:
Lokal  

Kisah Pangeran Benowo, Putra Raja yang Lebih Memilih Menyiarkan Islam


Fakta Hidup Pangeran Benowo
5 Fakta Pangeran Benowo

RADAR TEGAL – Pangeran Benowo merupakan salah satu keturunan bangsawan Jawa yang tidak haus akan kekuasaan. Ia juga sangat memperhatikan integritas dan sikap amanah. 

Meskipun tidak banyak sumber yang membahas Pangeran Benowo, dalam artikel ini akan mengulas beberapa fakta dan sepak terjang hidup anak Jaka Tingkir tersebut. 

Biografi singkat Pangeran Benowo 

Pangeran Benowo merupakan keturunan bangsawan yang lahir di abad ke-17 dan ia pernah berkuasa di Kesultanan Pajang. Namun, karena ia tidak suka dengan politik, akhirnya hanya menjabat selama setahun. 

Kepemimpinan yang singkat itu terjadi karena Pangeran Benowo ingin fokus dalam menyebarkan ajaran agama islam di beberapa daerah Jawa. 

Setelah setahun menjabat, ia memberikan tahta kesultanan Pajang kepada penguasa mataram Sultan Sutawijaya.

Awalnya, kerajaan Pajang tidak menjadi bagian dari kesultanan mataram. Namun, menjadi bagian mataram karena perebutan tahta di Pajang yang terjadi oleh Arya Pangiri dari Demak. 

Saat itu Pangeran Benowo meminta bantuan kepada Sutawijaya untuk melengserkan Arya Pangiri sebab menyalahgunakan kekuasaannya. 

Setelah berhasil menurunkan Arya Pangiri, Pangeran Benowo memberikan wilayah Pajang kepada Sultan Sutawijaya dari Mataram. 

BACA JUGA: 5 Makam Tokoh Berpengaruh di Tegal, Ada Makam Raja Mataram

Silsilah  keturunan 

Pangeran Benowo memiliki darah bangsawan campuran dari Kerajaan Demak, Kerajaan Mataram, dan kesultanan Pajang. 

Ayahnya merupakan Jaka Tingkir yang menjadi penguasa Kesultanan Pajang yang pertama. Gelarnya adalah Sultan Adiwijaya. 

Karena Jaka Tingkir merupakan keturunan dari Ki Kebo Kenanga yang berasal dari Demak, maka Pangeran Benowo juga masih memiliki silsilah dari Kerajaan islam pertama tersebut. 

Menelisik dari keturunan ibunya, Pangeran Benowo masih termasuk ke dalam keturunan langsung Kerajaan Demak. 

Ibunya adalah anak dari Ratu Mas Cempaka, seorang putra Sultan Trenggana di Demak. Hal ini menunjukkan bahwa Pangeran Benowo merupakan penguasa yang darah bangsawannya sangat kuat. 

Terkenal tidak haus kekuasaan 

Sikap Pangeran Benowo yang sangat alim membuatnya tidak haus kekuasaan. Hal ini terbukti pada saat kakak iparnya, Arya Pangiri yang merebut tahta Sultan Pajang. 

Seharusnya yang menjadi sultan Pajang adalah Pangeran Benowo yang merupakan putra kandung sang raja sebelumnya, yakni Jaka Tingkir. Karena ia tidak suka berkonflik, akhirnya Pangeran Benowo menjadi Adipati Jipang Panolan. 

Namun, pada sekitar tahun 1586, Pangeran Benowo bekerja sama dengan Sutawijaya untuk melengserkan Arya Pangiri. Hal ini bukan karena ia ingin berkuasa, melainkan Arya Pangiri kurang adil dalam memimpin. 

Semasa kepemimpinannya, Arya Pangiri lebih sibuk mengurus balas dendam kepada Mataram. Ia juga membuat kehadiran orang Demak sangat banyak dan lebih berpihak dengan mereka. 

Hal itu menyebabkan penduduk asli Pajang tersingkir pelan-pelan, terutama dalam perihal ekonomi. 

Naik tahta menjadi Raja 

Setelah berhasil menjatuhkan tahta Arya Pangiri, Pangeran Benowo naik tahta menjadi raja ketiga di Kesultanan Pajang yang memilki gelar Prabuwijaya. 

Sebenarnya Pangeran Benowo sempat memberikan kekuasaan Pajang untuk Sutawijaya, tetapi ia menolak. 

Akhirnya Pangeran Benowo memerintah Pajang hanya dalam kurun waktu satu tahun. 

Dalam masa pemerintahannya, Pangeran Benowo terkenal sebagai raja yang adil, bijaksana, dan memperhatikan rakyatnya. Ia juga berusaha untuk memajukan kondisi ekonomi rakyatnya saat itu. 

BACA JUGA: Menikmati Keeksotisan Kota Tua di Tegal Sambil Menjelajah Bangunan Bersejarah

Memilih berdakwah dan meninggalkan kekuasaannya

Kepemimpinan Pangeran Benowo sangat singkat dan ia turun dari tahtanya untuk menyebarkan ajaran islam. Kekuasaan Pajang ia berikan kepada Sutawijaya selaku penguasa mataram. 

Sutawijaya tidak lain adalah kakak angkatnya Pangeran Benowo. Akhirnya, Sutawijaya memerintahkan Pangeran Gagak Baning untuk menjadi Adipati Pajang. 

Setelah itu Pangeran Benowo pergi dari Pajang dan menggunakan nama Syekh Abdul Halim. Ia menyebarkan agama islam di Desa Wonomerto, Kecamatan Wonosalam, Jombang. 

Hal tersebut berdasarkan bukti petilasan Pangeran Benowo yang terdapat di wiilayah Pemakaman Benowo Krajan, Surabaya. 

Saat menyebarkan ajaran islam, Pangeran Benowo mencoba pendekatan dengan rebana guntur seni sambil melantunkan shalawat dan doa-doa. 

Melalui kesenian tersebut, Pangeran Benowo membawa pengaruh yang signifikan bagi perkembangan islam. Hingga hari ini penduduk Wonomerto mayoritas beragama islam. 

Beberapa meyakini bahwa makam Pangeran Benowo sungguhan ada di sana. Namun, terdapat juga sumber yang menyatakan bahwa Pangeran Benowo meninggal saat di Desa Penggarit, Pemalang. 

BACA JUGA: Cerita Sejarah Terputusnya Jawa dan Bali Tamat: Goresan Tongkat Siddhimantra Timbulkan Gempa dan Tsunami

Itulah 5 Fakta kehidupan Pangeran Benowo, seorang bangsawan yang tidak gila dengan kekuasaan. Keteladanannya dan sepak terjang hidupnya perlu untuk diketahui semua masyrakat Indonesia.***

Ikuti Kami di

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *