:
Lokal  

Dari Markas Bersenjata, Sekolah, sampai Lokasi Wisata! Begini Perjalanan Sejarah Benteng Van der Wijck


benteng van der wijck
Benteng Van der Wijck di Gombong, Kebumen, Jawa Tengah

RADAR TEGAL – Di Indonesia yang telah terjajah selama tiga setengah abad oleh Belanda, tidak heran jika kita menemukan bangunan-bangunan peninggalan Belanda. Salah satunya yang biasanya menyimpan banyak kejadian sejarah adalah bangunan benteng. Di Gombong, Kebumen, Jawa Tengah, terdapat benteng Van der Wijck.

Benteng Van der Wijck terkenal karena sejarah peperangan Belanda menghadapi pasukan dalam Perang Jawa. Kabarnya, benteng inilah pusat dari strategi dalam melawan sekaligus bertahan dari pasukan Pangeran Diponegoro tersebut.

Bahkan, karena ketangguhannya tersebut, benteng Van der Wijck memiliki gelar sebagai strategi pertahanan yang baik di abad ke-19 tersebut. Tepatnya, benteng ini sudah berdiri sejak 1818 dan sampai sekarang pun bangunannya masih kokoh dan bisa kita kunjungi.

Selain sebagai simbol kekuatan pertahanan yang baik, ada strategi Belanda dalam perang yang sekaligus memperkecil ruang gerak dari pasukan dalam perang yang menyerbu dengan benteng Van der Wijck. Perang itulah yang dalam sejarah tersebut sebagai Perang Jawa pada tahun 1825-1830.

BACA JUGA: Ternyata Peninggalan Inggris! Inilah Asal Usul Kode Huruf Setiap Daerah di Plat Kendaraan

Sebelum jadi alat mengepung pasukan dalam Perang Jawa

Siapa sangka bahwa benteng ini sebelumnya adalah sebuah kantor dagang VOC alias Vereenigde Oostindische Compagnie, yang tak lain adalah kongsi dagang Belanda yang menguasai produksi komoditas dagang di Hindia Belanda pada masa kolonial.

Yang pertama kali membangun bangunan ini adalah Frans David Cochius. Namanya pun mengambil dari nama belakang pendirinya, yaitu Benteng Cochius. Akan tetapi, meletusnya perang dari keraton Jawa pada tahun 1825 sampai dengan 1830 telah menekan posisi Belanda.

Karena tentunya perang tersebut menjadi kendala dalam menjalankan pemerintahan Hindia Belanda, maka mereka pun menetapkan suatu strategi untuk menekan gerakan pasukan di bawah pimpinan Ngayogyakarta tersebut. Strategi ini mengimplementasikan siasat Benteng Stelsel.

Strategi tersebut pun terlaksana dengan pembangunan sejumlah benteng di daerah Semarang, Ambarawa, Muntilan, Kulon Progo, dan Magelang. Siasat utamanya adalah membatasi ruang gerak pasukan Pangeran Diponegoro. Dalam membangun benteng-benteng itu, salah satu caranya adalah memakai bekas kantor VOC.

Bekas kantor ini salah satunya di Gombong, yang pada perjalanannya menjadi Benteng Van dew Wijck. Untuk membangun bangunan ini, pemerintah Belanda mengerahkan sekitar 1400 tenaga kerja dari daerah Bagelen dan Banyumas.

BACA JUGA: Dari Penghormatan Ratu Belanda Jadi Ikon Perlawanan Rakyat, Begini Sejarah Taman Pancasila

Dari sekolah, markas angkatan darat, sampai lokasi wisata

Setelah berhasil menumpas pasukan dan menangkap Pangeran Diponegoro pada tahun 1830, Perang Jawa pun usai. Benteng yang tidak terpakai ini beralih fungsi pada tahun 1856 menjadi sekolah. Nama sekolah itu adalah Pupillenschool, untuk pendidikan bagi orang Eropa.

Setelah masa pendudukan Jepang, tempat ini menjadi lokasi pelatihan tentara Jepang sampai kemerdekaan Indonesia. Selanjutnya, benteng ini menjadi markas ABRI sampai pada tahun 1980. Sampai tahun 2000 menjadi asrama TNI AD.

Sekarang, benteng Van der Wijck menjadi wisata sejarah. Tempat ini juga cocok bagi kaum muda yang mencari lokasi instagrammable. Bangunan lama khas Belanda ini menyajikan nuansa estetik zaman dahulu. Bagaimana, tertarik berkunjung?***

Ikuti Kami di

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *