:
Jateng  

Kotorannya pun Mengandung Berkah! Asal Usul Kebo Bule, Pusaka Sakral Kasunanan Surakarta


Kebo bule
Kebo bule, salah satu pusaka sakral Keraton Kasunanan Surakarta

RADAR TEGAL – Sebagai sebuah daerah yang memiliki sejarah panjang sebagai pusat kebudayaan Jawa, tidak heran jika Keraton Surakarta punya banyak pusaka keraton yang terjaga hingga sekarang. Salah satunya adalah kebo bule.

Apakah Anda sudah mengetahui mengenai hewan keramat dari Kasunanan Surakarta ini? Kebo bule bisa Anda lihat jika melewati sekitaran Alun-alun Selatan Solo.

Namanya yang unik ini tentu membuat bertanya-tanya. Apa itu kebo bule? Mengapa dinamai demikian? Mengapa bisa menjadi salah satu pusaka keraton yang berharga?

BACA JUGA: 4 Fakta Benteng Vastenburg, Pernah Digunakan Belanda Mengawasi Keraton Surakarta!

Asal usul Kebo Bule

Kebo dalam bahasa Jawa berarti kerbau. Ya, kata ini merujuk pada hewan sekeluarga sapi yang bertanduk tersebut. Kebo bule adalah hewan yang menjadi salah satu aset Keraton Solo yang masyarakat percaya punya keramat dan bertuah.

Nama bule berasal dari warna kulitnya yang putih dan sedikit kemerah-merahan. Hal ini juga yang menjadi keunikan penampipan kerbau unik tersebut. Sedangkan masyarakat Solo juga menyebutnya Kyai Slamet.

Dalam buku Babad Sala karya Raden Mas Said, kerbau-kerbau itu adalah hewan kesayangan Pakubuwono II. Ada cerita yang dipercaya merupakan asal usul kerbau-kerbau ini dan sebutan Kyai Slamet.

Sewaktu adanya Geger Pacinan di tahun 1742, Pakubuwono II mengungsi ke Ponorogo. Sesampainya di sana, sultan ini melakukan semedi. Dia kemudian mendapat petunjuk tentang benda pusaka bernama Kyai Slamet.

Sebelum mendapatkan pusaka tersebut, Pakubuwono II harus memenuhi syarat menemukan kerbau putih. Konon, kerbau putih inilah juga yang nantinya menentukan lokasi keraton yang baru.

Setelah melepas kerbau putih ini, lalu seorang abdi dalem mengikuti mereka, sampai kerbau-kerbau berhenti di lokasi yang sekarang menjadi Keraton Kasunanan Surakarta.

BACA JUGA: Panembahan Senopati, sang Pendiri Kesultanan Mataram dan Misteri Wafatnya

Kirab kebo dalam perayaan 1 Suro

Kebo bule punya peran tersendiri dalam perayaan 1 Suro yang sakral bagi masyarakat Jawa. Kerbau-kerbau tersebut mendapatkan perlakuan istimewa dan akan dikirab.

Kerbau-kerbau putih menjadi pembuka, atau cucuk lampah, dari pusaka-pusaka keraton lainnya dalam kirab tersebut.

Sebelum memulai kirab, terlebih dahulu kerbau putih itu mendapat jamuan ubi. Selanjutnya, mereka juga dikalungi rangkaian bunga melati. Kirab katanya tidak bisa mulai jika para kerbau belum mau keluar dari kandang.

Bahkan, masyarakat masih mencari berkah dari kebo bule. Mereka ingin menyentuh, bahkan mengambil kotorannya, karena punya nilai sakral dan keramat. Beberapa percaya bahwa dalam kotorannya terdapat berkah.***

Ikuti Kami di

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *