RADAR TEGAL – Mitos memang kebanyakan kebenarannya tidak bisa terbukti. Tetapi, mitos banyak mengatur kehidupan masyarakat dan masih dituruti. Di antaranya, ada mitos larangan makan yang jadi kepercayaan orang Jawa.
Biasanya, keberadaan mitos memang untuk menerapkan aturan dalam masyarakat. Kebanyakan penduduk yang punya latar belakang kepercayaan spiritual ini mudah mempercayai mitos. Masyarakat Jawa, contohnya, punya mitos larangan makan tersendiri.
Mitos larangan makan ini bermacam-macam, bahkan ada konsekuensinya kalau seseorang melanggar. Beberapa dari mitos ini sebenarnya mengandung aturan tersendiri yang cukup masuk akal, loh. Berikut ini 5 mitos larangan makan dalam budaya Jawa.
BACA JUGA: Dianggap Kembaran sang Bayi, Begini Mitos Jawa Mendem Ari-ari
1. Makan buah dengan bijinya akan tumbuh di kepala
Mitos ini biasanya banyak diketahui anak-anak kecil. Orang tua mereka biasanya memberi tahu untuk tidak memakan buah dengan bijinya. Hal itu akan berefek pada pohon dari buah tersebut akan tumbuh di kepala mereka.
Sebenarnya, alasan logisnya sederhana saja. Makan buah beserta bijinya tentu tidak baik bagi pencernaan anak kecil. Anak kecil juga berisiko tersedak biji. Tetapi, memberi tahu dengan cara ini mudah masuk ke imajinasi anak, dan mereka pun percaya.
Dengan mitos ini, anak-anak pun patuh karena tidak ingin menumbuhkan pohon di kepala mereka. Ada lagi versi yang menyebutkan bahwa bijinya akan tumbuh di dalam perut, lalu akan pohonnya tumbuh dari pantat mereka. Ada-ada saja, ya.
2. Makan sambil tiduran bisa berubah jadi ular
Sama seperti mitos makan biji, mitos makan sambil tiduran ini juga tidak masuk akal. Kabarnya, jika seseroang makan dengan posisi tiduran, mereka bisa berubah jadi ular. Biasanya, mitos ini juga untuk anak kecil.
Alasan sebenarnya adalah karena makan dengan posisi tiduran tidak baik. Selain bisa membuat tersedak saat makan, posisi ini juga tidak ideal untuk makan karena bisa membuat makanan jatuh kemana-mana dan menyebabkan kotor.
Ada juga mitos serupa yang mengatakan jika makan sambil tiduran di kasur, maka kotorannya pada saat buang air nanti akan panjang.
BACA JUGA: Mitos atau Fakta? Hujan Poyan Pertanda Akan Terjadinya Hal-hal Buruk
3. Tidak boleh mendahului orang tua
Larangan makan lainnya di masyarakat Jawa adalah tidak boleh mendahului orang tua. Jadi, yang pertama kali mengambil makanan haruslah yang paling tua, barulah nanti pada gilirannya yang lebih muda bisa mulai makan.
Mendahului orang tua makan terlebih dahulu konon adalah pamali. Rezeki akan terhambat, serta karma pun akan datang karena tidak menghormati orang tua. Hal ini sederhananya memang berkaitan dengan adab dan sopan santun yang sudah melekat di masyarakat Jawa.
4. Sayap ayam bikin anak perempuan susah dapat jodoh
Mitos ini agaknya cukup sulit mendapatkan penjelasan yang logis. Biasanya, orang tua akan memberi tahu anak perempuannya untuk tidak memakan bagian sayap ayam karena bisa mempersulit datangnya jodoh.
Ada yang berpendapat bahwa bagian sayap mengandung banyak hormon, dan bagian yang paling umum untuk menyuntik sesuatu ke dalam ayam. Maka, memakan sayap ayam dalam jumlah banyak bisa membuat tubuh tidak sehat.
Tetapi, ada juga yang berpendapat bahwa mitos itu kebohongan orang tua belaka. Hal ini karena bagian sayap itu adalah bagian ayam yang enak, sehingga muncullah mitos agar anak menyisakan bagian yang enak untuk orang tua.
BACA JUGA: Mitos Orang yang Dekat dengan Kematian, Ini 5 Tandanya Menurut Primbon Jawa
5. Larangan makan di depan rumah
Konon, makan di depan rumah bisa menjauhkan seseorang dari rezeki dan jodoh. Orang Jawa banyak yang masih percaya hal ini. Sebenarnya, penjelasan aslinya cukup logis.
Makan di depan rumah akan terlihat tidak baik dan tidak sopan, sebab orang-orang yang lewat di depan rumah bisa melihat kita. Maka dari itu, kegiatan makan sebaiknya memang di dalam rumah. Lebih baik lagi dengan duduk tenang.
Itulah 5 mitos larangan makan yang masih menjadi kepercayaan orang Jawa. Apakah Anda pernah mendengar mitos-mitos ini semasa kecil? Ataukah Anda masih percaya bahwa mitos-mitos ini benar adanya?***