:
Lokal  

Dialek di Perbatasan Antara Barat dan Tengah, Seputar Bahasa Sunda di Brebes


Daerah perbatasan tempat penutur Bahasa Sunda Brebes
Perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah di tlatah Pasundan (sumber: Historiana)

RADAR TEGAL – Tahukah Anda bahwa Brebes, khususnya daerah kabupaten, memiliki julukan Sunda-nya Jawa Tengah? Hal ini karena sebagian masyarakat di daerah tersebut mempunyai dialek yaitu bahasa Sunda Brebes.

Seperti yang kita tahu, masyarakat di daerah Jawa Tengah umumnya berbahasa Jawa. Kabupaten Brebes juga secara administratif termasuk ke dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah. Tetapi, bahasanya adalah bahasa Sunda Brebes.

Bahasa Sunda sendiri penuturnya adalah masyarakat di Provinsi Jawa Barat. Melihat Brebes yang secara geografis berbatasan langsung dengan Jawa Barat, tidak heran jika penduduknya berbahasa Sunda. Uniknya, dialek yang berkembang adalah bahasa Sunda Brebes yang khas.

Selain karena letak geografis, bahasa Sunda Brebes ini juga memiliki latar belakang sejarah. Menilik kepada zaman di ratusan tahun ke belakang, kita bisa melihat bagaimana peta persebaran bahasa antara Sunda dengan Jawa.

BACA JUGA: Asal Usul Nasi Lengko, Makanan Favorit Masyarakat Pantura Jawa Tengah

Bahasa Sunda di Brebes

Yang membuat dialek khas ini unik adalah kekhasannya. Meskipun nyaris sama, bahasa ini berbeda dengan bahasa Sunda di Jawa Barat. Bahasa Sunda di daerah Jawa Barat umumnya mendapat anggapan bahasa Sunda kasar.

Sementara itu, bahasa Sunda Brebes dianggap sebagai bahasa Sunda halus. Ada kemungkinan hal ini karena masyarakat penutur bahasa Sunda di Brebes sudah mengalami pengaruh bahasa Jawa. Terlebih lagi, pengaruh itu dari bahasa Jawa tingkatan krama inggil.

Karakteristik khusus itu terlihat dalam penuturan kata-kata seperti ini: hayang sare berarti mau tidur, dan dahar sangu berarti makan nasi. Seorang penutur bahasa Jawa pasti mengerti setengah dari kata-kata tersebut. Ya, kata sare dan dahar adalah kosakata krama inggil.

Jadi, perpaduan antara bahasa Jawa dengan bahasa Sunda menghasilkan dialek khas lain. Dialek ini adalah bahasa Sunda Brebes. Bahasa ini menjadi bahasa pengantar sehari-hari masyarakat Brebes. Mulai dari bahasa sehari-hari di lingkungan keluarga hingga masyarakat.

Akan tetapi, penuturan bahasa Sunda hanya sekadar komunikasi lisan saja. Bahasa Sunda tidak ada penggunaannya dalam menulis. Di sekolah pun, bahasa daerah yang diajarkan adalah Sunda dan Jawa. Sejarah Kerajaan Galuh juga menjadi salah satu muatan lokal.

BACA JUGA: Bentukan Politik Kerajaan Mataram di Zaman Dahulu, Inilah Asal Usul Bahasa Ngapak

Sisa pengaruh Kerajaan Galuh

Bagaimana ada penutur bahasa Sunda di wilayah perbatasan Jawa Barat dengan Jawa Tengah ini? Semuanya berawal dari zaman abad ke-7. Salah satu kerajaan kuno yang pernah berdiri di Tatar Pasundan, yakni Indonesia, adalah Kerajaan Galuh.

Kerajaan ini berpusat di Ciamis. Wilayah kekuasaannya pada masa itu mencakup Jawa Tengah bagian barat. Bagian ini termasuk daerah perbatasan Jawa Barat hingga Banyumas sekarang. Jadi, Brebes adalah bagian dari kerajaan ini.

Dari sini, kita ketahui jika orang-orang Sunda di Brebes dan bagian barat Jawa Tengah lainnya sebetulnya bukan pendatang. Mereka adalah penutur bahasa Sunda asli.

Akan tetapi, wilayah bekas kerajaan ini kemudian berada di bawah pengaruh Mataram. Oleh karena itu, bahasanya pun tercampur dengan bahasa Jawa, khusunya bahasa krama inggil. Dialek ini yang kemudian menjadi bahasa Sunda halus.

Sedangkan, wilayah Kerajaan Galuh yaitu Bogor, Sukabumi, hingga Banten masih mempertahankan keaslian bahasa Sunda-nya. Tanpa adanya usak-usuk pengaruh krama inggil, maka bahasa ini masuk kategori bahasa Sunda kasar. Padahal, inilah penutur bahasa Sunda paling asli.

Bahasa daerah atau dialek sendiri tidak terbatas pada wilayah administratif. Apalagi, jika mengingat bahwa pembagian provinsi antara barat, tengah, dan timur adalah bentukan kolonial Belanda.

Itulah penyebab kenapa ada bahasa Sunda Brebes, dari penutur masyarakat yang masuk ke dalam Jawa Tengah. Semoga informasi ini menambah wawasan kita, ya.***

Ikuti Kami di

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *