:

Dari Penghormatan Ratu Belanda Jadi Ikon Perlawanan Rakyat, Begini Sejarah Taman Pancasila


Taman Pancasila
Taman Pancasila, penghormatan Ratu Belanda sampai perlawanan rakyat

RADAR TEGAL – Indonesia mengalami penjajahan dari Belanda selama tiga setengah abad lamanya. Dari kependudukan yang tidak singkat itu, Belanda meninggalkan jejak melalui bangunan-bangunan. Di Tegal, salah satu peninggalan Belanda adalah Taman Pancasila.

Mungkin cukup tidak terduga bahwa Taman Pancasila ternyata merupakan bentukan Belanda. Ya, hal ini karena nama taman tersebut sudah berubah. Sebelumnya, saat pertama kali dibangun, taman itu bernama Wilhelmina Park.

Dalam sejarahnya, Taman Pancasila tidak hanya semata-mata peninggalan Belanda yang kemudian mengalami nasionalisasi dan menjadi properti umum dalam pengelolaan pemerintah Indonesia. Taman ini adalah salah satu saksi bisu perlawanan Indonesia terhadap penjajah.

BACA JUGA: Adik Kartini yang Kalah Populer, Mengenal RA Kardinah dan Jasanya Terhadap Masyarakat Tegal

Fasilitas untuk penghormatan kepada Ratu Belanda

Pembangunan taman yang sekarang bernama Taman Pancasila itu mulanya adalah penghormatan bagi Ratu Belanda. Penguasa Belanda masa itu adalah Ratu Wilhelmina Helena Pauline Marie van Orange Nassu yang berkuasa pada 1890 sampai 1948.

Terdapat sebuah aturan yang mewajibkan Belanda termasuk negara-negara bawahan di tanah jajahan itu untuk menyantumkan nama Wilhelmina di tempat penting. Tegal, pada masa itu, adalah salah satu kawasan yang menjadi pemasukan kas Belanda dari penjualan komoditas khususnya gula.

Taman dengan nama Ratu Wilhelmina pun dibangun demi menuruti kewajiban penghormatan tersebut. Melihat pembangunan stasiun kereta api Tegal dan gedung Birao, perkiraan taman ini berdiri di Tegal pada tahun sekitar 1895 atau 1897.

BACA JUGA: Jejak Peninggalan Belanda, Ini 6 Pemandangan Kota Tua di Tegal

Taman Pancasila sebagai ikon perlawanan rakyat

Akan tetapi, sekitar tahun 1942 pada saat Jepang menjejakkan kaki di Indonesia, tentara Jepang menyerobot masuk dan merusak segala fasilitas bangunan oleh Belanda. Orang-orang pemerintah Belanda pun tertangkap dan menjadi tawanan.

Sementara itu, masyarakat Indonesia berkumpul dan mengerahkan kekuatan. Dengan senjata bambu runcing dan bedil, rakyat melakukan perlawanan terhadap Jepang. Mereka pun tidak pantang menyerah, hingga akhirnya berhasil mengusir Jepang dari Tegal.

Keberhasilan itu yang kemudian terabadikan ke dalam tugu monumen Pancasila. Tugu ini berdiri di Wilhelmina Park, yang berganti nama menjadi Taman Pancasila pada tahun 1950.

Kini, Taman Pancasila menjadi salah satu tempat rekreasi keluarga di Tegal. Lokasinya nyaman untuk sekadar bersantai. Jangan lupa untuk mengenang sejarah kepahlawanan rakyat kita di zaman dulu saat berkunjung ke taman ini.***

Ikuti Kami di

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *