RADAR TEGAL – MAsyarakat Brebes sudah tidak asing dengan sosok Jaka Poleng yang terkenal. Tokoh yang satu ini diyakini sebagai salah satu abdi dalem pengasuh kuda bupati Brebes.
Alkisah sosok Jaka Poleng kehilangan wujudnya sebab menelan kulit ari ular yang ia temukan saat mengarit rumput. Sampai hari ini sosoknya dipercaya masih hidup dan menjaga masyarakat Brebes.
Terdapat beberapa versi tentang legenda Jaka Poleng, versi pertama tentang legenda Ciung Wanara.
Berikut ulasan kisah hidup Jaka Poleng.
BACA JUGA: Dari Budak Menjadi Raja, Kisah Heroik Untung Surapati
Seorang abdi dalem
Jaka Poleng adalah seorang pemuda yang jenaka dan merupakan utusan dari Kerajaan Mataram untuk menemukan wilayah kekuasaan baru.
Keberadaannya menurut masyarakat Brebes hidup sekitar abad ke-17. Jaka Poleng merupakan abdi yang sangat setia dan memiliki kesaktian.
Di suatu hari saat mencari rumput, ia berjumpa dengan ular bermahkota emas yang pergi ke semak-semak.
Jaka Poleng terus mengikutinya tetapi kehilangan jejak dan hanya menjumpai selongsong kulit ular yang berkilap.
Ia memutuskan untuk pulang membawa rumput dan mengantongi sisik ular di saku bajunya. Saat sesampainya di kandang ia melihat orang-orang ketakutan.
Membuat orang sekelilingnya takut
Joko Poleng belum menyadari efek dari kulit ular yang berada di sakunya. Saat selesai kerja dan ia menyapa abdi dalem lain, semua orang kaget dan ketakutan.
Hal itu karena wujud dari Joko Poleng yang tidak ada, hanya ada suaranya yang terdengar. Bahkan Mak Ijah, salah satu abdi dalem di dapur sampai teriak saat mendengar suara Jaka Poleng yang tak berwujud.
Teriakannya membuat bupati Brebes menghampiri Mak Ijah untuk mengetahui apa yang terjadi. Setelah menyadari bahwa itu adalah suara Joko Poleng, sang bupati meminta ia untuk menceritakan hal yang terjadi padanya.
Setelah mengetahui hal tersebut, sang bupati meminta abdinya untuk mengeluarkan kulit ular yang ia temukan. Akhirnya wujud Joko Poleng dapat terlihat lagi dan membuat lega para abdi yang lain.
BACA JUGA: Bener-Bener Gak Masuk Akal, Ini 3 Mitos yang Ada di Cirebon
Bertengkar dengan bupati
Joko Poleng atau Laksito diminta untuk menyerahkan kulit ular oleh bupati Brebes setelah mengetahui kekuatannya tersebut. Hal ini ia tolak permintaan atasannya tersebut.
Meskipun Joko mendapat penawaran imbalan gaji dan pangkat yang lebih tinggi, ia tetap menolak permintaan bupati tersebut. Karena tertolak, sang bupati tetap memaksa.
Ia merebut paksa sisik ular itu dari Laksito, meskipun telah berusaha mempertahankannya. Akhirnya keduanya bertengkar, dan karena Laksito lebih muda dan kuat, ia berhasil menjaga kulit ular tersebut.
Namun, karena respon spontannya ia memasukkan sisik ular tersebut ke dalam mulutnya agar tidak bisa direbut lagi. Hal ini menyebabkan wujud Laksito hilang selamanya. Ini juga yang menjadi asal-usul nama Joko Poleng.
BACA JUGA: 4 Mitos yang Mewarnai Seputar Masa Kecil, Nomer 2 Banyak Benernya
Joko Poleng dipercaya hingga hari ini masih hidup dalam bentuk roh yang menjaga wilayah Brebes. Bahkan di pendopo terdapat kamar untuk Joko Poleng yang banyak ritual untuk merawat kamar tersebut.***
