:

Kisah Ki Ageng Mangir, Sosok yang Ditakuti Panembahan Senopati


Kisah Ki Ageng Mangir
Kisah Ki Ageng Mangir

RADAR TEGAL – Bagi masyarakat Jawa yang memegang teguh ajaran kejawen, tentunya nama Ki Ageng Mangir sudah tidak asling lagi. Kisah mistis dan karakternya yang kuat ini sangat menarik untuk diulas. 

Ki Ageng Mangir adalah anak dari Ki Ageng Bondan yang masih memiliki darah keturunan Brawijaya V atau bangsawan Majapahit. Nama panjangnya adalah Raden Jaka Humbul Wonoboyo. 

Namanya tertulis dalam Babad Tanah Jawa dan ia merupakan pemuda sakti yang sempat membuat Panembahan Senopati ketar-ketir dan membuatnya sebagai musuh. 

Terdapat beberapa versi terkait kisah Ki Ageng Mangir, tetapi yang paling menarik adalah kisah permusuhannya dengan Mataram dan cerita pertemuan dengan ular bersisik emas di telaga Ponorogo. 

BACA JUGA: Penguasa Mataram Terkejam, Inilah 5 Fakta Amangkurat I

Bermusuhan dengan Panembahan Senapati 

Di masa pemerintahan Panembahan Senopati, Mataram bermusuhan dengan Mangir yang penguasanya adalah Ki Ageng Mangir Wanabaya. 

Sebenarnya belum ada yang dapat membuktikan apakah permusuhan ini fakta sejarah atau karangan fiksi belaka. Kisah ini telah bercampur aduk karena berkembang dari mulut ke mulut. 

Permusuhan antara Panembahan Senopati dengan Ki Ageng Mangir konon disebabkan karena perbedaan kepercayaan. Namun, dalam sumber lain menyebutkan bahwa Panembahan Senopati berambisi menguasai Mangir karena lokasinya yang dekat dengan Mataram. 

Ia takut apabila Mangir menjadi bayang-bayang Mataram. Hal lain menyebutkan juga bahwa pemimpin Mataram itu ingin melegitimasi hak keturunannya yang sama-sama dari Brawijaya V Kerajaan Majapahit. 

Ki Ageng Mangir mewarisi kekuasaan nenek moyangnya di sebuah daerah perdikan bekas pemerintahan Majapahit. Saat ini lokasinya bernama Bantul.

Saat berkuasa di Mangir, Bagus Wanabaya masih lajang dan usianya sangat muda. Meski begitu, ia senang belajar ilmu kanuragan aliran Syekh Siti Jenar. 

Karena hal itu juga, ia memiliki pusaka berupa tombak Kia Baru Klinting. Berkat kegigihannya, Ki Ageng Mangir di usianya yang masih muda telah menjadi orang sakti. 

Karena kesaktiannya dan pusaka tombaknya itu, Ki Ageng Mangir sukses mengalahkan Panembahan Senopati yang menyerang dengan pasukannya di  Mangir. 

BACA JUGA: Dari Budak Menjadi Raja, Kisah Heroik Untung Surapati

Dijebak oleh Panembahan Senopati 

Kegagalannya saat mendudukkan Ki Ageng mangir membuat Panembahan Senopati menggunakan rantai emas melalui saran Juru Mrentani. 

Ki Ageng Mangir terkenal menyukai kesenian tayub dan karena ia belum menikah, maka Panembahan Senopati mengatur siasat untuk menggunakan putrinya sebagai rantai emas jebakan. 

Putrinya yang bernama Ratna Pembayun itu menyamar sebagai penari ledhek. Kepergiannya ditemani oleh Adipati Martalaya, Ki Jayasupanta, Ki Sandisasmita, Ki Suradipa, dan Nyai Adisara. 

Setelah Ratna mandi di wilayah Sendang Kasihan (Bantul), ia bersama rombongan pergi ke wilayah mangir untuk barang ledhek (mengamen dengan menari tayub). 

Saat menjadi ledhek, Ratna mengubah namanya menjadi Lara Kasihan. Ki Ageng yang mendengar ada rombongan ledhek di wilayahnya, membuat ia ingin menyaksikan. 

Akhirnya ia undang rombongan ledhek tersebut untuk menari di halaman Dalem Mangiran. Banyak penonton lelaki kaya yang berjoget dengan Lara Kasihan. 

Melihat kecantikan dan keerotisan Lara, Ki Ageng Mangir jadi terpikat dan ia ingin menyuntingnya. Putri Panembahan Senopati tersebut juga jatuh cinta dan lupa dengan misi sebagai rantai mas. 

Ki Ageng Mangir dan Rara Kasihan melewati hari bahagia, terutama saat mereka mulai memiliki buah hati. Namun, kebahagiaan mulai sirna setelah Ki Ageng mengetahui bahwa istrinya adalah anak Panembahan Senopati. 

Karena rasa cintanya, Ki Ageng Mangir bersedia menghadap ke musuhnya, yakni Panembahan Senopati yang telah menjadi mertuanya. 

Sayangnya setiba di Mataram, Panembahan Senopati tidak senang dan terjadi peristiwa pertumpahan darah. 

BACA JUGA: Warisan Nenek Moyang, Inilah 4 Makanan Jawa yang Ada Sejak Zaman Kerajaan Kuno

Beberapa versi kematian Ki Ageng Mangir 

Saat berkunjung ke Mataram untuk menemui mertuanya, Ki Ageng Mangir dikisahkan mengalami peristiwa berdarah hingga wafat. Namun, terdapat beberapa versi sebagai berikut. 

 

  • Terdapat cerita bahwa kepala Ki Ageng Mangir terbentur ke batu yang ada di singgasana Panembahan Senopati. Lalu setelah tewas, jasadnya dimakamkan separuh di benteng makam dan separuhnya di luar makam Raja-Raja Mataram Kotagede, Yogyakarta. 
  • Kedua, Ki Ageng Mangir sebenarnya tidak dibunuh, tetapi tersingkir oleh Panembahan Senopati.
  • Ki Ageng Mangir diusir oleh Panembahan Senopati dan meninggalkan ibu kota Mataram. Setelah sampai di Desa Banaran, ia terbunuh oleh pasukan Panembahan Senopati. 
  • Pendapat lain mengatakan bahwa Ki Ageng Mangir terbunuh oleh Raden Rangga, bukan Panembahan Senopati. Hal ini mengacu pada kesaktian Raden Rangga setara dengan kesaktian raja Mangir tersebut. 

BACA JUGA: Mengenal Kisah Raden Werkudara Pahlawan Pendawa Sejarah Pewayangan, Begini Ceritanya 

Dari berbagai versi di atas belum ada yang mengetahui kisah yang paling benar, karena tidak ada bukti sejarah yang kuat tentang pelaku pembunuhan Ki Ageng Mangir yang sebenarnya.***

Ikuti Kami di

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *