RADAR TEGAL – Apabila membicarakan tokoh bersejarah dari Tegal, kita akan menjumpai nama Gendowor yang merupakan seorang pemimpin yang berhasil memajukan ekonomi wilayah Tegal di masa lalu.
Gendowor adalah nama panggilan, sedangkan nama aslinya adalah Ki Pranantaka. Sosok hebat dan gigihnya, membuat Gendowor memiliki kisah perjuangan yang wajib dibahas.
Berikut 4 fakta Gendowor, sang leader Tegal yang berkesan
Tangan kanannya Sunan Amangkurat II
Gendowor telah hidup sejak masa pemerintahan Sunan Amangkurat II. Awalnya ia merupakan seorang kepercayaan dari Adipati Martoloyo. Dari sini juga, Gendowor menjadi orang terdekatnya Sunan Amangkurat II.
Karena sifatnya yang amanah dan setia, Gendowor merupakan prajurit yang mendapat kepercayaan besar serta menjadi sosok utama di zamannya.
Salah satu bukti bahwa Gendowor sangat dipercaya oleh Sunan Amangkurat adala sikapnya yang selalu amanah. Ia juga pernah bertugas mencari kembang Wijayakusuma di Nusakambangan.
BACA JUGA: Menikmati Keeksotisan Kota Tua di Tegal Sambil Menjelajah Bangunan Bersejarah
Walau sangat sulit dan menempuh perjalannan panjang, Ia berhasil kembali pulang dengan tanaman tersebut yang untuk memberikannya kepada raja.
Raja Amangkurt II pun senang dan memberikan sebuah gelar koehormatan untuk Gendowor, yakni Raden Harya SIndureja.
Anti dengan pemerintah Belanda
Gendowor merupakan seseorang yang sangat menentang penjajahan Belanda. Baginya, kolonialisme Belanda telah menginjak dan mengadu domba masyarakat di wilayahnya, terutama para pemimpinnya.
Dalam sejarahnya, Gendowor tegambar dekat juga dengan Adipati Martoloyo, yang merupakan salah satu abdi masa pemerintahan Sunan Amangkurat II.
Gendowor dan Adipati Mertoloyo memiliki pandangan yang sama terkait idealismenya yang anti dengan pemerintah Belanda. Mereka berdua juga memiliki kepribadian jujur, lugas, dan setia kepada rajanya.
Kisah kepemimpinan Gendowor bermula dari peristiwa pemberontakan oleh Trunojoyo. Sunan Amangkurat II saat itu meminta bantuan kepada VOC untuk menghentikan pemberontakannya.
Hal itu tidak sejalan dengan Adipati Martoloyo, karena meraka harus memberikan wilayah pesisir utara untuk Belanda. Akhirnya ia menolak kebijakan raja dan tidak hadir dalam pertemuan di Jepara tahun 1676.
Sikap Adipati Martoloyo yang tidak patuh membuat Sunan Amangkurat II menjadi murka dan ia mengutus Adipati Martopuro (Seorang pemerintah Jepara) untuk membawa Adipati Martoloyo baik hidup maupun mati.
Singkat cerita, Adipat Martoloyo dan Adipati Martopuro saling menikam satu sama lain menggunakan keris. Mereka berdua tewas bersamaan, dan hal ini tentunya membuat pihak Belanda senang.
Pertarungan kedua adipati tersebut berada di Kota Tegal di tahun 1678. Akibat dari perginya Adipati Martoloyo, Gendowor ditunjuk untuk menggantikan kepemimpinan Tegal dalam beberapa waktu.
BACA JUGA: 5 Makam Tokoh Berpengaruh di Tegal, Ada Makam Raja Mataram
Perjuangan memajukan Tegal
Sepeninggal Adipati Martoloyo pada 17 Januari 1678, Gendowor mendapat amanah untuk megambil alih pemerintahan Tegal selama tiga tahun.
Pada masa pemerintahannya, Gendowor berhasil memberikan dampak positif untuk Tegal. Salah satunya adalah penggerakan ekonomi pertanian yang memajukan warga Tegal.
Sayangnya, Gendowor hanya memerintah sangat singkat akibat dari tragedi penembakan oleh Belanda pada tahun 1680 di Tembok Banjaran, Adiwerna.
Makamnya yang sangat sederhana
Sesuai dengan karakteristiknya yang sederhana, makan pemimpin Tegal ini juga sama. Meski sederhana, makamnya selalu memiliki daya tarik tersendiri karena perjuangan hidupnya yang berarti bagi masyarakat Tegal.
Berbeda dengan makam para petinggi, makan Gendowor lebih sederhana dengan lantai keramik putih dan berpagar bambu. Di dalamnya terdapat dua makam, yakni Gendowor dan istirnya.
Selain itu, pada makam pemimpin sederhana ini terdapat sebuah petilasan jejak kaki Adipati Martoloyo yang sangat berharga bagi masyarakat sekitar.
BACA JUGA: Kisah Kekalahan Gendowor, Menyisakan Kisah Pilu dan Mengabadikannya dengan Nama Desa Kedokan Sayang
Itu dia 4 fakta kisah hidup Gendowor yang sangat hebat dan menginspirasi. Sikap sederhana dan amanah adalah dua hal yang harus dimiliki seorang pemimpin.
Apabila kamu ingin berkunjung ke makamnya, jangan lupa untuk menaati semua peraturan dan kamu wajib melepas alas kaki saat masuk.***