:

Jam Masuk Sekolah di NTT Pukul 5 Pagi, Mungkinkah Diterapkan di Tegal?


jam masuk sekolah
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri usai memberikan tanggapan terkait jam masuk sekolah

RADAR TEGAL – Beberapa sekolah di Nusa Tenggara Timur (NTT) memberlakukan jam masuk sekolah pukul 05.00 WIB. Belakangan muncul berbagai pertanyaan, salah satunya bagaimana jika hal itu diterapkan di wilayah lain termasuk Tegal?

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fitri saat berkegiatan di Kota Tegal mengatakan tidak menjadi persoalan. Sepanjang, semua sudah siap, baik dari mulai sarana prasarana maupun komponen pendukung lainnya.

“Terkait jam masuk sekolah pukul 05.00 WIB sebenarnya tidak ada masalah kalau memang semuanya sudah siap,”katanya.

Namun, kata Fikri, kalau itu hendak digeneralisir dengan menerapkan di wilayah lainnya, maka akan timbul beberapa persoalan. Seperti, keselamatan dan transportasi.

“Perlu menjadi pertimbangan tengang keselamatan siswa, kesiapan transportasi. Kan di beberapa daerah biasanya belum ada transportasi untuk jam-jam itu,”ujar Fikri.

Oleh karenanya, ujar Fikri, kalau mau menerapkan kebijakan itu di wilayah lain, maka perlu ada pembahasan bersama dengan Dinas Perhubungan dan TNI-Polri.

“Kemarin masukan-masukan itu Gubernur NTT terima dengan baik. Sehingga, sekarang hanya 2 SMA yang menerapkannya yang target lulusannya masuk Akmil,”jelasnya.

Menurut Fikri, Pendidikan merupakan urusan yang sudah desentralisasi. Sehingga, perlu memberikan kesempatan kepada Kabupaten/Kota mengurusi daerahnya masing-masing.

“Kalau sudah desentralisasi maka urus sesuai dengan kewenangan yang ada. Karena, pendidikan itu kompleks 60 persen masyarakat akan terlibat,”jelasnya.

Pendidikan Karakter untuk Menangkal Kenakalan Pelajar

Kemudian, menyikapi maraknya anak berhadapan dengan hukum dan tawuran, Fikri mengatakan salah satu upayanya melalui pendidikan karakter. Tidak hanya mengandalkan pendidikan agama.

“Sebab, kalau di sekolah hanya 2 jam pelajaran, tentu ini tidaklah cukup. Sehingga, harus menyeluruh, seperti sejarah, bahasa, kewarganegaraan atau pendidikan lain yang membantu karakter building,”tandasnya.

Apalagi, ujar Fikri, saat ini pembelajaran bukan hanya kognitif saja. Melainkan juga perlu mengedepankan afektif dan psikomotorik.

“Untuk itu, saat ini kita sedang mendesak Kemendikbudristek untuk membuat konsep pendidikan karakter yang lebih riil. Bukan hanya mendorong, perlu ada formulasi khusus yang lebih riil. Sehingga konsep pendidikan karakter tidak abstrak,”pungkasnya.

Sekedar Informasi, Wakil Ketua Komisi X DPR Ri Abdul Fikri hadir di Kota Tegal untuk memberikan paparan dalam kegiatan Workshop Pendidikan pada Kamis 9 Maret 2023. ***

Ikuti Kami di

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *