RADAR TEGAL – Jika mendengar kata ombak, tentunya yang muncul di benak kita adalah gulungan gelombang air di laut atau di pantai. Keberadaan ombak inilah yang menjadi ciri khas dari perairan laut. Tetapi, keistimewaan ini ada pada Ombak Bono di Sungai Kampar.
Ombak Bono adalah sebutan untuk ombak yang muncul di Sungai Kampar. Ya, sebuah sungai! Keberadaan ombak yang lazimnya ada di laut ini terdapat di sungai yang terletak di Pelalawan, Riau. Bahkan, lokasi ini menjadi pilihan bagi peselancar.
Jarang, kan, mendengar orang berselancar alias surfing di sungai? Hal ini memungkinkan di Sungai Kampar dengan gelombang ombak pada aliran airnya yang bernama Ombak Bono.
Ombak ini sendiri meruapakan hasil dari pertemuan arus sungai mengalir ke laut dengan arus laut yang mengalir ke sungai karena air pasang. Karena Ombak Bono terjadi di sungai, ombak ini memiliki pemandangan air berwarna kecoklatan yang tercampur dengan lumpur.
BACA JUGA: Legenda Pantai Karang Nini, Kisah Cinta Sepasang Kekasih yang Tragis dari Pangandaran
Tinggi ombak bisa sampai 5 meter
Keunikan lokasi ini sampai menjadi lokasi surfing ada pada besarnya ombak yang datang, bahkan kabarnya bisa mencapai antara 4 hingga 5 meter. Gelombang air ini bergerak dari pesisir muara di kawasan Desa Pulau Muda, ke arah Desa Teluk Meranti dan Tanjung Metangor.
Tidak hanya tingginya, kecepatan ombak ini juga mengagumkan. Gulungan ombak itu punya kecepatan hingga 40 kilometer per jam, dengan jarak tempuh mencapai 60 kilometer jauhnya. Uniknya lagi, ombak ini datang melawan arus Sungai Kampar yang biasanya.
Karena keunikan ombak di sungai ini, terdapat mitos yang berkembang di masyarakat setempat mengenai ombak ini. Kabarnya, ombak yang muncul di sungai ini adalah jelmaan dari 7 hantu.
BACA JUGA: Mitos Danau Kastoba di Pulau Bawean, Dulunya Kerajaan Jin?
Wujud 7 hantu dalam Ombak Bono
Ada sebuah cerita masyarakat Melayu kuno yang berjudul kisah Sentadu Gunung Laut. Dalam kisah tersebut, ada tujuh hantu yang sering menghancurkan kapal dan sampan di Sungai Kampar. Ketujuh hantu tersebut kabarnya mewujud sebagai Ombak Bono.
Perwujudan tujuh hantu itu terdapat pada tujuh macam ombak yang berbeda. Saking ganasnya ombak tersebut, konon seseorang harus menjalani ruwatan Semah. Tujuannya adalah agar selamat berhadapan dengan ombak ini.
Ritual ruwatan itu berlangusng sebagai upacara tradisional di pagi atau siang hari dengan ketua adat setempat itu sebagai pemimpin. Masyarakat memang sangat menakuti keganasan ombak itu hingga sampai membutuhkan ritual khusus untuk menghadapinya.
Bahkan, Ombak Bono juuga menjadi ajang uji nyali para pendekar Melayu di daerah pesisir tersebut di masa lalu. Sedangkan, di zaman sekarang, orang-orang para penghobi selancar dan surfing ingin mencicipi keseruan berselancar di gulungan ombak besar tersebut.***