RADAR TEGAL – Kekuasaan kolonial Belanda atas Indonesia tidak dapat dipungkiri telah meninggalkan banyak jejak. Jejak kependudukan ini juga terdapat pada kota tua di Tegal.
Mengingat masa penjajahan yang lama, yakni tiga setengah abad, tidak heran jika kita menemukan bangunan bekas Belanda. Beberapa bangunan sisa kota tua di Tegal masih ada hingga sekarang.
Kota tua di Tegal menjadi bukti sejarah kolonial Belanda di kota bahari. Di zamannya, Tegal merupakan pusat perdagangan dan salah satu jalur pelabuhan. Kota Tegal menjadi pusat karesidenan Tegal yang terdiri dari Tegal, Pemalang, dan Brebes.
Oleh karena itu, bekas kependudukan Belanda pun nampak dari bangunan-bangunan arsitektur Eropa yang sampai sekarang tetap terjaga. Berikut ini adalah 6 lokasi pemandangan kota tua di Tegal.
BACA JUGA: Serunya Berlibur Akhir Pekan Sambil Wisata Sejarah di Museum Situs Semedo Tegal
1. Waterleideng
Bangunan berupa menara setinggi 30 meter ini berlokasi tidak jauh dari pusat Tegal, yakni di Jalan Pancasila. Pemandangan menara ini juga bisa disaksikan dari alun-alun Kota Tegal.
Waterleideng berdiri pada 1931 dengan fungsi menyediakan air bersih bagi masyarakat. Sekarang, menara itu sudah mengalami revitalisasi. Jika Anda melewati alun-alun kota pada malam hari, Anda bisa melihat menara waterleideng bersinar warna-warni.
2. Dansional
Bangunan ini adalah markas besar TNI di Tegal. Sebelumnya, bangunan ini adalah Nederlandsch-Indische Handelsbank. Ketika awal kemerdekaan Indonesia, pembentukan BKR Laut (Badan Keamanan Rakyat Laut) berlokasi di Tegal.
3. Gedung DPRD Tegal
Sebelumnya, pemerintah Belanda membangun bangunan ini pada tahun 1750 oleh Mathijs Willem de Man. Fungsi awalnya adalah sebagai rumah pribadi Residen Tegal.
Tahun 1987, bangunan ini beralih fungsi menjadi Balai Kota Tegal. Setelah Balai Kota Tegal pindah ke Jalan Ki Gede Sebayu, gedung ini resmi menjadi kantor DPRD Tegal.
4. Stasiun Kereta Api Tegal
Tahun 1885, perusahaan trem Belanda yang bernama Java Spoorweg Maatschappij (JSM) membangun stasiun kereta api di Tegal. Di tahun 1887, maskapai perkeretaapian Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij membeli stasiun tersebut.
Bangunan ini kemudian mengalami renovasi pada 1918 oleh arsitek Henri Maclaine Pont. Bangunan yang berupa Stasiun Kereta Api Tegal ini masih ada sampai sekarang, dan berfungsi sebagai stasiun kereta yang aktif.
BACA JUGA: Akhir Pekan di Tegal Enaknya Piknik di 5 Tempat Ini!
5. Gedung Birao (SCS)
Bangunan ini pada masa Belanda bernama gedung Samarang-Cheribon Stoomtram Maastschappij (SCS) dan berdiri pada tahun 1913. Sekarang, bangunan ini lebih sering disebut gedung Birao.
Tampilan luarnya terlihat kental dengan konsep arsitektur Eropa. Pada tahun 1980, gedung ini sempat digunakan sebagai kampus Universitas Panca Sakti. Lokasi bangunan ini berada di Jl. Pancasila No 2.
6. Bioskop Dewa dan Bioskop Dewi
Kedua bioskop ini merupakan bioskop pertama yang berdiri di Tegal. Bioskop Dewa (Rex) terdapat di bagian selatan alun-alun Tegal. Sementara itu, Bioskop Dewi (Roxy) ada di sisi utara alun-alun.
Tidak ada catatan yang jelas mengenai bioskop mana yang berdiri duluan, maupun yang mana yang beroperasi lebih dulu. Namun, perkiraan berdirinya kedua bioskop tersebut yakni pada tahun 1930an.
Itulah 6 pemandangan kota tua di Tegal yang masih bisa terlihat hingga sekarang. Ada beberapa bangunan peninggalan Belanda lainnya di Tegal yang menjadi fasilitas publik dan bebas dikunjungi, seperti masjid agung Kota Tegal dan pendopo balai kota.***