RADAR TEGAL – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Brebes pada tahun 2022 lalu, mencapai 549 kasus. 11 penderita di antaranya meninggal dunia, akibat gigitan nyamuk aedes aegypti itu.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Brebes, Ineke Tri Sulistyowati melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Imam Budi Santoso mengatakan temuan kasus DBD di 2022 cenderung meningkat. Jumlah peningkatannya pun cukup signifikan karena mencapai 295 orang.
Rinciannya, antara Januari hingga Desember 2022 tercatat 549 kasus, sedangkan pada 2021 sebelumnya hanya berkisar 254 kasus. Pasien DBD lebih banyak perempuan mencapai 300 pasien.
“Sisanya 249 laki-laki usia produktif. Adapun total pasien sembuh ada 538 orang,” katanya.
Di sisi lain, meningkatnya kasus DBD setahun terakhir berimbas pula pada jumlah kematian akibat kasus DBD. Pada tahun 2022, ada 11 pasien yang meninggal dua meski sudah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.
Itulah sebabnya, Dinkes mengimbau, masyarakat untuk selalu mewaspadai serangan penyakit DBD, dengan menggencarkan pemberantasan sarang nyamuk atau PSN. Pencegahan melalui PSN secara intensif dan berkala lebih efektif untuk mencegah berkembangnya penyakit DBD.
“Dari total 11 pasien DBD meninggal, meliputi Januari 2 meninggal. Februari, 3 meninggal, Maret 2 meninggal, Juni 1 meninggal. Kemudian, Agustus 1 meninggal, Oktober 1 meninggal, dan Desember 1 meningggal,” ungkapnya.
Tersebar Merata
Berdasarkan pemetaan kasus DBD, lanjut Imam, hampir merata tersebar di 17 kecamatan. Rinciannya, bulan Januari 36 kasus, Februari 48 kasus, Maret 103 kasus.
Selanjutnya, April 73 kasus, Mei 71 kasus, Juni 49 kasus dan Juli 31 kasus DBD. Sedangkan, Agustus tercatat 69 kasus, September 26 kasus dan Oktober 17 kasus. Terakhir, November tercatat 26 kasus dan Desember 17 kasus.
“Masyarakat di enam kecamatan endemis DB, harus lebih waspada. Rinciannya, Kecamatan Brebes, Banjarharjo, Bulakamba, Wanasari, Jatibarang dan Bumiayu,” terangnya.
Imam merinci kasus DBD tersebar merata sejak Januari 21 laki-laki, 15 perempuan, total 36, meninggal 2. Kemudian Februari, 17 laki-laki dan 31 perempuan, total 48, meninggal 3. Maret, 46 laki-laki dan 57 perempuan, total 103, meninggal 2.
Selanjutnya pada April, 38 laki-laki dan 35 perempuan, total 73. Mei, 28 laki-laki dan 43 perempuan, total 71. Disusul pada Juni, 23 laki-laki dan 26 perempuan, total 49, meninggal 1.
Sedangkan mulai pertengahan tahun tepatnya Juli terdapat 15 laki-laki dan 16 perempuan, total 31, nihil meninggal. Agustus, 40 laki-laki dan 29 perempuan, total 69, meninggal 1.
“September 11 laki-laki, 15 perempuan, total 26, nihil meninggal. Oktober 5 laki-laki, 12 perempuan, total 17, meninggal 1. November 15 laki-laki, 11 perempuan, total 26, meninggal 1. Desember 7 laki-laki, 10 perempuan, total 17, nihil meninggal,” ujarnya.
Imam Budi Santoso menambahkan khusus penanganan wilayah kasus DBD terbanyak, Dinkes akan melakukan fogging. Tujuannya, mencegah dan meminimalisasi perkembangbiakan vektor aedes aegipty. ***