RADAR TEGAL – Indonesia yang terpengaruh oleh berbagai budaya Eropa, China, dana Arab melahirkan berbagai hasil seni yang indah. Hal ini juga membuktikan tingginya minat orang Indonesia terhadap seni musik.
Studio Lokananta merupakan studio musik pertama di Indonesia yang berlokasi di kota Surakarta. Sekarang tempat bersejarah ini telah direvitalisasi dan terbuka untuk umum sejak 3 Juni 2023 silam.
Saat ini Lokanta hadir segar dengan tampilan baru. Lokasi ini juga menjadi salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi.
Wisata berbasis dengan musik ini juga lengkap dengan berbagai area kreatif untuk musisim seniman, maupun pelaku UMKM.
BACA JUGA: Akhir Pekan di Tegal Enaknya Piknik di 5 Tempat Ini!
Berikut 3 fakta menarik studio bersejarah Lokananta
Menjadi studio rekaman paling tua di Indonesia
Berdiri sejak 1956, Lokananta merupakan studio yang telah berumur 67 tahun.
Terwujudnya studio ini merupakan iniasi dari R Maladi selaku Kepala Jawatan Radio Republik Indonesia (RRI), bersama dengan Oetojo Soemowidjojo dan Raden Ngabehi Soegoto Soerjodipuro.
Sebagai studio rekaman satu-satunya di Indonesia, Lokananta mengalami kejayaan di tahun 1970 sampai 1980-an.
Melalui studio ini lahir musisi besar seperti Gesang, Waldjinah, Bing Slamet, Titiek Puspa, dan Sam Saimun. Namun, akibat dari teknologi yang semakin tertinggal, Lokananta di tahun 1990-an muali mengalami masa redup.
Menjadi label rekaman
Selain menjadi studio rekaman pertama di Indonesia, Lokananta juga memiliki label rekamannya sendiri.
Hal ini bermulai pada di tahun 1961, kepengurusan studio ini mulai di bawah perusahaan negara dengan nama baru PN Lokananta.
Di sini para musisi Indonesia membuat rekaman mereka . Tepatnya pada penyelenggaraan Asian Games ke-4 di tahun 1967.
Saat itulah para musisi lokal bernyanyi lagu daerah dan direkam dalam bentuk piringan hitam. Selanjutnya rekaman tersebut menjadi cinderamata Asian Games tahu 1967 tersebut.
Studio Lokananta juga mulai memproduksi piringan hitam para musisi terkenal seperti Titiek Puspa, Bing Slamet, Sam Saimun, dan Buby Chen sang musisi jazz terkenal.
Menyimpan berbagai koleksi
Lokananta menyimpan berbagai koleksi yang dapat menjadi perjalanan panjang industri musik di Indonesia. Studio ini menyimpan lebih dari 53.000 piringan hitam.
Beruntungnya sekarang pengunjung dapat melihat puluhan ribu koleksi tersebut yang disusun sangat estetis.
Terdapat pula ruangan yang berisi compact disk (CD) serta piringan hitam Koes Ploes, The Steps, Waldjinah, dan banyak lainnya.
Bukan itu saja, Lokananta juga memiliki uang koleksi mesin-mesin yang pernah digunakan. Salah satunya seperti mesin pemotong pita. Bahkan beberapa arsip pidato kenegaraan presiden pertama Indonesia juga disimpan di sini.
BACA JUGA: 3 Tempat Piknik Gratis di Jakarta, Cocok Banget Buat Healing Akhir Pekan
Nah, itu dia 3 fakta menarik tentang Lokananta. Apabila kamu tertarik, studio ini berada di Jalan Ahmad Yani Nomor 379 A, Kerten, Kecamatan Laweyan, Kota Solo. Tarif masuknya Rp 20.000 saja.***