RADAR TEGAL – Sebagian warga di Kelurahan Sumurpanggang Kecamatan Margadana Kota Tegal mendirikan tenda darurat di pinggir Pantura Kota Tegal, sementara lainnya memilih mengungsi.
Hal itu menyusul banjir yang menggenangi rumah mereka pada Rabu 1 Maret 2023 malam. Ketinggian genangan air itu mencapai pinggang orang dewasa.
Penyebab banjir, karena meluapnya Sungai Kemiri akibat tak mampu menampung curah hujan yang cukup tinggi.
Salah satu warga Wahiding mengatakan banjir yang melanda wilayahnya itu terjadi sejak Kamis 2 Maret 2023 dini hari. Hingga pagi hari, belum juga surut.
“Banjir sejak dini hari tadi karena hujan cukup deras dan lama. Sehingga Sungai Kemiri juga meluap,”katanya.
Sementara Warkonah (62) warga lainnya menuturkan banjir tidak hanya terjadi di luar rumah. Air sudah masuk ke dalam sejak Rabu malam sekitar pukul 20.00 WIB.
“Saya masih was-was takut kalau ada banjir susulan sehingga saya mengungsi ke Kantor Kecamatan Margadana bersama puluhan warga lainnya,”katanya.
Dari informasi yang terhimpun menyebutkan, akibat banjir itu, sejumlah warga memilih mengungsi ke Kantor Kecamatan Margadana dan rumah kerabat. Sebagian juga terpaksa mendirikan tenda darurat di pinggir jalan pantura.
Warga juga menutup sejumlah jalan menuju lokasi banjir. Hal itu mereka lakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Penyebab Banjir
Sementara data dari BPBD menyebutkan, hujan yang melanda wilayah Kota Tegal dengan intensitas sedang hingga lebat mulai mengguyur pada Rabu 1 Maret 2023 sore hari pukul 16.30 – 20.30 WIB.
Akibatnya, sejumlah wilayah tergenang air dengan ketinggian mencapai 55 centimeter di sejumlah wilayah. Antara lain, Kelurahan Tegalsari, Tegal Barat, Kelurahan Panggung Slerok, Kejambon dan Mintaragen Kecamatan Tegal Timur.
Selain itu, juga di Kelurahan Sumurpanggang dan Kalinyamat Kulon Kecamatan Margadana banjir di lokasi ini merupakan yang paling parah.
Masih menurut BPBD, banjir atau genangan air karena penyebabnya karena hujan intensitas sedang sampai tinggi. Rendahnya daerah pemukiman yang merupakan daerah cekungan atau mangkok dan jalan memperparah kondisi.
Penyebab lainnya, rendahnya bibir talud, anak sungai yang dangkal dan buruknya sistem drainase. Termasuk, banyaknya sampah yang mengganggu aliran sungai dan selokan. ***