:
Lokal  

Musywil Muhammadiyah di Tegal Dijaga 400 Aparat Gabungan


Musywil Muhammadiyah
400 aparat gabungan amankan Musywil Muhammadiyah di Kota Tegal

RADAR TEGAL – Gelaran Musyawarah Wilayah atau Musywil Muhammadiyah Jawa Tengah di Kota Tegal telah berjalan dengan sukses. Hal itu tidak lepas dari peran aparat keamanan gabungan yang terjun untuk mengamankan jalannya kegiatan sejak 3-5 Maret 2023 lalu.

Sedikitnya ada sekitar 400 orang petugas keamanan gabungan yang turut mengamankan jalannya Musywil Muhammadiyah tersebut. Mereka terdiri dari Polres Tegal Kota, TNI, Pemkot Tegal, Kokam dan unsur lainnya.

Kapolres Tegal Kota melalui Kabag Ops Kompol Tuhirman mengatakan, kegiatan Musywil yang melibatkan pengurus maupun simpatisan Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Jawa Tengah. Sehingga pesertanya mencapai ribuan orang, karenanya, Kepolisian harus melakukan pengamanan yang benar-benar terkoordinasi.

“Kegiatan Musywil Muhammadiyah ini jumlah pesertanya sangat banyak. Sehingga, perlu pengamanan yang benar-benar terkoordinasi,”katanya.

Menurut Kabag Ops, selama jalannya Musywil Muhammadiyah di Tegal, pihaknya sudah menempatkan personel untuk bertugas dengan sebaik-baiknya. Mengingat acara itu melibatkan peserta yang tidak sedikit dan berlangsung selama 3 hari.

Kabag Ops, ada beberapa tempat yang menjadi fokus pengamanan. Yaitu SMK Muhammadiyah 1, GOR Wisanggeni, SMA Muhammadiyah, Shangrilla and, dan Poltek Muhammadiyah.

“Berbagai rangkaian acara digelar di tempat yang berbeda. Sehingga pengamanan harus terkoordinasi,”ujarnya.

Kabagops menambahkan pihaknya merasa terbantu dengan adanya personel gabungan. Baik dari TNI, Dishub, Satpol PP dan Kokam Muhammadiyah.

Hasil Musywil Muhammadiyah di Tegal

Sementara itu, setelah melalui proses persidangan yang panjang hingga voting, Musywil Muhammadiyah Jawa Tengah di Kota Tegal memilih H. Tafsir kembali menjadi Ketua untuk periode 5 tahun mendatang.

Saat menemui sejumlah awak media sesaat setelah penutupan, H. Tafsir mengatakan untuk program kerja tinggal mengimplementasikan hasil Muktamar. Meski begitu, ada 3 hal yang menjadi Penekanan program di Jawa Tegah.

Penekanan pertama, kata H. Tafsir, kaderisasi di seluruh sektor kehidupan, di seluruh profesi. Dalam aspek kehidupan tidak boleh kosong dan harus ada kader Muhammadiyah yang mengisi.

“Keduanya adalah pendirian pusat kader ulama. Karena umat islam butuh ulama-ulama Muhammadiyah yang akan memimpin masyarakat dan pesantren yang saat ini tumbuh pesat,”ujarnya.

Terakhir, kata H. Tafsir, setelah mampu di bidang kesehatan, pendidikan dan sosial, maka Muhammadiyah mencoba untuk membangun ekonomi. Salah satu bentuknya yakni membangun industri.

“Sebab, saat ini sudah ada embrio-embrionya di Jawa Tengah,”tandasnya.

Menurut Tafsir, salah satu embrio yang sudah ada di Jawa Tengah antara lain di Solo yang memproduksi mie instan. Sukoharjo yang memproduksi alat kesehatan.

“Kemudian, di Magelang memiliki pabrik pengolahan kayu. Juga produksi air kemasan di setiap daerah yang masih merupakan industri rumah tangga,”pungkasnya. ***

Ikuti Kami di

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *