RADAR TEGAL – Ki Gede Sebayu merupakan sosok tokoh yang sangat penting di Tegal. Ia merupakan keturunan para bangsawan dari Bathara Katong, dan ayahnya bernama Pangeran Onje atau Adipati Purbalingga.
Ki Gede Sebayu diperkirakan lahir pada tahun 1530-an. Melalui pelacakan nasabnya, KGS merupakan keturunan dari Brawijaya V.
Masyarakat Tegal sudah tidak asing dengan nama tokoh melegenda ini, karena ia merupakan pendiri Pemerintahan Tegal pada tahun 1582-1625. Namanya juga terabadikan di bangunan maupun nama jalan.
5 Fakta Ki Gede Sebayu (KGS)
BACA JUGA: 5 Makam Tokoh Berpengaruh di Tegal, Ada Makam Raja Mataram
Mendalami ilmu agama islam
Ki Gede Sebayu tercatat namanya dalam buku silsilah raja-raja Jawa dan ia termasuk orang yang bersemangat tinggi saat membangun tlatah Tegal.
KGS merupakan anak ke-22 dari 90 bersaudara. Eyangnya yang bernama Kyai Agung Wunut telah mengasuh KGS sejak masih kecil.
Karena eyangnya juga menekuni agama islam, hal itu berdampak terhadap perkembangan KGS yang tumbuh menjadi sosok santun dan lembut.
Saat usianya mencapai dewasa, KGS diperintahkan ayahnya menjadi prajurit tamtama di Keraton Pajang yang saat itu masa pemerintahan Sultan Hadiwijaya.
Dari sana KGS mempelajari ilmu agama islam sekaligus belajar ilmu kanuragan dan keprajuritan.
Meninggalkan Pajang
Kesetiaan KGS terhadap Sultan Hadiwijaya terbukti pada pengabdiannya yang bertahun-tahun. Namun, sepeninggal Sultan Hadiwijaya kondisi Kerajaan Pajang sangat kisruh dan banyak peperangan.
Hal itu membuat korban berjatuhan, sehingga KGS beserta keluarga juga meninggalkan wilayah Pajang. Saat perebutan kekuasaan, ia tidak ingin terlibat dan lebih memilih diam karena penderitaan akibat perang antar saudara tidak akan reda.
Ki Gede Sebayu baru memberikan dukungannya saat Pangeran Benowo meminta pertolongan untuk merebut tahta Arya Pangiri di Kesultanan Pajang yang semena-mena dengan rakyat.
Dari sini KGS baru menunjukkan kepemimpinannya, dan bersama Pangeran Benowo berhasil mengusir Arya Pangiri dari Keraton Pajang.
BACA JUGA: Menikmati Keeksotisan Kota Tua di Tegal Sambil Menjelajah Bangunan Bersejarah
Selepas pertempuran di tahun 1587, KGS pamit dan pergi ke barat untuk mengembara melepaskan diri dari segala kehidupan bangsawan. Bersama para pengikutnya, KGS sampai ke Desa Taji (sekarang wilayah Bagelan).
Mereka meneruskan perjalanannya hingga ke Banyumas untuk berziarah ke makam Ayah Ki Gede Sebayu. Lalu terus melanjutkan hingga menyusuri pantai utara dan singgah di Padepokan Kyai Gede Wonokusumo.
Di Padepokan inilah, KGS mendapat bantuan dari Kyai Gede dengan menitipkan rombongannya ke daerah sepanjang Kali Gung. Mereka ditempatkan sesuai dengan keahliannya masing-masing.
Kedatangan rombongan KGS juga memberikan motivasi masyarakat setempat untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi.
Mengatur strategi pembangunan
Ki Gede Sebayu menempatkan para pengikutnya sesuai dengan keahlian dan minat mereka. Terdapat ahli kerajinan dan pertukangan, ahli pertanian, dan ahli tenun.
Keluarga KGS masuk ke dalam ahli kemasan atau ahli tenun. Saat mengamati perkembangan ekonomi yang belum maju, KGS bersama Kyai Sura dan Kyai Jaga sura berjalan keliling gunun selapi.
Mereka menemukan sebuah kali yang mengalir dari selatan sampai pinggir gunung selapi. Hal ini membuat KGS memiliki ide untuk membendung Kali Gung agar dapat menjadi sumber pengairan pertanian.
Saat ini bendungan tersebut bernama Bendungan Danawarih, di mana sesuai dengan maknanya yang memberikan air.
Tidak hanya memperhatikan perkembangan ekonomi, Ki Gede Sebayu juga mendirikan pondok pesantren sebagai tempat pembelajaran rohani. Di sini terjadi kegiatan belajar Al-Qur’an.
KGS juga sangat terbuka dengan berbagai ulama yang berada di daerah Tegal. Hingga akhirnya gagasan, kerja keras, dan dedikasi KGS membuahkan hasil dan memberikan kemajuan untuk masyarakat sekitar.
BACA JUGA: Batik Khas Tegal, Inilah Seluk Beluk dan Ciri Khas Motif Tegalan
Masyarakat yang saling mengandalkan
Gagasan pembagian keterampilan kerja sesuai keahlian membuat perkembangan daerah cukup signifikan. Para petani bisa memanfaatkan berbagai alat pertanian yang dibuat oleh para pandai besi.
Hal ini menyebabkan perdagangan semakin ramai karena masyarakatnya memiliki keterampilan pertukangan kayu, menjahit, membuat alat dapur, pertambangan emas, dan lain-lain.
Pembuatan jalan desa juga semakin menaikkan taraf hidup masyarakat. Apalagi jiwa gotong-royong saat membangun rumah, hal ini secara tidak langsung menciptakan lingkungan tinggal yang aman.
Dilantik Pangeran Benowo
Pangeran Benowo telah menduduki tahta sebagai raja Kerajaan Pajang dan ingin Ki Gede Sebayu menjadi patihnya. Namun, KGS membuat keputusan tidak dapat meninggalkan rakyat Tegal.
Akhirnya Ki Gede Sebayu dilantik oleh Pangeran Benowo menjadi Demang atau sesepuh Desa Tegal pada 12 April 1580. Nama KGS juga sangat harum di wilayah Mataram akibat keberhasilannya mengelolah wilayah Tlatah Tegal.
BACA JUGA: Kisah Kekalahan Gendowor, Menyisakan Kisah Pilu dan Mengabadikannya dengan Nama Desa Kedokan Sayang
Itu dia 5 fakta Ki Gede Sebayu yang memilik perjalanan hidup yang unik. Kesederhaan dan kerendahan hatinya, membuat KGS tidak berambisi untuk berperang dalam hal merebutkan tahta.***