:

Legenda Jaka Tarub, Kisah Pemuda yang Menikahi Bidadari


Legenda Jaka Tarub
Jaka Tarub, Pria yang menikahi bidadari

RADAR TEGAL – Jaka Tarub merupakan seorang tokoh fiksi yang termuat dalam Sastra Jawa Baru. Kisahnya bercerita tentang kehidupan seorang pemuda yang merupakan keturunan Mataram. 

Joko Tarub merupakan pemuda yang asalnya dari Tarub dan saat dewasa memiliki gelar Ki Ageng Tarub. Belum ada yang dapat memastikan Joko Tarub fakta atau fiksi belaka.

Perdebatan antara fakta atau fiksi 

Sebab di Widodaren, gerih, Ngawi terdapat sebuah petilasan yang masyarakat percaya milik Joko Tarub. Selain itu, juga terdapat teori yang menjelaskan bahwa Widodaren berasal dari kata widodari, yang bermakna bidadari. 

Sebagian warga juga percaya bahwa di kampungnya itu merupakan tempat terjadinya pertemuan Joko Tarub dengan tujuh bidadari yang sedang mandi. 

Bukti lain yang semakin menunjang adalah terdapat sebuat sendang (mata air) yang konon katanya merupakan tempat para bidadari mandi dan Jaka Tarub mencuri salah satu selendang mereka. 

BACA JUGA: Kisah Pangeran Benowo, Putra Raja yang Lebih Memilih Menyiarkan Islam

Kisah pada legendanya 

Alkisah terdapat seorang pemuda bernama Jaka Tarub yang gigih keluar masuk hutan untuk melakukan perburuan di kawasan gunung keramat. 

Di gunung tersebut memiliki sebuah telaga yang jernih airnya. Tanpa sengaja ia menyaksikan terdapat tujuh gadis yang sedang mandi. 

Karena terpikat dengan kecantikan bidadari tersebut, ia mencuri salah satu selendang yang sedang tersampir di dahan pohon dekat telaga. 

Setelah para bidadari selesai mandi dan bersiap untuk ke kahyangan, salah satu bidadari sangat panik dan bersedih karena selendang miliknya hilang. 

Karena sudah mencari kemana pun tetap tidak ketemu, akhirnya keenam bidadari lain meninggalkan satu bidadari itu karena hari sudah semakin gelap. 

Saat sang bidadari sendirian, Joko Tarub muncul berpura-pura ingin menolongnya. Mereka pun saling berkenalan, dan nama bidadari tersebut adalah Nawangwulan. 

Nawangwulan akhirnya ikut ke rumah Joko Tarub karena hari sudah petang. Karena sering bersama, akhirnya mereka jatuh cinta dan menikah. 

BACA JUGA: 5 Makam Tokoh Berpengaruh di Tegal, Ada Makam Raja Mataram

Kehidupan pernikahan 

Setelah menikah, mereka mendapatkan seorang putri bernama Nawangsih. Sebelum menikah, Nawangwulan selalu mengingatkan Joko Tarub jangan pernah bertanya rahasia tentang dirinya kelak setelah menjadi istri. 

Rahasia Nawangwulan yang tidak boleh diketahui adalah ia selalu memasak sebiji beras, namun dapat menghasilkan nasi yang banyak setiap harinya. 

Joko Tarub tentunya merasa penasaran, tetapi ia tidak bisa menanyakan langsung kepada istrinya. Akhirnya ia membuka tutup penanak nasi, dan karena inilah kekuatan Nawangwulan menjadi sirna. 

Akibat hal itu, Nawangwulan harus memasak nasi seperti pada umumnya. Persediaan gabah di lumbung pun menjadi cepat habis. 

Saat persediaannya sisa sedikit, Nawangwulan menemukan bahwa selendangnya terdapat di dalam lumbung. Hal ini membuatnya sangat marah karena suaminya telah mencuri benda berharganya. 

Karena itu, Nawangwulan mengancam akan meninggalkan suaminya ke kahyangan. Joko Tarub pun memohon agar istrinya menetap bersamanya. 

Namun, tekad Nawangwulan telah bulat dan ia hanya datang ke bumi pada waktu tertentu untuk menyusui putrinya Nawangsih. 

 

Menjadi pemuka dan memiliki menantu anak raja 

Semakin berkembangnya waktu, Joko Tarub berganti nama menjadi Ki Ageng Tarub dan menjadi seorang pemuka desa. Ia juga bersahabat dekat dengan Brawijaya, Raja Majapahit. 

Di suatu hari Brawijaya mengirimkan pusaka Kyai Mahesa Nular agar Joko Tarub merawatnya. 

Utusan yang menyampaikan merupakan anak angkatnya yang bernama Ki Butur Masahar dan Bondan Kejawan. Joko Tarub mengetahui bahwa Bondan Kejawan adalah putra kandung Brawijaya. 

Selanjutnya pemuda tersebut ia minta agar tinggal bersama di Desa Tarub. Sejak saat itu ia bertemu dengan Nawangsih dan jatuh cinta. 

Setelahnya Nawangsih dan Bondan Kejawan menikah. Setelah Joko Tarub wafat, menantunya menggantikan posisi mertuanya sebagai Ki Ageng Tarub yang baru. 

Mereka dikaruniai seorang putra bernama Ki Getas Pandawa, yang selanjutnya di masa depan memiliki putra bernama Ki Ageng Selo. 

Ki Ageng Selo sendiri merupakan kakek buyut sang pendiri Kesultanan Mataram Islam, yakni Panembahan Senopati. 

BACA JUGA: Keajaiban Legenda Sungai Serayu dari Mitos Hingga Realitas yang Tersebar Luas di Kalangan Masyarakat 
Kisah Joko Tarub sangat terkenal di Indonesia, terdapat beberapa dongeng lain dengan cerita yang mirip seperti Sa;ambush dari Maluku, Lenganjan dari NTT, dan lainnya.***

Ikuti Kami di

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *