapai Garuda Indonesia agar menghitung ulang biaya penerbangan yang mencapai Rp33 juta per jemaah. Angka ini dinilai cukup mahal dan memberatkan jemaah.

Sebab setiap jemaah perhitungannya melakukan empat kali perjalanan pulang pergi Indonesia – Saudi. Padahal, setelah mengantar jemaah ke Arab Saudi, pesawat Garuda Indonesia kembali ke tanah air dalam keadaan kosong.

Namun oleh Garuda dalam perjalanan kembali ke tanah air tersebut, asuminya pesawat berpenumpang penuh dengan beban biaya kepada jemaah banderol harga penuh juga.

“Kita tentu tidak menginginkan Garuda rugi. Tetapi dengan pesawat dalam keadaan kosong namun biaya perjalanan dibebankan penuh kepada jemaah ini saya rasa kurang fair,” katanya.

Ismed menyarankan agar pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama bisa melobi pihak Garuda untuk mengatur supaya biaya penerbangan saat pesawat kosong tidak semua beban kepada penumpang.

Jika bisa, dalam hitungan IPHI ongkos penerbangan haji bisa terpangkas hingga Rp15 juta. IPHI juga mengusulkan agar jemaah usia lanjut atau Lansia bisa berangkat paling belakang. Namun pulang duluan.

“Jika langkah ini bisa dilakukan, juga akan menjadi bagian dari efisiensi yang cukup signifikan,” kata Ismed.

BACA JUGA: Jemaah Haji 2023 Mulai Berangkat 24 Mei, Ini Jadwal Perjalanannya

Seperti diketahui Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengusulkan kenaikan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) tahun 2023. Untuk biaya haji 2023 tanggungan jemaah naik menjadi Rp69.193.733 juta dari biaya tahun 2022 yang sebesar Rp39.886.009 pada tahun 2022.

Biaya haji jemaah sebesar Rp 69.193.733 juta adalah 70 persen dari total BPIH yang sebesar Rp 98.893.909.

“Tahun ini pemerintah mengusulkan rata-rata Bipih per jemaah sebesar Rp 98.893.909, ini naik sekitar Rp 514.888 dengan komposisi BPIH Rp 69.193.733 dan nilai manfaat sebesar Rp 29.700.175 atau 30 persen,” kata Yaqut.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief mengatakan bahwa usulan kenaikan biaya haji 2023 ini mungkin tidak populer. Namun itu bertujuan untuk melindungi hak nilai manfaat seluruh jemaah sekaligus menjaga keberlanjutannya jamaah haji Indonesia. ***

 

Ikuti Kami di

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *