RADAR TEGAL – Salah satu gunung berapi yang menjadi destinasi favorit para pendaki adalah Gunung Lawu. Memiliki tujuh puncak gunung, menjadikan gunung ini memiliki keindahan menawan.
Terlebih gunung ini memiliki berbagai kisah mistis yang membuat daya tariknya semakin kuat bagi para pendaki dan petualang. Meskipun termasuk gunung berapi, Lawu termasuk gunung yang statusnya beristirahat dan kategori yang aman untuk didaki.
Gunung ini juga sudah lama tidak aktif, terhitung sejak terakhir meletus di tanggal 28 November 1885. Hal itu terbukti dari kerapatan vegetasi dan puncaknya mulai erosi.
Apabila kamu ingin menikmati keindahan langsung Gunung Lawu dari puncaknya, sebaiknya jangan melakukan hal-hal di bawah ini.
5 Hal yang tidak boleh dilakukan saat mendaki Gunung Lawu
BACA JUGA: Gak Cuma di Pantai Selatan, Ke Sini Juga Gak Boleh Pakai Baju Hijau! Begini Mitos di Gunung Lawu
Jangan sekali-kali berbicara jorok dan aneh
Aturan dalam menjaga lisan saat mendaki merupakan hal yang umum dan para pendaki senior telah mengetahui hal ini. Percaya atau tidak, saat mendaki ke gunung, perkataan yang keluar dari mulut harus menjadi perhatian utama.
Hal tersebut sangat mempengaruhi kesuksesan perjalanan untuk sampai ke puncak gunung. Apabila terdapat pendaki yang tidak menjaga ucapannya, biasanya akan mengalami kesulitan atau hambatan tertentu.
Tentunya niat dari dalam hati juga harus tulus saat ingin mendaki ke Lawu. Niat yang benar dan tulus akan membawa pada hal-hal baik, dan mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan.
Gak boleh membawa rombongan ganjil
Di Gunung Lawu terdapat aturan tidak boleh membawa rombongan dengan jumlah ganjil dan harus genap. Maka dari itu sebelum berangkat, penting untuk menentukan jumlah anggota yang akan ikut.
Sebenarnya tidak ada batasan terkait banyak dan sedikitnya jumlah pendaki dalam sebuah rombongan. Hal terpenting adalah harus selalu berjumlah genap.
Apabila rombongan pendaki jumlahnya ganjil, maka sering terjadi kesalahan dan hambatan. Kedengarannya seperti hal yang mustahil dan tidak masuk akal, tetapi di realitanya sering terjadi.
Saat sebuah rombongan berjumlah ganjil, sering terjadi hambatan seperti sisa satu orang tersesat, jatuh, terkilir, tertinggal, dan hal-hal lainnya.
Jika jumlah orangnya genap, maka setiap orang akan jauh lebih aman karena membersamai satu sama lain dengan mudah.
Jangan mendaki sendirian
Jalur pendakian Gunung Lawu terdapat beberapa, salah satunya via Karanganyar, Jawa Tengah. Saat ini terdapat aturan baru bahwa para pendaki pemula yang belum memiliki pengalaman harus minimal di tingkat SMA/SMK sederajat.
Aturan ini juga melarang mendaki sendirian, tanpa ada teman maupun pendamping profesional dari daerah setempat.
Bagi pendaki pemula yang belum memiliki pengalaman minimal tiga kali, wajib didampingi orang tua atau teman yang lebih berpengalaman.
Adanya larangan mendaki sendirian bertujuan untuk mencegah terjadinya hal-hal berbahaya. Saat mendaki sendirian, sangat rentan apabila terjadi sesuatu yang buruk karena tidak ada yang bisa melacak kondisi pendaki tersebut.
Apabila ingin didampingi, para pendaki juga bisa memesan jasa sewa pendamping profesional yang telah mengenal seluk-beluk Gunung Lawu. Caranya tinggal menghubungi pos jalur via Cemoro Kandang, Candi Cetho, atau Tambak.
BACA JUGA: Mitos Keturunan Cepu dan Bojonegoro yang Disumpahi Raja Terakhir Majapahit, Jangan Ke Gunung Lawu!
Merusak atau mengambil apapun dari gunung
Terdapat hewan Jalak Gading di Gunung Lawu yang apabila menghampiri pendaki, maka menunjukkan hal-hal baik. Burung khas Lawu ini hanya datang kepada para pendaki yang memiliki niat tulus.
Burung ini juga kerap membantu mereka yang tersesat dan menunjukkan jalan yang benar sesuai tujuan para pendaki.
Oleh sebab itu, terdapat larangan untuk mengambil apapun dari gunung, termasuk bunga Edelweis yang banyak menjadi incaran. Apabila baru terbersit niat untuk merusak gunung ini, maka akan terjadi hal-hal tidak baik.
Biasanya tercermin dari hambatan yang dialami, seperti sengaja disesatkan, terjauh, kaki terkilir, dan lainnya.
Penting bagi para pendaki untuk selalu menjaga kebersihan dan membawa kembali sampah yang dibawa. Selain itu, para pendaki juga tidak boleh memiliki tangan yang jahil pada alam gunung ini.
Menganggap sepele mitos dan kepercayaan setempat
Gunung Lawu terkenal dengan mistisnya dan misterinya yang di luar nalar. Meskipun begitu, para pendaki wajib menghormati kepercayaan yang ada walau tidak mempercayainya.
Para pendaki tidak boleh menganggap sepele kisah-kisah mitos, larangan, maupun arahan dari masyarakat setempat agar tidak menemukan rintangan saat menuju ke puncak gunung.
Mitos-mitos di gunung ini juga menjaga agar manusia yang berkunjung dapat selamat saat berangkat dan pulang. Oleh sebab itu, selalu dengarkan apapun aturannya dan tidak menyepelekannya sedikitpun.
BACA JUGA: Asal Usul Gunung Ungaran di Semarang, Pertengkaran Ramayana dan Prabu Dasamuka yang Perkasa
Itu dia 5 larangan yang wajib pendaki patuhi apabila ingin naik ke puncak Gunung Lawu yang menakjubkan.***