RADAR TEGAL – Nama Mbah Semedo saat ini telah menjadi nama Desa Semedo yang berlokasi di Kedung Banteng, Kabupaten Tegal dan bersebelahan dengan Desa Sigentong.
Mbah Semedo disebut sebagai orang yang pertama kali mendiami wilayah Desa Semedo. Sekarang desa ini memiliki wisata religi yang bernama Makam Mbah Semedo.
Berikut 3 fakta Mbah Semedo, sang ulama dan pendiri Desa Semedo.
BACA JUGA: 5 Makam Tokoh Berpengaruh di Tegal, Ada Makam Raja Mataram
Latar belakang kehadiran Mbah Semedo
Di Kerajaan Cirebon pada masa Walisongo terdapat seorang putri yang merupakan anak Sultan Cirebon mengalami sakit yang tidak kunjung sembuh.
Sultan berusaha mengobatinya dengan berbagai cara, salah satunya ia mengumumkan sayembara kepada siapapun yang mampu mengobati putrinya akan mendapatkan hadiah atau imbalan.
Mbah Semedo atau Kanjeng Pangeran Surahadikusuma yang berada di Jayakarta mendengar kabar tersebut. Karena ia memiliki kemampuan tentang ilmu tabib dan kesehatan, ia berangkat ke Cirebon untuk membantu Sultan tersebut.
Singkat cerita, melalui kuasa dari Allah, Mbah Semedo berhasil menyembuhkan sakit sang putri Sultan Cirebon. Selain itu, Mbah Semedo juga bermukim untuk sementara waktu di daerah Cirebon sambil menunggu hadiah yang dijanjikan sultan.
Ternyata sang sultan lupa dengan janji akan sayembaranya tersebut saat Mbah Semedo menagih haknya. Hal tersebut membuat sang sultan menjadi marah dan mengusirnya dari wilayah Cirebon.
Hal itu membuat Mbah Semedo sangat malu. Ia juga mengalah dan memutuskan untuk menemukan tempat tinggal yang cocok di daerah yang sekarang bernama Semedo.
BACA JUGA: Menelusuri Sepak Terjang Hidup Gendowor, Dari Prajurit Menjadi Pemimpin
Setelah pergi dari Cirebon
Setelah diusir oleh sang sultan, Mbah Semedo menemukan wilayah yang dikelilingi hutan subur dan terdapat banyak tumbuhan hijau. Kanjeng Pangeran Surohadikusumo merupakan orang yang pertama kali menempati wilayah ini dan berdiam diri di bukit.
Aktivitas kesehariannya adalah bersemedi sampai wafat pada tahun 1679. Dari sini semenjak wafat, banyak orang yang menggunakan lokasinya untuk bersemedi.
Hal itulah yang menyebabkan masyarakat sekitar memberi nama daerahnya Semedi. Namun, karena perkembangan zaman namanya berubah menjadi Desa Semedo.
Mbah Semedo juga menyiarkan agama islam dan mengajarkan ilmu kanuragan kepada masyarakat setempat hingga akhir hayatnya.
Makam Mbah Semedo menjadi tempat pemakaman para bangsawan lain
Desa Semedo telah menjadi tempat wisata religi karena memiliki berbagai para ulama dan bangsawan yang disemayamkan di desa ini. Berikut berbagai tokoh lain selain Mbah Semedo antara lain:
- Pangeran Suro Hadi Kusumo
- Raden Mas Panji Hadi Tjokro
- Syekh Muhammad Thohir Al-Ba’bud
- Petilasan Pangeran Diponegoro
- Surodiwongso (juru kunci pertama makam Mbah Semedo)
- Syekh Syarifudin dari Banten
- Buyut Putri dari Sabrang Wetan Siputih
BACA JUGA: Kisah Kekalahan Gendowor, Menyisakan Kisah Pilu dan Mengabadikannya dengan Nama Desa Kedokan Sayang
Kisah Mbah Semedo memang tidak selengkap dari kisah para tokoh lainnya. Namun, sepak terjang hidupnya tetap harus menjadi sejarah yang tidak boleh terlupakan.***