:

Anies Baswedan Muncul di Forum Internasional Bareng Yenny Wahid, Warganet Nyari Ganjar


RADAR TEGAL- Anies Baswedan dan Yenny Wahid tampil sebagai pembicara di forum internasional. Warganet langsung berkomentar dengan menyebut nama Ganjar Pranowo.

“Koq Pak Ganjar nggak diundang ya? Oo…mungkin baru sibuk betulin got mampet, … yaaa memang beda kelas,” cuap salah satu warganet, Rabu, 11 Januari 2023.

Warganet cukup riuh menyampaikan pandangan terkait cuitan terbaru Anies Baswedan terkait kehadirannya di forum tersebut.

Seperti biasa, sejumlah warganet ada yang pro dan kontra dengan bakal capres Partai NasDem ini.

“Mantaapp.. mas Anies…, Mengangkat harkat dan martabat Indonesia kita. Semoga bisa terlibat dlm kancah nasional & internasional secara aktif. Tokoh Indonesia yg mampu berprestasi di belahan dunia lainnya utk membawa RI berjaya dan di segani,” puji akun @Scor***.

“@Uki23 kapan junjunganmu @ganjarpranowo bisa begini,” celoteh akun @bud***.

BACA JUGA: Semarang Banjir Parah, Addie MS Tuai Kritikan Karena Soroti Sumur Resapan Anies

Anies Baswedan dan Yenny Wahid menjadi pembicara pada Regional Outlook Forum 2023 di Singapura. Forum yang bersifat internasional itu membahas terkait outlook politik negara-negara di Asia Tenggara.

“Sebuah kehormatan dapat berpartisipasi sebagai pembicara dalam Panel Discussion of ISEAS Yusof Ishak – Regional Outlook Forum 2023 bersama dengan Yenny Wahid di Singapura,” tulis Anies Baswedan melalui akun Twitter-nya, @aniesbaswedan.

Anies juga menautkan informasi lengkap via Facebook. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengaku senang bisa kembali berdiskusi dan berbagi pendapat di forum tersebut.

Dia berbagi panel dan berdiskusi dengan para tokoh lintas negara terkait outlook politik negara-negara di Asia Tenggara.

BACA JUGA: Habib Kribo Viral Lagi! Sebut Ibadah Haji Buang-buang Duit

Menurut Anies, pihaknya mendapatkan undangan untuk membicarakan Reformasi di Indonesia. Tahun ini, 2023, lanjut dia, Indonesia akan memperingati 25 tahun gerakan Reformasi sejak tahun 1998.

Reformasi itu menandai berakhirnya rezim otoriter dan mulainya sistem demokrasi baru. Menurutnya, dengan segala pandangan politik yang ada saat ini, perlu upaya dan diskusi.

“Mengenai bagaimana cara kita mengenal, memahami, dan memperbaiki hal yang menjadi isu-isu persatuan di negara,” tambahnya.

Momen ini, kata dia, memantik ingatan pada 6 agenda Reformasi. Di antaranya amandemen UUD 1945 yang menerapkan pembatasan masa jabatan pemimpin negara, otonomi daerah seluas-luasnya, dan penegakkan supremasi hukum. (*)

 

Ikuti Kami di

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *