:

Mitos Sungai Serayu yang Bikin Warga Resah


Mitos Sungai Serayu
Mitos Sungai Serayu (Foto: Cermin Dunia)

RADAR TEGAL – Selain Bengawan Solo, Sungai Serayu menjadi sebuah muara yang menarik perhatian banyak orang. Panjang alirannya yang mencapai 500 kilometer, menjadikan sungai ini selalu menjadi topik ulasan menarik. 

Hulu sungainya berada pada wilayah Gunung Praha di wilayah Dieng. Aliran airnya juga melintasi lima kabupaten di Jawa Tengah, sehingga menjadi sumber perekonomian yang penting. 

Tidak hanya sebagai sumber kehidupan, sungai Serayu juga menjadi jalur transportasi untuk mengangkut barang dan orang. Adanya sungai ini juga berguna sebagai aliran pertanian dan industri. 

Bahkan hebatnya, terdapat Waduk Mrica yang memanfaatkan aliran dari Serayu dan selanjutnya menjadi sumber tenaga listrik bertenaga air. 

Namun, dari berbagai fakta keren di atas terdapat berbagai mitos Sungai Serayu yang sampai membuat warga resah dan ketakutan. 

BACA JUGA: 4 Fakta Mengagumkan Sungai Serayu, Banyak Mitosnya!

Terdapat makhluk penunggu sungai 

Mitos yang paling populer berkembang di masyarakat sekitar sungai adalah keberadaan makhluk halus yang menghuni Sungai Serayu. 

Jumlah makhluk halus ini tidak sedikit, melainkan banyak seperti perkampungan manusia pada umumnya. 

Bukan hanya itu, terkatakan bahwa makhluk astral di wilayah sungai ada yang senang mengusik manusia, termasuk menyakiti, bahkan menewaskan manusia. 

Adanya desas-desus ini membuat banyak warga khawatir saat akan melakukan aktivitas di sungai. Adanya kasus-kasus orang tenggelam juga kerap dikaitkan dengan keberadaan makhluk halus ini. 

Ada kutukan di muara Sungai Serayu 

Kutukan dalam mitos ini belum jelas secara detail. Namun, bagi siapapun yang melanggar ketentuan yang telah ada di Sungai Serayu maka akan membawa bencana. 

Makna kutukan dalam hal ini berupa sakit, musibah, kematian, bahkan dapat menyerang satu warga desa sekitar. 

Kehadiran mitos ini sangat warga takuti, hingga mereka pernah kesulitan memperoleh air bersih dan pangan yang layak. 

Warga sekitar berusaha menaati berbagai aturan di sana, namun tetap saja banyak yang khawatir untuk beraktivitas biasa seperti mandi, mencuci, atau sekedar berjalan di dekat sungai. 

BACA JUGA: Mitos Sungai Serayu yang Terbuat Dari Air Seni Bima

Dijaga oleh Semar dari hulu sampai hilir 

Pada wilayah sekitar Sungai Serayu terdapat berbagai candi yang menggunakan nama tokoh dalam pewayangan. Misalnya, candi Yudhistira, Candi Arjuna, Candi Nakula, Candi Sadewa, Candi Bisma, dan lainnya. 

Selain candi-candi di atas, pada pegunungan Dieng juga terdapat Candi Semar yang berada  hulu Sungai Serayu. Lalu dekat di hilir sungai Gunung Srandil terdapat patung Semar. 

Patung tersebut sebagai penandaan tempat turunnya Semar dari kahyangan Jong Giri Saloka ke Tanah Jawa. 

Karena keberadaan Semar di bagian hulu dan hilir, eksistensi Sungai Serayu tidak dapat terlepas dari Hyang Batara Ismaya tersebut. Semar merupakan perwujudan dewa yang jujur, sabar, rendah hati, berbelas kasih, dan sederhana. 

Melalui hal ini, Sungai Serayu termasuk sebagai sungai suci yang bukan hanya memberikan sumber penghidupan bagi manusia, tetapi memiliki makna simbolik yang dalam. 

Sungai Serayu bermakna kasih sayang yang tulus dan terus mengalir dari Pegunungan Dieng hingga Laut Selatan. Tidak heran, para warga yang hidup di kiri-kanan sungai mendapatkan keberkahan bumi. 

Mereka juga rutin melakukan Sedekah bumi sebagai rasa syukur atas cinta kasih air yang terus mengalir dari Tuhan melalui Sungai Serayu. 

BACA JUGA: Wisata Ekstrim Arung Jeram Sungai Serayu, Berikut Tips dan Harga Tiketnya
Itulah berbagai mitos yang berkembang di daerah Sungai Serayu. Dari berbagai mitos di atas, penting bagi manusia untuk menyeimbangkan dalam memanfaatkan dan menjaga sungai.***

Ikuti Kami di

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *