RADAR TEGAL – Indonesia merayakan kemerdekaannya setiap tanggal 17 Agustus dengan upacara dan berbagai kemeriahan. Perayaan ini mengenang kembali proklamasi yang menyatakan berdirinya Indonesia sebagai negara yang merdeka. Dalam kemerdekaan ini, Indonesia juga mengibarkan bendera legendaris, yaitu sang Saka Merah Putih.
Sang Saka Merah Putih adalah bendera nasional pertama Indonesia. Bendera Merah Putih sebagai salah satu lambang negara kemudian mendapatkan penghormatan tinggi. Seperti yang kita tahu, setiap hari Senin, murid seluruh Indonesia menghormati Merah Putih dalam upacara rutin.
Merah Putih juga selalu dipasang pada perayaan 17 Agustus. Tidak hanya bendera di setiap rumah, warna-warna ini juga menjadi corak dan hiasan untuk merayakan kemerdekaan Indonesia. Selain semua kemeriahan itu, banyak juga kisah-kisah yang beredar tentang sang Saka Merah Putih.
BACA JUGA: Jadi Lambang Negara, Ini Fakta Unik Burung Garuda yang Wajib Kamu Tahu!
Cerita yang beredar tentang bendera pusaka
Dalam pelajaran sejarah, tentunya kita sudah hafal bahwa bendera sang Saka Merah Putih dijahit oleh istri Ir. Soerkarno, yaitu Ibu Fatmawati. Ada cerita yang beredar bahwa bendera pusaka negara yang pertama tersebut terbuat dari kain dari tenda warung soto dan seprai kasur.
Cerita tersebut selalu beredar dan naik lagi setiap tahun di perayaan 17 Agustus. Informasi itu terdengar seperti kejadian nyata, sebab kita membayangkan bahwa keadaan pada masa persiapan kemerdekaan itu genting. Tetapi, apakah cerita itu benar adanya?
Ternyata, cerita ini hanyalah mitos. Sebab, Ibu Fatmawati yang menjahitnya mendapatkan kedua kain warna merah dan putih itu dari seorang perwira Jepang. Beliau sendiri beranggapan bahwa kain-kain itu dari Kantor Jawa Hokokai, yaitu sebuah himpunan rakyat bentukan Jepang.
Waktu proses penjahitannya, Ibu Fatmawati sedang hamil tua. Oleh karena itu, beliau menjahit dengan tangan karena tidak bisa dengan mesin jahit yang menggunakan kaki. Peristiwa itu terjadi di akhir tahun 1944, sebelum melahirkan di bulan November.
BACA JUGA: Dari Penghormatan Ratu Belanda Jadi Ikon Perlawanan Rakyat, Begini Sejarah Taman Pancasila
Pengibaran sang Saka Merah Putih di hari Proklamasi
Pagi hari saat sebelum proklamasi kemerdekan, suasananya sangat sibuk. Ada kurang lebih ratusan orang yang hadir di rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur nomor 56 itu. Namun, ketika pukul 9 pagi saat persiapan, ada teriakan bahwa bendera belum ada.
Ibu Fatmawati pun mengambilkan bendera yang sudah jadi setahun lalu. Setelah proklamasi, upacara pengibaran bendera yang pertama kali dan sangat sederhana pun terjadi. Latief Hendraningrat di sana sebagai pemimpin upacara.
Dengan mengibarkan bendera tersebut, ada iringan lagu Indonesia Raya. Hal ini pun menjadi tanda bahwa Indonesia sudah merdeka. Sejak saat itu, 17 Agustus pun menjadi hari perayaan kemerdekaan Indonesia. Upacara pengibaran bendera juga menjadi agenda wajib di sekolah.
Sejarah ini tentunya menjadi pengingat bagi kita untuk menghargai perjuangan para pendiri bangsa yang telah membebaskan Indonesia dari belenggu penjajah. Semoga, informasi mengenai mitos sang Saka Merah Putih bisa menjadi wawasan dan sedikit hiburan bagi Anda.***