RADAR TEGAL – Di Indonesia yang memiliki sejarah panjang kekuasaan kerajaan kuno, melihat peninggalan candi adalah hal yang lumrah. Candi Jago salah satunya, adalah peninggalan kerajaan bercorak Buddha.
Candi Jago berlokasi di Kabupaten Malang, di Provinsi Jawa Timur. Lokasi ini sebagai cagar budaya peninggalan sejarah kuno, sekaligus juga sebagai objek wisata yang terbuka bagi umum.
Salah satu keunikan Candi Jago adalah bahwa candi ini punya jejak keberadaan Prabu Angling Dharma. Menurut kepercayaan Jawa kuno, sosok tersebut adalah seseorang yang memahami bahasa binatang.
Kepeecayaan tersebut berasal dari kisah yang tercetak di relief Candi Jago. Jika mengamati relief tersebut, Anda akan menemukan cerita Tantri, yaitu cerita binatang. Di dalam cerita tersebut, ada yang mengenai Angling Dharma.
BACA JUGA: Konon Dibangun dalam Semalam, Emang Iya? Ini Sejarah dan Asal Usul Candi Prambanan
Kisah sebelum Angling Dharma
Nama raja ini mirip dengan Angling Dharma. Nah, rupanya, kisahnya yang tercetak di relief candi pun memiliki kemiripan. Raja Aridarma memelihara seekor naga betina. Suatu hari, dia mendapati naganya kawin dengan ular hitam.
Raja pun membunuh ular hitam karena sudah melanggar ketentuan kasta. Karena patah hati, naga betina tersebut mengadu pada Nagaraja bahwa Raja Aridarma telah merayunya.
Akan tetapi, saat Nagaraja hendak balas dendam pada sang raja, mereka bertemu dan saling menjelaskan keadaan sebenarnya. Nagaraja justru berterima kasih karena sudah menutupi aib putrinya.
Raja Aridarma lalu mendapat anugerah kekuatan untuk memahami bahasa hewan. Tapi, pantangannya jika ada yang mengetahui kesaktian tersebut, dia akan mati.
Suatu hari saat sedang bersama istrinya, Aridarma mendengar percakapan cicak, dan dia tertawa. Istrinya pun bertanya, tetapi dia tidak bersedia menjawab karena pantangan itu. Maka, istrinya lalu mengancam membakar diri, dan Raja Aridarma bersedia ikut.
Saat hendak melakukan upacara membakar diri itu, sang raja mendengar percakapan sepasang kambing. Kambing yang jantan menolak permintaan yang betina dan tidak takut akan ancamannya. Hal ini pun membuat raja sadar dan tidak jadi ikut lompat ke api menyusul istrinya.
Setelah sekian lama berderma pada pendeta Siwa-Buddha, dia pun mencari istri yang mirip dengan permaisurinya. Kemudian, dia menikah lagi dan menjadi pengikut Buddha Wairocana.
BACA JUGA: Masih Menjadi Misteri, Siapakah Sosok Sabdo Palon dan Naya Genggong?
Kisah Tantri di relief Candi Jago
Kisah di atas adalah penggalan dari kisah yang terkenal dari Tantri Kamandaka, salah satu kumpulan kisah-kisah binatang yang mengandung nilai-nilai kepercayaan Buddha. Cerita ini terpampang pada relief Candi Jago.
Kisah itu mirip dengan Prabu Angling Dharma, tetapi hanya merupakan kisah fiktif dengan kandungan nilai agama. Setelah kerajaan Majapahit runtuh, tokoh ini kemudian berkembang sebagai Prabu Angling Dharma.
Itulah seputar informasi mengenai kisah dalam relief Candi Jago yang punya mitos Angling Dharma. Semoga informasi ini bermanfaat.***
