RADAR TEGAL- Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamina turun hari ini. Jenis BBM yang mengalami penurunan seperti Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite.
Selasa, 3 Januari 2023, pukul 14.00 WIB, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sudah mengumumkan penurunan harga tersebut.
BACA JUGA: Harga BBM Turun Lagi Mulai Pukul 14.00 WIB Siang Ini
Dari laman resmi Pertamina, berikut rincian harga yang berlaku di seluruh Indonesia.
1. Pertalite (RON 90): Rp 10.000 per liter (seluruh Indonesia).
Pertamax (RON 92): Rp12.800 per liter (Aceh, DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur).
Sementara, Rp13.050 per liter (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, dan Bangka-Belitung. Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.
Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara. Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat).
Rp13.300 per liter (Riau, Kepulauan Riau, Kodya Batam (FTZ), dan Bengkulu).
2. Pertamax Turbo (RON 98): Rp14.050 per liter (Aceh, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur).
Rp14.350 per liter (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka-Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah.
Kemudian Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara. Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat). Lalu, harga Rp14.650 per liter (Riau, Kepulauan Riau, Kodya Batam (FTZ), Bengkulu).
3. Solar Subsidi (CN 48): Rp6.800 (seluruh Indonesia).
4. Dexlite (CN 51): Rp16.150 per liter (Aceh, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta. Kemudian di Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, FTZ Sabang).
Rp16.500 per liter (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi. Termasuk Sumatera Selatan, Bangka-Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur.
Selain itu Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara. Lalu Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat).
Rp16.850 per liter (Riau, Kepulauan Riau, dan Kodya Batam (FTZ), Bengkulu).
5. Pertamina Dex (CN 53): Rp16.750 per liter (Aceh, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur).
Rp17.100 per liter (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka-Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.
Lalu Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat). Rp17.450 per liter (Riau, Kepulauan Riau, Kodya Batam (FTZ), Bengkulu).
Jenis BBM yang mengalami penurunan di antaranya Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite. Pertamax yang awalnya dijual Rp13.900 per liter, turun menjadi Rp12.800 per liter.
“Pertamax, yang banyak dipakai dulu aja, itu maka diputuskan kemarin, yang hari ini (turun dari) Rp13.900 (per liter) itu menjadi Rp 12.800 (per liter) ya,” kata Erick kepada wartawan di SPBU Pertamina di Jalan MT Haryono.
BACA JUGA: Harga BBM Terbaru di Tahun 2023, Setelah Bensin/Premiun Dilarang Dijual Lagi di SPBU
Dalam kesempatan sama, Erick mengakui bahwa penurunan harga BBM Pertamina tidak secepat pom bensin swasta.
Alasannya, Pertamina memiliki ekosistem pengolahan bahan bakar yang lebih besar, serta jumlah SPBU yang tidak sedikit. Sehingga harus ada sinkronisasi dari semua market yang terlibat dengan Pertamina.
“Nah kenapa? Kita harus sinkronisasi. Karena kalau ada perubahan harga si Pertamina, yang merupakan marketnya paling besar itu turunannya. Tidak seperti yang kelola cuma 5 pom bensin, karena ini turunannya banyak. Ada kilangnya, ada pom bensinnya, ada macam-macamnya. Bahasanya prosesnya perlu waktu. Tapi kemarin pun kita sudah percepat,” ungkapnya. (*)