“Tidak kurang-kurang usaha yang dia lakukan, agar bisa melanjutkan studinya,” ungkapnya lagi.
Segala cara pun sudah dia coba, dari mencari beasiswa hingga mengambil part time. “Menurut saya praktis semua usaha sudah dia coba.”
Tanggapan Rektor UNY soal Viralnya Berita Mahasiswi UNY
Rektor UNY Sumaryanto pun menanggapi viralnya kasus tersebut. “Saya sedih, sangat berduka,” katanya.
“Kalau sampai penyebabnya mahasiswa sampai tidak bisa bayar, sampai depresi, saya betul-betul sedih,” tambah Sumaryanto.
Menurutnya, UNY dan pihaknya memiliki komitmen untuk membantu mahasiswa. Utamanya yang mengalami kesulitan finansial.
“Jadi betul-betul kalau ada mahasiswa kesulitan uang, kalau bukan UNY yang membantu Sumaryanto. Komitmennya seperti itu secara pribadi,” tegas Sumaryanto.
Di UNY, lanjut dia, UKT terendah yakni Rp500 ribu hingga Rp6 jutaan per semester. “UKT terendah Rp500 ribu satu semester.”
“Tertinggi sekitar Rp6 jutaan, kalau FT (Fakultas Teknik), kalau FIK (Fakultas Ilmu Keolahragaan) Rp5 jutaan,” jelas Rektor.
Sumaryanto menyebut pengajuan penurunan UKT bisa dilakukan saat terjadi kesalahan input awal. Sehingga UKT dinilai terlalu tinggi.
Kedua, di tengah jalan terkena bencana alam atau kecelakaan, atau orang tua meninggal dunia. Sehingga menjadi yatim piatu atau kena PHK.
“Sebagian besar yang ngoreksi minta turun, karena salah menginput data. (Caranya) Mengajukan surat ke rektor, ternyata kami pendapatannya hanya sekian,” rinci Rektor.
“Bahkan ada karena kena gempa, PHK, kami akan mengusulkan dikurangi UKT satu grid. Yang penting tidak boleh bohong,” paparnya.
“Kalau apa adanya pasti kami bantu, jaminannya itu,” tegas Rektor lagi.
Sekadar informasi, seorang mahasiswi UNY Angkatan 2020 berjuang untuk bisa berkuliah. Mahasiswi berinisial NRF itu pada akhirnya meninggal dunia.
NRF yang kesulitan membayar UKT, harus mengubur mimpinya berkuliah hingga akhir hayatnya.***
