Namun demikian Umi mengaku senang ketika melihat nilai-nilai kebersamaan dan kegotong-royongan ini masih ada dan tumbuh di lingkungan masyarakat modern. Salah satunya tercermin lewat pembangunan sarana peribadatan berupa musala ini.
“Saya ikut senang, di tengah kemerosotan nilai-nilai luhur kehidupan sosial masyarakat, warga Pagedangan masih bisa bergotong-royong membangun musala sebagus ini. Semoga selain bisa menambah kerukunan antarwarga, juga bisa membangun iklim lingkungan yang lebih agamis,” kata Umi.
BACA JUGA: 229 PNS Dilantik, Bupati Tegal Umi: Harus Sabar
Lebih lanjut, Umi berharap, warga setempat bisa memanfaatkan rumah ibadah ini sebaik-baiknya. Termasuk meramaikannya dengan kegiatan yang bermanfaat lewat aktivitas keagamaan. Kegiatan rutin remaja musala, menumbuhkan komunitas seni rebana dan aktivitas keagamaan lainnya.
“Anak-anak muda harus didorong untuk memakmurkan musala, menjadikan musala sebagai episentrum kegiatan rohani generasi muda, apakah itu kajian sosial keagamaan, pendidikan Alquran, kegiatan seni rebana ataupun kegiatan bernafaskan Islam lainnya,” ujarnya.
Senada dengan Umi, Kepala Desa Pagedangan Wahrudin menuturkan jika terbangunnya Musala Al Hidayah ini merupakan perwujudan kerukunan dan kebersamaan masyarakat Pagedangan.
“Kita sama-sama mendirikan musala, membangun musala ini dan alhamdulillah sekarang sudah berdiri kokoh sesuai dambaan warga. Ini menandakan lingkungan di sini masih memiliki semangat kebersamaan yang tinggi,” ujarnya. ***
