RADAR TEGAL – Puter Pelung merupakan nama salah satu jenis burung yang saat ini juga mulai banyak penggemarnya setelah beberapa decade pamornya kalah dengan burung kicau. Memiliki nama ilmiah Streptopelia risorii, burung ini ternyata memiliki suara yang cukup mendayu saat berbunyi.
Orang yang mendengarnya seolah-olah merasakan kesedihan dari suara yang keluar itu. Tidak hanya, memiliki suara yang mendayu, puter pelung juga dipercaya sebagai penanda waktu bagi manusia.
Selain burung perkutut, masyarakat juga memiliki kepercayaan jika burung ini juga memiliki tuah bagi pemeliharanya. Merangkum dari berbagai sumber, berikut akan kami sajikan seputar fakta dan mitos yang melekat pada burung ini.
1. Ciri Puter Pelung
Burung puter pelung memiliki ciri warna bulunya cenderung berwarna coklat muda, meskipun ada yang berwarna putih (albino). Jika melihat warna bulu dan ciri fisiknya dengan puter local, maka hamper tidak ada perbedaan.
Satu hal yang membedakannya dengan local hanya pada suaranta saja. Pada burung ini suaranya agak Panjang dan hampir sama seperti orang yang menangis, sedangkan pada puter local suaranya cukup pendek.
Kemudian, untuk membedakan antara yang jantan dan betina, memang agak sulit, namun, kita bisa mengetahuinya dari ciri fisiknya. Untuk yang jantan memiliki postur tubuh yang lebih besar dari pada betina.
Selanjutnya, sorot mata jantan lebih tajam dari yang betina. Selain itu, pada bagian punggung jantan agak melengkung ke atas atau agak cembung, sementara yang betina melengkungnya ke dalam atau cekung.
2. Berumur panjang
Kalau kita membandingkan dengan burung lain, maka usia puter pelung ini cukup Panjang sampai 15 tahun bahkan lebih. Akan tetapi, hal ini belumlah memiliki kepastian,
Hal itu karena sebagian besar orang yang memerliharanya tidak pernah menghitung usia peliharaannya.
Baca Juga: Burung Perkutut Membawa Pertanda Ini, Yuk Cek! Baik atau Malapetaka?
3. Bukan Burung Endemik Indonesia
Sebagian besar masyarakat mengenalnya merupakan hewan asli Indonesia. Padahal, sebuah penelitian membuktikan, jika burung ini berasal dari luar negeri.
Burung ini merupakan hasil domestikasi atau penjinakan di Indonesia. Bahkan konon pada sekitaran abad ke-16, burung ini juga banyak ditemukan di Eropa.
4. Pembawa Keberuntungan dan Penanda Waktu
Selain perkutut, masyarakat juga mempercayai kalua burung ini akan membawa keberuntungan bagi pemiliknya. Sehingga, pada zaman dulu, banyak masyarakat yang sengaja memeliharanya dengan harapan hidupnya akan berlimpah rezeki dan nasib baik penuh keberuntungan.
Tidak hanya tuah, masyarakat juga menganggap suara burung ini merupakan penanda waktu. Membantu pemiliknya untuk mengingat waktu-waktu tertentu.
Meski sempat meredup pamornya karena kalah dengan burung kicau lainnya, puter pelung saat ini kembali bangkit. Ada saja pihak-pihak yang menyelenggarakan perlombaan burung pelung, biasanya, burung yang menjadi juara harganya akan semakit tinggi. (*)