RADAR TEGAL – Indonesia adalah negara yang memiliki banyak sekali tempat wisata. Selain potensi keindahan alamnya, terdapat banyak situs sejarah yang mengesankan. Salah satunya adalah Candi Prambanan.
Candi Prambanan merupakan salah satu destinasi wisata candi yang terkenal sekaligus sebuah candi dengan corak Hindu terbesar di Indonesia. Lokasinya berada di Kecamatan Prambanan, Sleman, Yogyakarta.
Selain sebagai tempat peribadatan bagi penganut agama Hindu, Candi Prambanan terbuka untuk umum. Pura ini sebagai cagar budaya memiliki nilai sejarah.
BACA JUGA: Pintu Masuk Menuju Batu Purba, Begini Potret Desa Tertinggi di Kulon Progo
Asal Usul Candi Prambanan
Ada dugaan bahwa nama Candi Prambanan diberikan karena letak candi ini di kawasan yang disebut Prambanan. Namun, ada yang percaya bahwa nama Prambanan terkait dengan kepercayaan dan mitologi Hindu.
Konon, Prambanan berasal dari kata Brahman, yang pada perkembangannya kemudian menjadi Prambanan dalam dialek Jawa. Brahman sendiri adalah pemegang kekuasaan tertinggi yang adil dan abadi, berstatus pencipta.
Ada juga teori lain bahwa Prambanan berasal dari ban atau mengemban. Kata ini mengacu pada dewa-dewa Hindu yang bertugas menjaga stabilitas alam semesta.
Tidak berdiri dalam semalam
Kebanyakan orang percaya bahwa legenda Roro Jonggrang adalah asal muasal candi Prambanan. Candi ini juga punya nama lain, yaitu Candi Roro Jonggrang, terutama karena terdapat arca Dewi Durga di candi tersebut.
Candi ini tidak dibangun dalam semalam, melainkan oleh banyak orang di bawah pimpinan Rakai Pikatan, raja keenam kerajaan Mataram kuno yang memerintah pada tahun 840-856 M. Prasasti Shivadra tahun 856 Masehi berbicara tentang pembangunan candi utama yang bernama Candi Siwa.
Candi Siwa terletak di kompleks candi Prambanan, di mana terdapat candi-candi yang lebih kecil di sekitar candi utama. Raja-raja Rakai Pikatan melanjutkan pembangunan candi ini untuk menandai berdirinya Dinasti Sanjaya.
Pada zaman Rakai Pikatan, tujuan pembangunan candi ini adalah untuk menyamai kemegahan candi Borobudur. Di sisi lain, bangunan ini juga sebagai tempat ibadah umat Hindu. Ada beberapa arca dewa, seperti Wisnu Brahma, Durga, Surya dan lain-lain.
Keruntuhan candi ini sebabnya adalah bencana alam Gunung Merapi yang meletus pada tahun 1006 Masehi, pada masa pemerintahan Empu Sindok. Alhasil, bencana ini pun menyebabkan Kerajaan Mataram berpindah ke daerah Jawa Timur.
BACA JUGA: Bekas Kepahitan Masa Penjajahan, Ini Alasan Kenapa Makanan Jawa Selalu Manis
Sejarah singkat pemulihan
Pada tahun 1733, pada masa pemerintahan Hindia Belanda, seorang pegawai VOC menemukan puing-puing candi di balik tanah dan semak-semak. Namun, laporan tersebut tidak mendapat tindak lanjut dari pemerintah Belanda.
Pada tahun 1864, seorang peneliti melihat bebatuan ini untuk tujuan penelitian. Belakangan itu, ada kelanjutan pemugaran setelah penemuan Candi Prambanan yang masih tertimbun tanah dan puing-puing akibat gempa.
Pemulihan masih sederhana, barulah pada tahun 1918, berlanjut secara metodis. Selanjutnya, pada tahun 1953 kembali lagi pemugaran, karena pada saat itu wilayahnya bukan lagi Hindia Belanda melainkan Indonesia.
Presiden Soekarno terus melakukan pemugaran setiap candi di kompleks daerah di Yogyakarta ini. Secara spesifik, pada tahun 1978 candi Brahma dipugar, tahun 1982 candi Wisnu dipugar, dan tahun 2004 candi Siwa dipugar.
Inilah kebenaran dan asal usul Candi Prambanan yang bukan berdiri dalam semalam. Ingatlah untuk mengikuti aturan saat mengunjungi situs bersejarah ini. ***