:

Pj Bupati Brebes Berharap Kasus AKI dan AKB Bisa Ditekan


Aki dan AKB
Pj Bupati saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Kesehatan Ibu dan Anak di Kabupaten Brebes, yang di gelar di Aula Kantor Pemerintahan Terpadu (KPT) Brebes, Senin lalu.

RADAR TEGAL – Pj Bupati Brebes Urip Sihabudin meminta jajaran Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Brebes untuk dapat menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Anak (AKI dan AKB).

Hal itu di ungkapkan Pj Bupati saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Kesehatan Ibu dan Anak di Kabupaten Brebes, yang di gelar di Aula Kantor Pemerintahan Terpadu (KPT) Brebes, Senin lalu.

Pj Bupati mengatakan, memang menurunkan AKI dan AKB harus da dukungan dair semua unsur. Ini tidak lain agar bisa tercapai dengan gemilang.

Urip menjelaskan, permasalahan AKI dan AKB menjadi salah satu masalah kesehatan utamanya yang harus mendapatkan perhatian khusus. Walaupun, kasus AKI di Brebes tahun lalu mengalami penurunan. Yang mana, di 2021 AKI di Brebes mencapai 105 sedangkan di tahun 2022 hanya 50 kasus yang terjadi.

“Namun sayangnya sebagian besar tidak sampai 48 jam di rumah sakit. Artinya, ada permasalahan sebelum masuk rumah sakit. Sebagian besar meninggal dalam kondisi nifas bukan pada saat bersalin atau juga pada saat hamil,” ujarnya.

Berbeda dengan kasus AKI, kasus AKB di Brebes 2022 lalu mengalami kenaikan di banding 2021. Di 2021 lalu AKB di Kabupaten Brebes mencapai 259 kasus dan di 2022 meningkat menjadi 297 kasus.

Urip mengingatkan, ada target-target yang di bangun bersama agar yang realistis dalam kasus AKB dan AKI. Salah satunya, meningkatkan pelayanan kesehatan, sehingga bisa kasus AKI dan AKB bisa menurun. Termasuk, membahas permasalahan dan kendala selama menjalankan tugas melayani kesehatan.

“Dengan hadirnya semua pemangku kebijakan bidang kesehatan, harapannya rakor evaluasi ini bisa mendapatkan solusi konkret terbaik,” terangnya.

Di lain sisi, Urip menuturkan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) harus berada di angka 70. Sebab kabupaten/kota lain juga sudah mulai mengejar agar IPM-nya agar terus naik. IPM untuk di Jawa Tengah sendiri terakhir berada di angka 73.

“Artinya, harus lari harus lebih kencang di bidang kesehatan dengan salah satunya menekan angka kematian ibu dan bayi, di bidang pendidikan rata-rata lama sekolah minimal 7,2,” tuturnya.

Faktor yang Mempengaruhi Kasus AkI dan AKB

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes Ineke Tri Sulistyowati melaporkan, kasus AKI dari 105 kasus di 2021 menjadi 50 kasus di tahun 2022. Untuk itu, grafik perbaikan harus terus terakselerasi.

“Puskesmas dan rumah sakit agar meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan ibu bersalin, sehingga dapat membantu upaya penurunan kasus kematian ibu,” jelasnya.

Ada beberapa faktor penyebab kasus AKI. Yakni, pendarahan, hipertensi, preklamsi, komplikasi. Juga ada faktor lain yang berkontribusi yaitu akses transportasi, pelayanan kesehatan, keterlambatan dalam penanganan di faskes tingkat 1, dan faskes rujukan.

“Untuk itu, lebih maksimalkan penanganan awal dan penanganan kedaruratan,” pungkasnya.***

Ikuti Kami di

Tinggalkan Balasan