:

Konon Penguasaha Besar Indonesia Pernah Pesugihan di Gunung Kawi, Ini Fakta Uniknya!


Fakta unik Gunung Kawi
Fakta unik Gunung Kawi

RADAR TEGAL – Gunung Kawi berlokasi di Malang, Jawa Timur dan terkenal dengan reputasi pemilik misteri. Para wisatawan banyak yang datang untuk sekedar jalan-jalan maupun urusan rezeki dan keinginan lainnya. 

Terdapat istilah “ngalap berkah” di Gunung Kawi oleh pengunjung. Hal itu karena banyaknya berbagai situs peninggalan sejarah yang lokasinya di gunung mistis ini. 

Meskipun terkenal dengan reputasi mistisnya, Gunung Kawi memiliki pemandangan alam yang kecantikannya sangat memukau. Di sini terdapat beberapa kawasan sakral dan sebagian masyarakat percaya dapat memberikan keberuntungan. 

Orang-orang datang ke gunung ini juga banyak yang melakukan pesugihan, serta aktivitas mistis lainnya. Bahkan pesugihan ini pernah dilakukan oleh penguasa besar rokok Bentoel yang telah berskala internasional. 

 

3 Fakta unik Gunung Kawi 

Asal mulanya oleh penasihat Diponegoro 

Di kawasan Gunung Kawi terdapat makan Eyang Jugo yang sangat dihormati. Masyarakat percaya bahwa ialah sosok yang pertama kali membuka kawasan tempat tinggal di sini. 

Eyang Jugo atau Kanjeng Zakaria II merupakan penasehat Pangeran Diponegoro dan putra dari Zakaria I, yang masih memiliki keturunan bangsawan mataram. 

Kyai Zakaria II merupakan sosok yang sangat alim dan taat terhadap ajaran islam. Konon ia adalah yang membuka hutan Gunung Kawi pertama kali untuk membangun sebuah padepokan. 

Karena kesaktian dan kebaikannya, hingga hari ini makam Eyang Jugo masih ramai oleh pengunjung yang mengharapkan berkah, maupun dengan tujuan lainnya. 

Setelah menetap sekian lama di Gunung Kawi, ia mengangkat dua murid bernama RM JOnet dan Ki Moeridun untuk membuka hutan bagian selatan Gunung Kawi. 

Mereka bersama Mbah Wonosari berbondong-bondong membawa dua pusaka bernama Kudi Caluk dan Kudi Pecok hingga membentuk Gunung Kawi hingga seperti hari ini. 

Selanjutnya pemukiman baru tersebut menjadi tempat pengungsian banyak orang, mulai dari suku Jawa, keturunan peranakan Tionghoa, hingga warga mancanegara. 

Hal ini juga yang membuat budaya dan suku di daerah ini sangat beragam perpaduannya. 

 

Pohon Dewandaru yang melegenda 

Setelah Eyang Jugo membuka hutan dan menetap di Gunung Kawi hingga wafat, ia juga dimakamkan di kawasan ini. Hal inilah yang membuat banyak wisatawan ingin berziarah ke makam Eyang Jugo saat senin pahing. 

 

Semasa hidupnya, Eyang Jugo menanam sebuah pohon yang konon adalah perwujudan dari tongkatnya. Pohon ini bernama Dewandaru, bermakna pohon kesabaran. 

 

Hingga hari ini pohon Dewandaru banyak orang mempercayai bagian ranting, daun, dan buahnya dapat menjadi jimat yang bisa mendatangkan kebaikan, keberuntungan, dan kekayaan bagi yang bisa mendapatkannya. 

 

Namun, seperti makna namanya, Pohon Dwandaru membutuhkan kesabaran untuk menunggu bagian pohon ini jatuh. Sehingga seringkali para pengunjung yang melakukan pesugihan harus bertapa di bawah pohon ini selama beberapa tiga hari. 

 

Apabila telah tiga hari, tetapi tidak ada bagian yang jatuh mengenai tubuhnya maka tidak keinginannya belum terwujud. 

 

Tempat bertapa para raja 

Bukan hanya pesugihan, konon para raja terdahulu melakukan ritual pertapaannya di Gunung Kawi. Salah satunya yang paling terkenal adalah Prabu Kameswara. 

Prabu Kameswara adalah raja dari Kediri yang dipercaya sebagai titisan Dewa Wisnu. Di sebuah kawasan Gunung Kawi terdapat salah satu situs, yaitu keraton yang berada di ketinggian 700 meter. 

Waktu tempuh yang pengunjung perlukan sekitar setengah jam dari makam Eyang Jugo. Konon, keraton ini merupakan tempat  Prabu Kameswara bertapa. 

Setelah sang raja selesai bertapa di Gunung Kawi, ia berhasi menyelesaikan kekacauan poliitk di kerajaannya. Dari legenda ini, banyak yang menggunakan petilasan tersebut menjadi tempat pesugihan dan pemujaan. 

BACA JUGA: Gunung Gajah: Mengungkap Misteri dan Pesona Alam Pemalang-Tegal yang Tersembunyi
Terlepas dari kebenaran mister-misteri di atas, Gunung Kawi memiliki pesona yang kuat dalam menarik wisatawan. Hal ini mampu menarik kekuatan ekonomi sekitar.***

Ikuti Kami di

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *