:
Lokal  

Misteri Rest Area KM 206B, Dulunya Pabrik Gula Banjaratma Peninggalan Belanda!


Rest area KM 206B
Rest area KM 206B, dulunya pabrik gula peninggalan Belanda

RADAR TEGAL – Keberadaan Belanda selama tiga abad lebih di Indonesia terlihat dari sejumlah peninggalan yang bisa kita saksikan. Selama membangun pemerintahan di Indonesia, banyak bangunan yang mereka buat. Di antaranya adalah pabrik gula, yang salah satunya Pabrik Gula Banjaratma.

Pabrik Gula Banjaratma berlokasi di Desa Banjaratma, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Tetapi, sekarang kawasan ini telah mendapat revitalisasi oleh pemerintah. Tidak hanya sebagai heritage, tempat ini juga menjadi rest area KM 206B.

Rest area adalah salah satu hal penting dalam perjalanan di jalur tol. Kawasan ini menyediakan fasilitas bagi pengendara untuk beristirahat, makan, beribadah, dan buang air. Rest area KM 206B ini juga sama-sama menyediakan fasilitas serupa, tapi uniknya tempat ini dibangun dari bekas Pabrik Gula Banjaratma.

Kabarnya, bekas Pabrik Gula Banjaratma ini masih menyimpan sejumlah peninggalan yang sekarang keberadaannya terawat dan terjaga sebagai bagian dari heritage. Rest area ini juga menjadi memorandum sejarah yang konon berhawa mistis. Berikut ini penjelasan misteri di balik rest area di Brebes ini.

BACA JUGA: Dulu Jadi Daerah Produksi Gula, Ini 3 Peninggalan Belanda di Slawi

Misteri Rest Area KM 206B

Awal mula pengendara memasuki kawasan rest area ini, sejumlah rumah kosong bercorak Belanda akan menyambut kedatangan Anda. Kawasan ini memang sudah mendapat banyak perbaikan semenjak revitalisasi di tahun 2017, sehingga sebagian sudah modern, tetapi ada bagian yang masih bertahan keasliannya.

Salah satu yang masih terjaga dan terawat sebagai bagian dari heritage PG Banjaratma ini adalah mesin-mesin pengolah gula peninggalan pabrik. Benda-benda ini terletak di tengah-tengah stan-stan dan kedai-kedai kecil pedagang.

Meskipun sekarang kondisinya sudah ramai oleh pengunjung dari para pengguna jalan tol, bekas pabrik gula ini tetap saja punya nuansa mistisnya sendiri. Memang, peninggalan ini tidak luput dari penjajahan Belanda yang menorehkan luka dalam sejarah kehidupan masyarakat Indonesia.

Ada cerita yang beredar bahwa pada saat awal bekas pabrik ini buka sebagai rest area, pengunjung dan pedagang sering pingsan tanpa alasan yang jelas. Hal-hal di luar nalar pun kerap terjadi, dengan saksi para pedagang yang mendapat shift kerja malam.

Tetapi, seiring berjalannya waktu, pedagang yang sehari-hari menggelar usahanya di rest area KM 206B ini pun terbiasa.

BACA JUGA: Bekas Kepahitan Masa Penjajahan, Ini Alasan Kenapa Makanan Jawa Selalu Manis

Seputar PG Banjaratma

PG Banjaratma dahulu didirikan perusahaan Belanda pada masa onderneming. Gula adalah salah satu komoditas yang laris di pasar dunia pada zaman itu. Di Jawa saja, tercatat pada tahun 1800-an sekitar 70% lahan sawah menghasilkan tebu.

Sebelum jadi rest area seperti sekarang, Pabrik gula di Brebes ini berdiri pada tahun 1908 di bawah perusahaan N.V. Cultuurmaatschappij. Perusahaan ini bergerak di bidang perkebunan, dan pusatnya ada di Amsterdam, Belanda. Sekitar tahun 1918, orang menyebut tempat ini sebagai stasiun Banjaratma.

Keberadaan stasiun kereta selalu ada di dekat semua pabrik gula untuk mengangkut hasil produksi dengan efisien. Tetapi, stasiun Banjaratma tersebut punya fungsi lain sebagai stasiun pengujian. Di sinilah berlangsung penelitian megenai budidaya dan produksi gula demi hasil perkebunan yang optimal.

Akan tetapi, semenjak tahun 1997 pabrik ini mengalami kebangkrutan dari kondisi perusahaan yang terus-menerus menurun. Pada masa itu, perusahaan mengalami kerugian, sehingga pabrik ini pun ditutup. Sekarang, bangunan ini sudah mengalami revitalisasi sebagai rest area.

Kesan retro dan kuno yang ada pada bangunan ini merupakan daya tarik rest area KM 206B. Bangunan ini cocok sebagai lokasi instagrammable dengan nuansa seperti kota tua di sejumlah daerah. Di samping fasilitas lengkap sebagai rest area, kawasan ini bisa menjadi destinasi kuliner dan belanja.

Selain sebagai cagar budaya atau heritage seperti upaya dari PT. PP Sinergi Banjaratma sejak 17 Maret 2019, bekas Pabrik Gula Banjaratma ini juga berupaya menjadi salah satu rest area ikonik di Indonesia.***

Ikuti Kami di

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *