RADAR TEGAL – Hipertensi atau darah tinggi masih menjadi momok di Tanah Air. Di Kabupaten Brebes misalnya, ada 167.673 warganya yang mengidap salah satu penyakit degeneratif tersebut.
Selain hipertensi atau darah tinggi, terdapat pula 12.563 orang yang terdiagnosis menderita penyakit di abetes melitus (DM) atau gula darah.
Sebaran penderita hipertensi atau darah tinggi dan DM itu merupakan hasil pemetaan pasien di semua fasilitas pelayanan kesehatan sejak tiga tahun terakhir.
Rincian jumlah penderita kedua penyakit itu, hampir merata di 297 desa dan kelurahan di seluruh Kabupaten Brebes.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Brebes, Imam Budi Santoso mengungkapkan angka itu merupakan hasil pemetaan 2019-2022 lalu.
Meawakili Kepala Dinkes Kabupaten Brebes, Ineke Tri Sulistyowaty, Imam mengataka, penanganan penyakit tidak menular (PTM) menjadi prioritas instansinya.
Menurutnya, bergesernya tren perilaku dan gaya hidup masyarakat yang tidak sehat menjadi faktor utama semakin meningkatnya jumlah PTM.
Apalagi angka penderita hipertensi atau darah tinggi dan DM bisa jadi masih akan bertambah. Karena jumlahnya belum termasuk pendataan pada tiga semester terakhir 2022 lalu.
Karenanya, instansinya masih terus melakukan validasi data penderita hipertensi atau darah tinggi dan DM.
“Hasil pemetaan PTM, khususnya DM, hipertensi, dan kolestrol kami tindaklanjuti dengan layanan pos binaan terpadu secara berkala di 297 desa kelurahan.”
Cegah Hipertensi atau Darah Tinggi melalui Posbindu
Melalui Posbindu tersebut, lanjut Imam, instansinya akan fokus melayani pemeriksaan kesehatan dasar masyarakat.
Sasarannya adalah usia produktif mulai 15-59 tahun, lewat program deteksi awal faktor risiko PTM. Tujuannya untuk mengendalikan sekaligus upaya deteksi awal PTM, khususnya DM.
“Optimalisasi osbindu rutin dan terus kami gencarkan setiap dua minggu. Sasarannya 1.381.038 warga usia produktif yang sudah mengakses fasyankes,” ujarnya.
Imam Budi Santoso menuturkan deteksi awal faktor risiko PTM DM ada lima faktor. Yakni, memetakan masalah Penyakit Tidak Menular, mendeteksi penyebab kematian utama.
Kemudian, banyak penderita PTM usia muda, tingginya biaya pelayanan kesehatan. Serta, sebagian besar PTM tidak terdeteksi.
Sehingga, pengendalian PTM bertujuan meningkatkan deteksi awal, penemuan dan tindak lanjutnya. Termasuk, meningkatkan kualitas hidup dan menurunkan angka kematian.
“Khusus populasi berisiko (usia lebih dari 40 tahun), deteksi awal PTM sebaiknya kami lakukan minimal 1-3 bulan sekali,” pungkasnya.
Demikian informasi tentang penderita hipertensi atau darah tinggi dan DM di Kabupaten Brebes selama tiga tahun terakhir.***
