RADAR TEGAL – Jembatan Kalierang yang berlokasi di Desa Cilongok, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, kondisinya semakin memprihatinkan.
Terkait hal itu, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Tegal tidak tutup mata.
DPUPR telah mengusulkan beberapa kali untuk perbaikan jembatan tersebut. Hanya saja, jembatan yang berdiri sejak 1980 itu, belum juga ada perbaiki karena keterbatasan anggaran.
Kepala DPUPR Kabupaten Tegal Hery Suhartono melalui Kabid Jalan dan Jembatan M Nuh mengatakan, Jembatan Kalierang yang merupakan perbatasan Desa Cilongok dengan Desa Karangjambu itu, usianya memang cukup tua.
Jembatan yang merupakan jalur ekonomi, pendidikan dan mobilitas masyarakat di sejumlah desa itu, diakui kondisinya rusak.
“DPUPR sudah beberapa kali mengajukan usulan untuk perbaikan Jembatan Kalierang Cilongok sejak tahun 2019, 2020, 2021. Tetapi karena keterbatasan kemampuan APBD Kabupaten Tegal, sehingga belum dianggarkan,” kata Nuh, Kamis 9 Februari 2023.
Dengan keterbatasan anggaran dalam APBD Kabupaten Tegal, lanjut dia, tidak lantas DPUPR diam. Pihaknya sudah mengusulkan perbaikan jembatan itu ke Pemerintah Pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Pemprov Jateng.
“Tapi sampai sekarang, belum direalisasi,” ujarnya.
Akses Stategis dan Jalur Utama
Dia menyatakan, Jembatan Kalierang yang merupakan akses stategis dan jalur utama untuk menuju wisata Prabalintang dan wisata religi di Ponpes Cikura itu, membutuhkan anggaran cukup besar. Perkiraan anggaran untuk pembangunan Jembatan Kalierang mencapai Rp 18 miliar.
“Anggaran itu termasuk untuk mereposisi pondasi jembatan agar nantinya tidak melewati jalan terjal dan curam,“ ucapnya.
Dia mengemukakan, jembatan itu semula memiliki bentang 45-50 meter. Rencananya nanti ada 3 bentangan , yaitu 15 meter, 60 meter dan 15 meter.
Sementara itu, kontruksi bawah 2 abutmen dan 2 pilar. Sedangkan bangunan atas menggunakan girder komposit ukuran 2 x 15 meter dan menggunakan rangka baja 60 meter.
“Ini karena pindah trase jalan agar lebih landai. Jika anggaran terbatas, maka sesuai trase existing cukup dengan bentang 60 meter,” tukasnya.
Diberitakan sebelumnya, Jembatan Kalierang kondisinya memprihatinkan. Besi jembatan mulai lepas dan rapuh. Selain itu, pondasi jembatan juga terkikis derasnya air sungai. Kendati masih tetap menggunakannya, tapi warga khawatir jembatan tiba-tiba ambruk saat ada kendaraan yang melintasinya. (YERI NOVELI)
