:

Pria Ini Raup Rp100 Juta Setahun dari Bisnis Video Tidak Lazim


RADAR TEGAL- Pria raup Rp100 juta dari konten yang tidak lazim. Seorang pria berinisial AM, 51, meraup keuntungan Rp100 juta dalam setahun.

Uang itu berasal dari bisnis video tidak lazim berupa konten asusila. AM kemudian menjadi tersangka karena kontennya.

Jajaran Satreskrim Polresta Bandung pun kini mengamankannya. Namun, AM mengaku tidak tahu jika perbuatannya tersebut melanggar hukum.

Tadinya, AM mengaku jika video itu hanya sekedar hobi. Namun, karena mendatangkan cuan jadi dia membisniskannya.

BACA JUGA: Lato-lato Ngetren, Video yang Memuat Misterinya Viral di Tiktok

Pria raup Rp100 juta itu mengaku awalnya hanya hobi saja. Tidak ada niat untuk menjual video itu.

“Tadinya ya hanya begitu saja, enggak berani malah. Cuma kan saya ada grup ya, saya kasih lihat videonya, nih cantik gitu,” ucap AM.

Bisnis konten video pornografi intip celana dalam wanita AM cukup menggiurkan. Dalam satu tahun, dia bisa meraup pendapatan Rp100 juta.

Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo tidak menampik jika tersangka AM (51) bisa berhasil meraup keuntungan Rp100 juta per tahun.

Kata Kusworo, AM memiliki sebuah grup di media sosial yang mana berisikan para member atau pelanggan video buatannya.

BACA JUGA: Mudah Banget! Download Video Youtube Pakai Y2Mate

“Untuk yang followersnya itu sudah 11.500 pengikut dan member di grup yang berbayar sudah 1.531,” kata Kusworo di Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jumat, 6 Januari 2023.

Setiap orang yang akan bergabung sebagai member di grup itu, wajib membayar uang sebesar Rp50.000 sampai Rp100.000.

Dari konten video tersebut, Kusworo mengkalkulasikan keuntungan yang didapat tersangka mencapai Rp100 juta per tahun.

“Sudah setahun ini dan meraup keuntungan karena untuk bisa masuk ke dalam grup di media sosial rata-rata per orang membayar Rp50 ribu sampai Rp100 ribu sehingga dikalkulasikan sejak pertama kali grup dibuat sudah sekitar Rp100 juta,” jelasnya.

Adapun motif tersangka melakukan perbuatan tidak terpuji itu adalah desakan ekonomi dan kesenangan pribadinya.

“Motifnya pada awalnya yang bersangkutan senang, jadi untuk koleksi pribadi. Jadi setelah videonya jadi kemudian ditonton untuk konsumsi pribadi,” tutur AM.

Namun demikian, ketika sudah bertemu dengan temannya, temannya menyarankan kenapa video itu tidak dia gunakan untuk mencari uang. (*)

Ikuti Kami di

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *