:

Sekda Ingatkan Pentingnya Penguatan Spirit Kebangsaan dalam Kehidupan Beragama


RADAR TEGAL- Sekda mengingatkan pentingnya penguatan spirit kebangsaan. Penguatan identitas keagamaan dan penguatan identitas kebangsaan tidak boleh ada pemisahan apalagi sampai ada pertentangan.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tegal Widodo Joko Mulyono menyampaikannya pada acara tasyakuran peringatan Hari Amal Bhakti (HAB) ke-77. Acara Kementerian Agama RI tingkat Kabupaten Tegal itu berlangsung di GOR Trisanja, Slawi, Selasa, 03 Januari 2023.

Penguatan identitas keagamaan jika ada pemisahan dari spirit berbangsa dan bernegara akan melahirkan radikalisme beragama. Sebaliknya, penguatan identitas berbangsa dan bernegara jika ada pemisahan dari spirit beragama menjadi peluang sekularisme dan liberalisme.

BACA JUGA: Bupati Tegal Salurkan Bantuan ke Warga Terdampak Banjir

“Agama dan negara ini saling membutuhkan, saling mengokohkan untuk kebahagiaan hidup umat manusia,” kata Sekda Joko.

Insiden warga Cilebut, Bogor yang melarang perayaan ibadah Natal di rumah seorang warga beberapa waktu lalu. Termasuk kesulitan sejumlah kelompok minoritas memperoleh izin membangun rumah ibadahnya adalah fenomena masih adanya potensi konflik dalam kehidupan beragama masyarakat Indonesia.

“Ini tidak hanya jadi PR Kementerian Agama saja, tapi tanggung jawab kita bersama dalam membangun peradaban cinta kasih yang menyatukan kehidupan bangsa ini dan mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila secara nyata,” ujarnya.

Kementerian Agama, lanjut Joko memiliki tugas memoderasi kehidupan beragama di tengah tantangan menguatnya identitas keagamaan kelompok masyarakat tertentu. Hal ini terlepas dan menjauh dari koridor nilai-nilai kebangsaan, falsafah Pancasila yang mempersatukan bhineka tunggal ika.

BACA JUGA: Banjir Kepung Kabupaten Tegal, Bupati Diminta Desak Provinsi Normalisasi Sungai

Kemajuan teknologi internet dan media sosial menjadi tantangan berat setiap elemen bangsa. Utamanya dalam menjaga kerukunan antarumat beragama dan mencegah keterbelahan antarumat. Sebab di era digital society 5.0 ini, setiap orang bisa dengan mudah membuat konten dan mengunggahnya ke platform media sosial. Kemudian ribuan bahkan jutaan pemirsa akan menyaksikannya.

Namun demikian, tidak semua konten ataupun informasi yang itu layak menjadi referensi ataupun literasi yang memajukan dan mencerahkan kehidupan bangsa ini. Ada konten-konten tertentu yang terindikasi kuat memecah-belah kehidupan rukun antarumat beragama.

Bahkan dalam satu agama itu sendiri hanya karena perbedaan madzab, perbedaan aliran.

Hal tersebut sesungguhnya pendiri negara telah mengantisipasi melalui rumusan konstitusi UUD 1945. Dengan memformulasikan bentuk negara Indonesia sebagai negara kesatuan dan Pancasila sebagai dasar negaranya.

“Konstruksi kenegaraan ini sudah final dan sudah teruji lewat serangkaian peristiwa bersejarah seperti pemberontakan PKI, PRRI Permesta, DI/TII, GAM hingga KKB Papua,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tegal Akhmad Farkhan menjelaskan, tema besar HAB tahun 2022 adalah Kerukunan Umat untuk Indonesia Hebat. Tema ini membawa pesan mendalam di kehidupan umat beragama untuk saling bertoleransi demi terwujudnya Indonesia yang semakin solid.

Pada akhir acara, ada hadiah pemenang “Kemenag Cup” dari sejumlah perlombaan dari Kantor Kementerian Agama seperti festival hadroh dan penghargaan pakaian adat nusantara terbaik. Tidak lupa, undian grand prize pada kesempatan ini.

Eko Yuliani, guru MTs Negeri 2 Tegal berhak mendapatkan hadiah umrah. Eko pun menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tegal sebagai penyelenggara acara peringatan HAB ke-77 Kemenag.

“Terima kasih, lewat peringatan HAB ini saya bisa mendapatkan kesempatan umrah gratis,” tutur Eko yang mengaku bermimpi mendapatkan bayi malam sebelumnya. (*)

Ikuti Kami di

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *