RADAR TEGAL – Ratusan petani di Kabupaten Tegal menggelar aksi unjuk rasa di kantor Pemkab Tegal, Rabu 11 Januari 2023. Mereka mendesak agar pupuk bersubsidi 2022 dijual dengan harga eceran tertinggi (HET).
Selama ini, petani kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi 2022 seperti Urea dan NPK. Kendati ada, mereka harus membeli dengan harga yang mahal, mulai dari Rp250 ribu hingga Rp280 ribu per kantong atau isi 50 kilogram.
Koordinator Forum Masyarakat Peduli Desa (Formaddes) Pagerbarang, Sugeng Toglek mengatakan, selama 4 tahun terakhir, petani kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi.
Padahal, petani sudah memiliki kartu tani. Namun, saat kuotanya habis dan petani membutuhkan pupuk, maka wajib membeli dengan harga di atas HET.
“Harga pupuk bersubsidi sebenarnya HET nya Rp109 ribu. Tapi pengecer menjualnya Rp125 ribu. Itu kalau pakai kartu tani. Tapi kalau kuota kartu tani habis dan petani butuh pupuk, petani tetap beli dengan harga Rp250 ribu sampai Rp280 ribu per kantong,” kata Sugeng kepada wartawan.
Sugeng mengaku, unjuk rasa itu diikuti oleh seluruh petani di Kecamatan Pagerbarang dan sejumlah kecamatan lainnya di Kabupaten Tegal. Jumlahnya lebih dari 300 orang.
Mereka tidak hanya mengeluh soal mahalnya harga pupuk bersubsidi, tapi juga irigasi pertanian yang sudah rusak parah. Bahkan, irigasi sudah banyak yang tersumbat dan tidak bisa mengairi area persawahan.
Untuk itu, pihaknya mendesak Bupati Tegal untuk segera mengevaluasi pendistribusian pupuk bersubsidi dan irigasi. “Kalau tuntutan kami tidak digubris, terpaksa kami akan melakukan unjuk rasa lagi dengan melibatkan seluruh petani di Kabupaten Tegal,” tandasnya.
Bupati Janji Kelangkaan Pupuk Bersubsidi
Sementara, Bupati Tegal Umi Azizah, mengaku akan memfasilitasi tuntutan para petani tersebut. Termasuk harga pupuk yang mahal, perbaikan irigasi serta honor untuk ulu-ulu.
Terkait pupuk, akan ditindaklanjuti oleh pihak Pupuk Indonesia (PI). Dan untuk irigasi, Bupati akan menugaskan DPUPR untuk mengecek ke lokasi. Jika irigasi sudah rusak, maka akan diusulkan anggaran untuk segera diperbaiki.
Sedangkan untuk honor ulu-ulu, nanti akan dibicarakan dengan kepala desa serta camat setempat. “Semuanya butuh proses. Intinya, kita siap memfasilitasi tuntutan para petani,” ujarnya.
Perwakilan Pupuk Indonesia, Edi mengaku akan menyiapkan alokasi pupuk untuk masyarakat di wilayah Kecamatan Pagerbarang. Dirinya tak menampik, pendistribusian pupuk di wilayah tersebut memang ada masalah pada 2022 lalu.
Namun, permasalahan itu sudah diselesaikan dan oknum yang bersangkutan sudah diberhentikan. “Tahun kemarin memang ada masalah soal pendistribusian pupuk di Pagerbarang. Tapi sekarang sudah diselesaikan. Ke depan, pendistribusian pupuk akan kita upayakan supaya lebih baik lagi,” kata Edi. ***
