Karenanya pemda harus bisa memberikan imbauan kewaspadaan ke warganya dan selalu berkomunikasi dengan pemerintah provinsi ketika menemui kendala terkait kewenangan di lapangan.
“Intensitas hujan yang tinggi ini menurut BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) akan terjadi sampai bulan Februari,” ungkap Ganjar.
“Jadi saya minta bupati dan walikota bisa sering mengecek kesiapan peralatan dan kelengkapannya untuk persiapan jika terjadi bencana,” tambahnya.
Hal yang dengan penyampaian Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati. Dia mengatakan Jawa Tengah masih berpotensi mengalami hujan.
Intensitasnya, beber Dwikorita, sedang hingga lebat di sejumlah daerah. BMKG mengimbau masyarakat agar tetap mewaspadai angin kencang.
Prediksi BMKG kecepatan angin dalam beberapa hari ke depan mencapai 35 knot atau sekitar 60 kilometer per jam.
Dwikorita pun meminta masyarakat yang tinggal di wilayah pegunungan mewaspadai potensi terjadinya tanah longsor.
Bencana Banjir di Kabupaten Tegal Jadi Perhatian BNPB
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto menyerahkan bantuan logistik Rp1,5 miliar untuk wilayah terdampak bencana.
Antara lain di Kabupaten Demak, Jepara, Pati, Rembang, Kendal, Batang, Pemalang, Tegal, Brebes, dan Kota Tegal. Setpa daerah menerima Rp100 juta.
Sedangkan untuk Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan masing-masing menerima Rp150 juta.
Kemudian Kota Semarang yang memiliki area terdampak paling luas menerima bantuan senilai Rp200 juta.
“Keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi yang harus dipenuhi pemerintah. Masyarakat yang sudah menderita harus segera kita penuhi kebutuhan dasarnya,” pungkas Suharyanto.***
