RADAR TEGAL – Masyarakat Indonesia pastinya sudah tidak asing lagi dengan jamu. Olahan yang terbuat dari bahan alami ini punya khasiat menjaga kesehatan dan menyembuhkan macam-macam penyakit. Asal usul jamu sendiri sudah ada sejak ratusan tahun lalu.
Mengingat bahwa Nusantara ini adalah habitat berbagai rempah, tidak heran jika jamu muncul sebagai hasil perkembangan budaya. Asal usul jamu sendiri memiliki perbedaan di setiap daerah, menyesuaikan dengan tanaman yang tumbuh di daerah tersebut.
Di zaman sekarang, jamu juga masih banyak menjadi kegemaran orang-orang. Rasanya yang khas cocok dengan lidah orang Indonesia yang sudah terbiasa dengan rasa rempah yang kuat. Yang tidak banyak orang tahu adalah soal asal usul jamu.
Asal usul jamu ternyata sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram, sebuah kerajaan Jawa kuno. Bahkan, menyesuaikan perkembangan zamannya, tradisi minum jamu pun mengalami pergolakan.
BACA JUGA: Warisan Nenek Moyang, Inilah 4 Makanan Jawa yang Ada Sejak Zaman Kerajaan Kuno
Olahan minuman khas masyarakat zaman Mataram Kuno
Perkiraan jamu mulai berkembang adalah sejak muncul teknologi mengolah hasil hutan sejak zaman prasejarah. Minuman jamu menjadi salah satu hasil produksi di masyarakat Mataram. Olahan minuman ini sudah ada sejak sekiytar 1300 Masehi.
Menurut bahasanya, jamu berasal dari kosakata Jawa Kuno, yaitu djampi dan oesodo. Djampi berarti penyembuhan, sedangkan oesodo berarti kesehatan. Selain dari bahasanya, jejak keberadaan jamu sejak zaman Mataram terlihat dari relief.
Pada relief candi-candi di Yogyakarta dan Surakarta, terdapat alat-alat pembuat jamu. Antara lain di Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Brambang, dan lokasi lainnya. Pada zaman dulu, masyarakat tampaknya percaya kesaktian para pendekar dan petinggi kerajaan terbantu oleh ramuan herbal.
Para laki-laki akan mendapat bahan rempah dan tumbuhan herbal dari hutan. Kemudian, para perempuan akan membuat olahan dari bahan-bahan tersebut menjadi jamu. Hal ini terlihat dari adanya penemuan artefak cobek dan ulekan, yang diduga berfungsi dalam pembuatan jamu.
BACA JUGA: Bekas Kepahitan Masa Penjajahan, Ini Alasan Kenapa Makanan Jawa Selalu Manis
Perkembangan jamu dari zaman ke zaman
Semenjak masuknya modernisasi ke Indonesia, tradisi minum jamu mengalami penurunan. Munculnya promosi obat-obatan tersertifikasi membuat minat masyarakat lebih kepada obat modern daripada obat tradisional. Pola pikir yang lebih maju pun membuat masyarakat skeptis kepada khasiat jamu.
Sekitar tahun 1940-an pada masa penjajahan Jepang, muncul komite Jamu Indonesia. Hal ini kemudian menyebabkan jamu kembali populer. Produksi olahan herbal juga mulai mengikuti perkembangan, misalnya jamu dalam kemasan pil, tablet, atau kemasan instan yang tinggal diseduh.
Selanjutnya, perusahaan dengan produksi jamu mulai berdiri. Banyak juga bantuan dari pemerintah untuk industri jamu. Hingga sekarang, kita mengenal banyak bentuk-bentuk jamu yang tersebar di berbagai toko.
Sayangnya, sulit menemukan jamu gendong yang menjadi pendekatan penjualan jamu yang khas. Hal ini karena tradisi pembuatan jamu sudah jarang, dan tidak ada lagi yang mewarisi ilmunya.
Itulah informasi mengenai asal usul jamu, minuman olahan rempah yang khas dari Indonesia. Sebagai sebuah kearifan lokal yang sudah ada sejak ratusan tahun silam, masyarakat perlu menjaga kelestarian tradisi minum jamu agar tidak pudar.***