RADAR TEGAL – Orang Jawa memiliki kepercayaan yang kental dengan ritual, filosofi, dan mitos-mitos tertentu. Hingga kini, masih banyak masyarakat Jawa yang secara aktif melaksanakan kepercayaannya ini. Di antaranya ada suatu ritual yang bernama mendem ari-ari.
Bagi masyarakat Jawa, setiap tahap kehidupan memiliki filosofi masing-masing. Hal ini juga memiliki implementasinya dalam ritual tertentu. Pada seorang bayi yang baru lahir, misalnya, ada ritual mendem ari-ari.
Mendem ari-ari dalam bahasa Jawa secara harfiah artinya memendam atau mengubur ari-ari. Ari-ari sendiri adalah nama lain dari plasenta, yaitu organ dalam kandungan yang sangat penting. Organ ini berfungsi sebagai penyalur nutrisi bagi janin.
Nah, dalam masyarakat Jawa, ari-ari ini memiliki nilai tersendiri. Oleh karena itu, ada sebuah tradisi mendem ari-ari. Seperti namanya, ritual ini mengubur ari-ari bayi. Berikut ini penjelasan ritual dan makna filosofis pada tradisi berikut ini.
BACA JUGA: Mitos Orang yang Dekat dengan Kematian, Ini 5 Tandanya Menurut Primbon Jawa
Ritual mendem ari-ari
Kabarnya, ari-ari yang datang bersama dengan bayi ini adalah kembaran bayi tersebut selama dalam kandungan. Oleh karena itu, ada perlakuan khusus kepada ari-ari dan tidak bisa sembarangan. Hal ini dipercayai sebagai mitos di mana mempengaruhi kebaikan dari si bayi tersebut.
Memendam ari-ari ini dilakukan di halaman sekitar rumah. Biasanya, ari-ari tersebut tersimpan di dalam kendi berisi air, lalu orang akan menguburnya ke dalam tanah di sekitar rumah.
Nantinya, keluarga yang melakukan ritual ini memberi tanda dengan sebuah lampu. Selain sebagai penerangan, lampu ini juga sebagai tanda lokasi tempat kuburan ari-ari tersebut.
Beberapa orang juga meletakkan berbagai benda lain seperti bebungaan, daun salam, beras, dan lain-lain. Setiap benda tersebut memiliki makna filosofisnya masing-masing. Contohnya, beras itu memiliki makna kemakmuran, dan lain-lain.
BACA JUGA: Percaya atau Tidak? Ini 4 Mitos Larangan dalam Pernikahan Jawa
Mitos penguburan ari-ari
Orang Jawa mempercayai sejumlah mitos yang berkaitan dengan ari-ari bayi yang baru lahir ini. Dari semua mitos tersebut, semuanya berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan perkembangan si bayi tersebut.
Ada mitos yang menyebutkan apabila orang tua bayi tidak mengubur ari-arinya, maka bayi tersebut akan mudah sakit dan rentan terhadap bahaya. Kabarnya hal ini juga bisa terjadi jika tidak mengubur plasenta itu dengan benar.
Di sisi lain, memendam ari-ari bayi itu sekaligus bisa menjadi kebaikan dan bahkan penyembuh bagi bayi dari penyakit. Salah satu yang jadi keyakinan orang Jawa bahwa air dalam kendi untuk memendam ari-ari itu bisa membantu bayi yang sakit untuk sembuh.
Jika bayi sakit panas, atau demam, air dalam kendi ari-ari bisa untuk menyiram atau membasuh bayi tersebut untuk menurunkan panasnya. Secara medis, hal ini belum terbukti, tetapi kebanyakan masyarakat menerapkan hal ini pada bayi yang sakit.
Meskipun tidak terbukti kebenarannya secara ilmiah, mendem ari-ari sudah menjadi tradisi Jawa sejak dahulu kala. Tradisi ini juga bisa bermakna sebagai pemuliaan terhadap bagian tubuh yang sudah lepas dari manusia, sebagai bagian yang sudah tidak bernyawa.***