:

Daerah Istimewa tapi Mistis! Ini 5 Mitos Kepercayaan Orang Jogja


mitos kepercayaan orang jogja
Alun-alun Selatan Jogja, salah satu lokasi mitos kepercayaan orang Jogja

RADAR TEGAL – Setiap daerah punya mitos tersendiri yang unik. Biasanya, mitos melingkupi suatu lokasi dan berkaitan dengan kepercayaan tertentu. Sama halnya dengan di Jogja, salah satu kota yang kerap jadi destinasi wisata ini. Ada beberapa mitos kepercayaan orang Jogja yang masih sering terdengar.

Jogja adalah daerah istimewa, tidak hanya sistem pemeritahannya yang berbeda, tetapi juga kawasannya memiliki banyak kekhasan. Daerah ini mempunyai gelar sebagai pusat kebudayaan Jawa. Selain itu, daerah ini punya banyak turis. Bahkan, turis-turis juga sudah terbiasa dengan mitos kepercayaan orang Jogja.

Mitos kepercayaan orang Jogja berasal dari beberapa tempat ikonik di Jogja. Bahkan, tidak hanya masyarakat setempat, para pengunjung dan turis yang datang ke Jogja pun mempercayai dan menaati peraturan dari sejumlah mitos tersebut.

Apa saja mitos kepercayaan orang Jogja yang sampai sekarang masih dipercaya? Berikut ini ada 5 mitos yang mungkin Anda juga sudah pernah mendengar.

BACA JUGA: Gunung Tidar dan Legenda Paku Bumi: Sejarah Kerajaan Gaib di Jawa

1. Larangan baju hijau di pantai

Mitos satu ini nyaris semua orang Indonesia tahu. Menggunakan baju berwarna hijau menjadi pantangan tersendiri, khususnya di Pantai Parangtritis. Kabarnya, jika ada yang menggunakan baju hijau, orang tersebut akan hilang atau terseret ombak.

Oleh karena itu tersebar peringatan untuk tidak memakai baju hijau, yang bahkan pengunjung pun mengetahui. Mitos ini konon berkaitan dengan Nyi Roro Kidul yang menguasai pantai selatan. Warna hijau adalah kebesaran penguasa pantai selatan tersebut.

2. Melewati Ringin Kembar sambil menutup mata

Ringin Kurung atau pohon beringin kembar adalah salah satu lokasi ikonik di Jogja. Letaknya berada di tengah Alun-alun Selatan Jogja. Pohon beringin besar ini mempunyai mitosnya tersendiri yang masih banyak jadi kepercayaan masyarakat.

Ada sebuah mitos yang menyebutkan jika seseorang berhasil berjalan melewati kedua pohon ini sambil menutup mata, maka permintaannya akan terkabul, apapun itu. Sedangkan jika tidak berhasil melewatinya, konon orang tersebut hatinya kurang bersih. Tradisi ini bernama “Masangin”.

Mitos lain menyebutkan jika Ringin Kembar adalah gerbang penangkal kerajaan dari musuh. Zaman dahulu, ada cerita bahwa pasukan yang hendak menyerbu keraton akan hilang kekuatan dan pikirannya saat melewati kedua pohon beringin ini.

BACA JUGA: Dilarang Bawa Jeruk! Begini Mitos di Pantai Kedung Tumpang

3. Larangan memakai motif batik garuda di keraton

Sebagai pusat kebudayaan Jawa, Jogja terkenal karena pemerintahannya yang terpusat pada keraton. Keraton Ngayogyakarta sendiri menjadi destinasi wisata yang menjadi salah satu ciri khas Jogja. Akan tetapi, ada sebuah larangan yang menjadi mitos terkait keraton ini.

Mitos itu menyebutkan bahwa pengunjung keraton tidak boleh memakai batik yang bermotif garuda. Motif batik ini adalah pakaian khas milik Sri Sultan Hamengkubuwono. Jika ada orang yang menyamainya dan masuk kawasan keraton, orang itu konon akan celaka dan kualat.

4. Pasar Gaib di Gunung Merapi

Gunung memang pusatnya segala mitos. Tidak mengherankan jika mengingat pemandangan alam satu ini memang umumnya belum banyak tersentuh, alias masih asri dengan hutan lebat. Makanya, banyak rumor horor dan mistis beredar di daerah gunung.

Salah satunya ada pada Gunung Merapi. Di gunung ini, kabarnya terdapat suatu pasar gaib. Pasar itu ada pada puncak alias pos 4 di pendakian Gunung Merapi. Di daerah ini, konon makhluk-makhluk gaib melakukan kegiatan jual beli seperti pasar pada umumnya.

Kabarnya, dari cerita-cerita para pendaki, beberapa orang bisa melihat penampakan dari pasar tersebut. Terkadang, ada juga yang mendengar bunyi-bunyi yang cukup berisik seperti pasar di lokasi ini.

BACA JUGA: Gak Cuma di Pantai Selatan, Ke Sini Juga Gak Boleh Pakai Baju Hijau! Begini Mitos di Gunung Lawu

5. Suara andong di malam hari

Mitos ini kabarnya berlaku bagi pengunjung atau pendatang di Jogja. Kabarnya, pengunjung atau pendatang bisa mendengar suara kaki kuda dan derek roda di malam hari. Konon, suara ini berasal dari andong Nyi Roro Kidul.

Suara tersebut menandakan bahwa Nyi Roro Kidul sedang melakukan sambutan ucapan selamat datang kepada para pendatang. Jika seseorang mendengar suara ini, mitosnya dia akan betah selama tinggal di Jogja.

Itulah 5 mitos kepercayaan orang Jogja yang masih banyak orang percaya. Beberapa dari mitos ini sudah menjadi kebudayaan dari masyarakat Jogja sendiri. Tentunya, kepercayaan ini wajib kita hormati jika berkunjung ke sini, ya!***

Ikuti Kami di

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *