:

Jangan Tergoda Dengan Warnanya! Ini 4 Fakta Katak Panah Beracun


Katak Panah beracun
Cantik, tapi tak menarik si katak beracun (Foto: nationalgeographic)

RADAR TEGAL – warna biru safir menyala memang sangat indah untuk mata memandang. Namun, siapa sangka bahwa di balik penampilan Dendrobates tinctorius yang cantik, terdapat bahaya mengancam. 

Asal-usul katak cantik 

Katak panah beracun merupakan spesies asli dari Amerika Tengah dan Selatan. Ciri hewan ini sangat mudah untuk mengidentifikasi, sebab warna kulitnya sangat cerah, licin, dan terdapat corak pada tubuhnya. 

Bukan hanya menjadi satu-satunya spesies dari genus Dendrobates, hewan ini juga sangat dekat dengan katak emas yang sama-sama mempunyai racun ampuh mematikan. 

Racun yang terkandung dalam hewan ini tidak main ganasnya. Kadar toksin yang terdapat dalam kulit katak panah sangat tinggi. 

Saking tingginya, kadar racun tersebut mampu membunuh 10 orang dewasa hanya dalam waktu yang sangat singkat. 

BACA JUGA: Fosil Hewan Air Kok di Puncak Gunung? Ini 5 Bukti Pulau Jawa Dulunya Adalah Laut

Ciri morfologi katak panah 

Memiliki ukuran tubuh yang cukup kecil, D. tinctorius ini berukuran hanya 1,5 – 6 cm dengan berat 30 gram. Kulit dasar hewan ini memiliki warna sejati hitam dengan ciri pola garis kuning atau putih di sepanjang punggung, kepala, dada, sampai bagian perut. 

 

Warna tubuh spesies beracun ini lebih komplek apabila dibandingkan dengan katak beracun lainnya. 

 

Melalui pertambahan usia, warna pada katak panah ini akan berubah menjadi kebiruan. Lalu saat mencapai usia dewasa, warnanya akan semakin pekat dengan tambahan titik-titik hitam. 

 

Kulit katak juga memiliki corak yang berwarna sebagai bentuk pertahanan diri. Corak berwarna tersebut adalah peringatan bagi para predator mereka. 

 

Ukuran tubuh katak betina lebih besar dari sang jantan. Hewan mematikan ini memiliki cakram kaki yang besar berbentuk serupa hati. 

 

Cakram kaki betina memiliki bentuk lingkaran. Punggungnya juga lebih terlihat melengkung, serta ukurannya lebih besar dan lebar dari pejantan. 

BACA JUGA: 5 Pasar Unik di Indonesia, No 4 Jual Dagangan Ekstrem

Katak beracun yang tangguh 

Habitat hewan beracun ini pada wilayah kaki bukit dan hutan pada ketinggian 350 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan pada beberapa riset, katak panah termasuk hewan yang tanggung dan adaptif. 

Hal ini terbukti pada kemampuan hidup berudunya di kolam air dengan tingkat keasaman tinggi. Wilayah perkembangbiakannya juga mencapai ketinggian vertikal mencapai 15 meter. 

 

Tergolong sebagai diurnal, spesies asal Amerika ini aktif pada siang hari untuk mencari makan. Mereka juga berpotensi tenggelam terutama pada perairan yang arusnya deras dan dalam. 

 

Melansir dari greeners, katak betina jauh lebih agresif daripada pejantan. Spesies ini dapat saling menyerang hingga berbuah kematian. 

 

Karena tubuhnya yang beracun dan sifatnya yang agresif, katak ini tergolong sebagai hewan yang populasinya masih banyak dan stabil. 

BACA JUGA: Wajib Dilindungi! Ini 4 Hewan Langka yang Cuma Bisa Ditemukan di Indonesia

Racunnya sebagai alat perang

Tubuh katak panah yang beracun memiliki berbagai fungsi, terutama menjadi alat pertahanan diri. Apabila menyentuh hewan ini, maka akan timbul rasa sakit, keram, dan kaku. 

Jenis racun dalam spesies ini adalah alkolid yang tersalur melalui kelenjar kulit. Suplai racun juga bertambah akibat dari tungau, rayap, dan semut yang katak panah konsumsi. 

Penderita yang terkena racun ini akan mengalami kejang otot dan keram. Selanjutnya gejala juga dapat mengakibatkan gagal jantung, sampai akhirnya meninggal. 

Meskipun sangat berbahaya, Suku Indian menggunakan racunnya untuk melumuri panah dan berfungsi sebagai alat perang. Alat tempur ini menjadi senjata yang sangat mematikan. 

BACA JUGA : Usianya Gak Sampai 24 jam! Ini 4 Hewan Berumur Super Pendek

Itu dia 4 fakta tentang katak panah beracun yang sangat mengerikan. Jangan sekali-kali coba untuk sentuh ya.***

Ikuti Kami di

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *