Haji dan umrah berbeda. Pemahaman tentang ini sebenarnya kerap muncul di materi pendidikan agama Islam, bab Ibadah Haji.
Namun, meski penjelasannya sudah ada di bangku sekolah, banyak masyarakat yang kerap salah mengerti. Meski sama-sama beribadah ke tanah suci, keduanya memiliki banyak perbedaan.
Salah satunya soal masuknya ibadah haji dalam rukun Islam. Namun, umrah tidak termasuk.
Secara umum, haji dan umrah berbeda dari hukum, waktu, dan rukun. Termasuk soal kesiapan fisik dari yang akan melaksanakannya.
Perbedaan dalam Pengertiannya
Haji berasal dari bahasa Arab al-hajju yang berarti al-qashdu, yakni sengaja. Jika menurut definisi syara, haji adalah menyengaja pergi ke Ka’bah untuk melakukan amalan-amalan tertentu.
Sementara, umrah artinya ziarah. Dalam istilah syara umrah adalah menziarahi Ka’bah untuk melaksanakan amalan-amalan tertentu.
BACA JUGA: Kuota Haji 2023 Tanpa Batasan Usia, Indonesia Dapat 221 Ribu
Tidak hanya arti pengertiannya saja yang berbeda, haji dan umrah merupakan dua jenis ibadah yang berbeda pula. Terkhusus dari segi hukum.
Berikut perbedaan antara haji dan umrah dari segi hukum, rukun, waktu dan tempat pelaksanaan. Termasuk kondisi fisik yang dibutuhkan.
Hukum
Ibadah Haji merupakan rukun Islam yang kelima. Hukum menunaikan ibadah haji adalah wajib bagi yang mampu.
Dalil tentang kewajiban haji juga ada dalam Al Quran. Allah SWT berfirman dalam Q.S Ali ‘Imran ayat 97 sebagai berikut :
فِيهِ ءَايَٰتٌۢ بَيِّنَٰتٌ مَّقَامُ إِبْرَٰهِيمَ ۖ وَمَن دَخَلَهُۥ كَانَ ءَامِنًا ۗ وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ
Artinya:”Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia. Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”
Dalam sebuah hadits menyebutkan bahwa kewajiban haji ini hanya berlaku sekali seumur hidup. Adapun pelaksanaan haji berikutnya hukumnya adalah sunnah ya.
Ini juga ada di hadist HR. Ahmad, Nasai, dan Ibnu Majah, “Haji itu wajibnya hanya satu kali, dan selebihnya adalah sunnah.”
Sementara itu, hukum melaksanakan umrah adalah wajib menurut sebagian ulama dan sunnah menurut sebagian yang lain. Artinya, ada perbedaan pandangan di kalangan ulama terkait hukum umrah.
Hukum wajib dalam umrah merujuk pada Al Quran sebagaimana dalam surat Al Baqarah ayat 196. Sedangkan, umrah yang hukumnya sunnah merujuk pada sebuah hadits riwayat Tirmidzi.
“Nabi pernah ditanya mengenai umrah, Apakah umrah wajib? Beliau menjawab tidak, dan ketika kau umrah maka itu lebih baik bagimu.” (HR. al-Tirmidzi).
Rukun
Ada serangkaian amalan yang harus ada baik saat haji maupun umrah. Nah untuk rukun haji terdiri atas ihram, wukuf, tawaf ifadah, sai, tahallul, dan tertib. Sedangkan umrah hanya terdiri dari ihram, tawaf umrah, sai, dan tahallul.
Sementara saat umrah tidak ada wukuf. Selama wukuf, kegiatan jemaah di antaranya mendengarkan khutbah wukuf, memperbanyak zikir, membaca Al Quran, dan memanjatkan doa.
BACA JUGA: Ibadah Haji Punya Aturan Baru, Prioritaskan yang Belum Pernah Haji
Waktu Pelaksanaan
Perbedaan antara haji dan umrah lainnya adalah waktu pelaksanaan. Ibadah haji hanya di bulan haji.
Artinya, haji berdasarkan waktu yang telah ditetapkan oleh syara dan berlangsung sekali dalam setahun. Haji biasanya mulai bulan syawal hingga hari raya Idul Adha.
Sementara itu, umrah adalah ibadah yang tidak terikat oleh waktu. Ibadah ini bisa dilakukan kapan saja atau sepanjang tahun.
Tempat Pelaksanaan
Terdapat perbedaan tempat pelaksanaan antara haji dan umrah setelah miqat. Miqat adalah batas antara boleh tidaknya atau perintah mulai atau berhenti untuk melafadzkan niat.
Dari buku Ensiklopedia Fikih Indonesia oleh Ahmad Sarwat, ibadah haji mulai dari miqat – Mekkah (Masjidilharam) – Arafah – Muzdalifah – Mina. Sedangkan umrah meliputi miqat – Mekkah (Masjidilharam). Tawaf dan sai untuk umrah di Madjidilharam.
Kekuatan Fisik
Selanjutnya adalah hal yang mungkin gampang namun nyatanya ini sangat penting. Yaitu kesiapan fisik bagi para jamaah yang hendak melaksanakan haji atau umrahnya.
Haji membutuhkan waktu yang lebih lama dan rangkaian yang lebih panjang daripada umrah. Sehingga, kekuatan fisik jamaah haji lebih besar dari jamaah umrah. (*)